32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.4 Konsentrasi Bakteri Uji
Bakteri Uji Zona Hambat
Difusi Konsentrasi Hambat
MinimumKHM Agar Dilusi
Bacillus subtilis 7,3 x 10
6
sel mL 1,05 x 10
5
sel mL Staphylococcus aureus
6,1 x 10
6
sel mL 1,77 x 10
5
sel mL
4.7 Uji Aktivitas Antibakteri
Pada penelitian ini uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan dua metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi agar. Metode difusi dilakukan dengan cara
silinder untuk menuntukan besarnya diameter zona bening yang terbentuk di sekeliling silinder. Silinder yang digunakan terbuat dari stainless steel dengan
diameter 6 mm. Adapun alasan pemilihan silinder dikarenakan kapasitasnya yang lebih besar jika dibandingkan dengan kertas cakram, sehingga jumlah larutan
yang dimasukkan ke dalam silinder dapat lebih banyak. Sedangkan metode dilusi agar, digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum ekstrak. Metode
ini dipilih karena setelah dilakukan penentuan nilai konsentrasi hambat minimum menggunakan metode dilusi cair cara pengenceran serial dalam tabung, kekeruhan
larutan sulit diamati, dikarenakan larutan uji kombinasi ekstrak temu putih dan mahkota dewa sudah berwarna keruh karena adanya interaksi ekstrak dengan
medium Bohm, 2009.
4.7.1 Diameter Zona Hambat Cara Silinder
Pengukuran diameter zona hambat ditunjukkan pada zona bening yang terbentuk di sekitar silinder.
Diameter zona hambat ≤ 6mm tidak ikut dihitung dan digolongkan sebagai zona hambat resistensi dimana diameter zona bening yang
terbentuk lebih kecil dari diameter silinder stainles steel Devi et al., 2007. Hasil zona hambat ekstrak terhadap Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus
dipaparkan dalam tabel 4.5.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5 Diameter Zona Hambat terhadap Bacillus subtilis Jumlah Ekstrak
ring Temu Putih mm
Mahkota Dewa mm Kombinasi mm
Non-Iradiasi Iradiasi
Non-Iradiasi Iradiasi Non-Iradiasi Iradiasi
1000 µg 12,5
12 11
10,25 12
11,5 100 µg
11,75 10
10 9,5
11 10,75
10 µg -
- -
- -
- Kanamisin 30 µg
18 18
18 18
18 18
Etanol 10 ring = 50µL
Tabel 4.6 Diameter Zona Hambat terhadap Staphylococcus aureus Jumlah Ekstrak
ring Temu Putih mm
Mahkota Dewa mm Kombinasi mm
Non-Iradiasi Iradiasi
Non-Iradiasi Iradiasi Non-Iradiasi Iradiasi
1000 µg 12,5
10 9
9 9,5
9,25 100 µg
12 9,25
8,25 8,5
8,75 8,75
10 µg -
- -
- -
- Kanamisin 30 µg
14 14
14 14
14 1
Etanol 10 ring = 50µL
Pada uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi menggunakan silinder stainless steel ini sebanyak 50 µ L ekstrak etanol kombinasi temu putih dan
mahkota dewa dengan konsentrasi 20000 ppm, 2000 ppm dan 200 ppm masing- masing dimasukkan ke dalam ring yang sebelumnya telah di letakkan di atas
permukaan agar, sehingga setiap ring tersebut mengandung ekstrak sebanyak 1000 µg, 100 µg dan 10 µg. Berdasarkan hasil pengamatan uji daya hambat yang
dilakukan terhadap ekstrak etanol rimpang temu putih tunggal, ekstrak etanol buah mahkota dewa tunggal dan kombinasi temu putih dengan buah mahkota
dewa hasil iradiasi dan non iradiasi terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi cara silinder, menunjukkan bahwa
ekstrak memiliki zona bening yang lebih besar dengan adanya peningkatan konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar aktivitas
antibakteri yang dihasilkan.
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak etanol temu putih menunjukkan adanya zona hambat terhadap kedua jenis bakteri uji, dimana zona bening yang terbentuk berada pada kisaran 9-12