3. Metatesis Menurut Badudu 1985:64 gejala metatesis adalah gejala yang
memperlihatkan pertukaran tempat satu atau beberapa fonem.
2.2 Semantik Sebagai Kajian Makna
Kajian tetang semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna arti, ingris: meaning. Istilah semantik baru muncul dan
diperkenalkan melalui organisasi filologi Amerika America Philological Assocition tahun 1894 Goseriu dan Gecheler dalam Pateda 1985:3 menyatakan bahwa istilah
semantik yang mulai populer tahun 50-an mula-mula diperkenalkan oleh Sarjana Prancis yang bernama M. Breal pada tahun 1883. Semantik sebagai disiplin ilmu
muncul pada abad ke-19. Sematik sebagai kajian makna, yang terdapat dalam kalimat dan makna yang muncul dalam pembicaraan tentang kata yang disebut makna kata.
Pembicaraan dengan makna katapun menjadi objek semantik. Jadi merupakan bidang yang sangat luas tentang makna. Para ahli berpendapat semantik adalah studi tentang
makna. Menurut mereka semantik mengamsusikan bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia
manusia. Menurut Pateda 1996:7 secara empiris sebelum seseorang berbicara dan ketika seseorang mendengar ujaran seseorang terjadi proses mental pada diri
keduanya baik pada pembicara maupun pihak pendengar terjadi proses pemaknaan, dengan kata lain semantik berobjekkan makna.
Menurut George 1964 dalam Peteda 1996:7 semantik adalah bahasa yang terdiri dari struktur yang merupakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam
pengalaman dunia manusia. Sedangkan Verhaar 1988:32 mengatakan bahwa semantik berarti teori makna atau teori arti yang terdapat dalam kata.
Menurut Parera 1982:16-18 Secara umum teori semantik tentang makna dibedakan atas:
1. Teori Refrensial yaitu makna sebuah kata cenderung semantik leksikal dalam
arti makna yang ditujukan oleh kata itu, atau objek yang ditunjuk oleh objek. 2.
Teori Kontekstual mengisyaratkan bahwa sebuah kata atau simbol ujaran mempunyai makna jika ia lepas dari konteks. Walaupun demikian ada pakar
semantik yang berpendapat bahwa kata mempunyai makna dasar atau primer yang terlepas dari konteks situasi. Dan kedua kata itu baru mendapatkan
makna sekunder sesuai dengan konteks situasi. Jadi begitu pentingnya konteks situasi dalam analisis makna.
3. Teori mentalisme atau konseptual yaitu makna adalah konsep, ide, gagasan
yang ditambahkan oleh kata itu. Dalam arti sebuah kata adalah konsep atau gagasan yang berhubungan dengan kata tersebut.
4. Teori pemakiaan, adalah kata tidak mungkin digunakan dan bermakna untuk
semua konteks karena konteks itu selalu berubah dari waktu ke waktu. Maka makna sebuah ujaran dibentuk oleh pengguna dalam masyarakat bahasa.
Jadi jelas bahwa berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkankan semantik adalah studi yang mengkaji tentang makna yang berarti teori makna atau
teori arti, makna kata, makna kalimat, makna ujar, makna harfiah, dan non harfiah.
2.3 Jenis Makna