Siska Utami. Suatu hari Siska bertandang ke rumah Ronny. Ketika dia bertemu Gina, Siska bertanya dimana kakaknya, lantas Gina ngejawab di kamar, Gitu Loh. Esoknya
si Siska di kantor ikut-ikutan latah dia ngucapin kata Gitu Loh...di tiap akhir pembicaraan.
2.7 Pembagian Bahasa Gaul
Semua kelompok sosial di dalam masyarakat mempunyai potensi untuk mempunyai bahasa dengan ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan kelompok
lain. Dengan kata lain, setiap kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat memiliki variasi atau ragam bahasa tersendiri didasarkan atas perbedaan faktor-faktor
sosial, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Pengujar bahasa gaul umumnya adalah para remaja, kaum selebritis dan
waria. Seperti penjelasan yang telah dipaparkan oleh penulis sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya, penulis
juga mencoba melanjutkan penelitian terhadap bahasa gaul dengan meneruskan penelitian yang telah dilakukan oleh Sondang Manik 2004 yang membagi bahasa
gaul kedalam dua bagian, yakni bahasa gaul umum dan bahasa gaul khusus.
2.7.1. Bahasa Gaul Umum
Bahasa gaul umum adalah bahasa yang sering digunakan oleh muda-mudi, khususnya yang tinggal di daerah perkotaan untuk bertemu atau bersahabat di tengah
masyatakat. Bahasa gaul umum banyak ditemukan pada sinetron-sinetron di TV, majalah-majalah dan tabloid remaja.
2.7.2. Bahasa Gaul Khusus
Variasi atau ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang akan dinilai baik apabila masyarakat memberikan penilaian yang tinggi atau baik terhadap
para penuturnya. Nilai tinggi yang diberikan oleh masyarakat terhadap penutur itu memberikan prestise kepada ragam bahasanya, lebih dari ragam-ragam lain yang
digunakan oleh golongan lain, begitu juga dengan bahasa gaul khusus yang pada awalnya merupakan bahasa rahasia antar sesama kaum waria. Penilaian masyarakat
yang buruk terhadap kaum waria juga memberikan nilai buruk terhadap ragam bahasanya, hal inilah yang kemudian memacu penilaian bahwa setiap orang yang
menggunakan bahasa kaum waria sama buruknya dengan komunitas penuturnya Kaveriana, 1996:18 namun seiring dengan masuknya ragam bahasa waria ini ke
dalam lingkungan selebritis yang di bawa oleh para waria yang hampir sebagian besar berprofesi sebagai penata rias artis. Sedikit demi sedikit penilaian masyarakat
berubah terhadap ragam bahasa waria tersebut. Anggapan masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan bahwa artis merupakan idola, pembawa trend, dan memiliki
pergaulan yang luas membuat masyarakat, terutama masyarakat kalangan muda berlomba-lomba meniru apa saja yang dilakukan oleh artis pujaanya termasuk
menggunakan bahasa yang mereka pakai dalam berkomunikasi agar mereka juga dikatakan sebagai anak gaul dan tidak ketinggalan zaman. Hal inilah yang kemudian
memicu bergantinya nama ragam bahasa rahasia di kalangan waria tersebut menjadi bahasa gaul.
Bahasa gaul khusus tidak memliki sistem yang teratur dalam penciptaan kata- katanya, hanya saja pola dasar kalimatnya sama dengan bahasa gaul umum karena
sama-sama digunakan dalam siuasi non formal. Bahasa gaul khusus dapat dikategorikan sebagai bahasa rahasia, karena hanya digunakan oleh sekelompok
orang tertentu, terutama kaum waria untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa gaul khusus ini pasti akan berubah kerahasiannya apabila telah dimengerti dan
dipakai oleh banyak orang secara umum dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan bahasa gaul di kalangan muda yang semakin tinggi intensitasnya
membuat istilah kosakata dalam bahasa gaul tersebut semakin bertambah dan perumusnya menjadi tidak tetap. Istilah-istilah yang unik tersebut kemudian diangkat
oleh Debby Sahertian dan dibuat menjadi sebuah buku dengan judul Kamus Bahasa Gaul Kamasutra Bahasa Gaul.
2.8 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan