Keunggulan Pengguanaan Iradiasi Gamma Legalitas Iradiasi

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu unit energi radiasi yang terserap sebesar 1 kJkg bahan yang setara dengan 100 rad Dwiloka, 2002. Berikut ini beberapa penentuan dosis radiasi dan tujuannya: Tabel 2.1. Penentuan Dosis Iradiasi Dwiloka, 2002 No. Tujuan Pengawetan Dosis kGy 1. Pasteurisasi radurisasi 1-5

2. Menghilangkan mikroba patogen radisidasi

1-10

3. Menghilangkan serangga disinfestasi

0.2-0.8

4. Sterilisasi radappertisisasi

10-60 5. Menunda kematangan pada buah-buahan 0.10-0.12

6. Menghambat pertumbuhan tunas pada umbi-umbian

0.10-3.00

2.8.3 Keunggulan Pengguanaan Iradiasi Gamma

1. Produk yang diproses bebas bahan kimia berbahaya, karena iradiasi tidak meninggalkan residu dan tidak membuat produk menjadi radioaktif. 2. Iradiasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan atau bebas polusi, karena tidak ada limbah proses yang terlepas atau dibuang ke lingkungan. 3. Iradiasi dapat membunuh atau mensterilkan jenis serangga dengan dosis yang rendah dan tidak menimbulkan resistensi pada serangga, seperti yang dapat terjadi fumigasi dengan pestisida. 4. Iradiasi membutuhkan dosis yang cukup rendah, sehingga akan menguntungkan dari segi waktu, biaya dan kemungkinan perubahan mutu produk segar yang diproses. 5. Iradiasi merupakan perlakuan karantina yang berspektrum luas, karena keampuhannya tidak terbatas pada jenis serangga dan komoditas tertentu saja. 6. Bila dibandingkan dengan iradiasi menggunakan sumber lain seperti halnya sinar UV, sinar α, β, dan sinar x, penggunaan iradiasi gamma lebih menguntungkan karena kemampuan penetrasinya yang sangat baik sehingga dosis yang diterima oleh bahan yang diiradiasi dapat dijamin kesaragamannya dan bahan dapat diiradiasi setelah dikemas Maha. 1997 dan Winarno et al., 2010. 18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.4 Legalitas Iradiasi

Bukti keamanan pangan iradiasi merupakan syarat utama bagi diterimanya proses ini secara legal oleh pemerintah di suatu negara. Dengan adanya rekomendasi dari JECFI 1980 yang menyatakan bahwa semua makanan yang diiradiasi sampai dosis 10 kGy aman untuk dikonsumsi manusia, maka kepercayaan dunia akan teknologi ini semakin nyata. Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah negara yang memberikan izin secara legal serta meningkatnya jumlah macam bahan makanan yang diperbolehkan untuk diiradiasi. Kalau sampai tahun 1980 baru 22 negara yang memberikan izin, maka tahun 1988 sudah menjadi 33 negara dan tahun 1991 telah meningkat lagi menjadi 36 negara, termasuk Indonesia FAOWHOIAEA, 1991 dikutip dari Dwiloka, 2002. The Joint Expert Committee on Wholesomeness of Irradiation Foods JECWIF yang mewakili WHO, IAEA dan FAO mendukung sepenuhnya penyusunan peraturan makan iradiasi yang berlaku di seluruh dunia yaitu CODEX General Standard for Irradiated FoodsCODEX Alimentarius 1984-Rev.-2003 Anonim, 2003. Di Indonesia, izin penggunaan radiasi untuk pengawetan makanan telah dikeluarkan sejak Desember 1987. Izin tersebut dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan No.826MENKESPERXII1987, tertanggal 29 Desember 1987. Hal-hal pokok yang diatur dalam peraturan tersebut antara lain pengawasan iradiasi makanan dan peredaran bahan makanan iradiasi Dwiloka, 2002.

2.8.5 Iradiator Karet Alam IRKA

Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Sebagai Antibakteri untuk Mencegah Serangan Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

8 111 70

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.)

11 97 60

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (in vitro)

8 92 64

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa.Scheff (Boerl)) Terhadap Enterococcus faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

2 65 72

Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

1 34 73

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) Dengan Basis Vanishing Cream Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhad

2 6 12

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (SCHEFF.) BOERL) Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (SCHEFF.) BOERL) Basis Cold Cream Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Staph

0 2 12

Senyawa Antibakteri Fraksi Etanol Buah Mahkota Dewa Masak (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) terhadap Staphylococcus aureus - Ubaya Repository

0 0 1

POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK DIETHYL ETHER DAUN MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA (SCHEFF.) BOERL) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS Arsyik Ibrahim

0 0 7