keadaan-keadaan kesadaran yang mempersatukan spiritual dan transenden .
Transformasi kesadaran merupakan tinjauan pokok dari psikologi transpersonal, yakni studi mengenai pengalaman-pengalaman yang mendalam,
perasaan keterhubungan dengan pusat kesadaran semesta, dan penyatuan dengan alam. Ada kesepakatan umum dari para tokoh cabang psikologi ini, untuk tidak
mengidentikkan mazhab ini dengan keagamaan secara formal. Psikologi transpersonal bukanlah agama, bukan ideologi, bukan juga metafisika dan bahkan bukan New Age
seperti praktik aura, crsytal, aromatherapy, kajian UFO, dll meskipun ada sedikit irisan dengannya.
58
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Bimbingan dan Penyuluhan
SMAIT Al-Madinah, Bogor
Faktor pendukung dan penghambat yang ada di SMAIT Al-Madinah, Bogor, adalah masalah sarana dan prasarana.
59
Hal ini merupakan penyebab yang seringkali menjadi masalah yang tidak dapat dipungkiri oleh petugas BP saat menangani siswai
bermasalah. Kurangnya sara dan prasarana ini kemudian menyebabkan penyelesaian kasus siswai bermasalah kurang maksimal, tidak sampai pada akarnya. Sehingga
masalah yang sering dihadapi siwai itu terus terulang kembali. Membimbingan dan menyuluh siswai bermasalah adalah tugas yang cukup
berat dalam membentuk dan membina seorang siswai agar bisa berkembang dengan baik, baik keilmuan maupun moral. Sebab itu, guru BP sangat dibutuh di wilayah
58
Mazhab transpersonal, terbagi dalam empat cabang, yaitu: Kelompok mistis-magis, Kelompok tingkat kesadaran alternatif, Kelompok transpersonalis posmodern, Kelompok integral.
Kelompok keempat ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh ketiga kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep psikologi transpersonal dari
aliran pramodern dan posmodern. Abraham Maslow, “Psikologi Sains,” Bandung: Teraju, 2004, Cet. Ke-1, h. X.
59
Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.
akademis. Karena lingkungan akademis merupakan lahan untuk mencetak generasi muda bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya.
Menurut E. Taylor Leona ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki penyuluh dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan. Menurutnya, penyuluh
hendaknya memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi tinggi dalam tugasnya. Di samping itu, penyuluh harus mempunyai keyakinan bahwa tersuluh
memiliki kemungkinan yang besar memperoleh kemampuan untuk berkembang sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang mendukung untuk itu.
Penyuluh juga hendaknya mempunyai kepedualian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Kemudian penyuluh pun hendaknya memiliki pribadi yang disukai oleh orang
lain karena sociable serta socially acceptable dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Penyuluh peka terhadap kepentingan tersuluh, memiliki kecekatan berpikir
dan cerdas sehingga mampu memahami kehendak tersuluh. Selanjutnya penyuluh hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, kematangan jiwa dan suka belajar
khususnya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya. Sedangkan bagi penyuluh yang bertugas di bidang pembinaan agama atau
penyuluh agama, sudah tentu penyuluh tersebut harus memiliki pengetahuan agama, berakhlak mulia dan aktif menjalankan ajaran agamanya. Perlu diingat, kata Tylor
Leona, bahwa kesuksesan tugas penyuluh sebagian besar terletak pada sikap pribadi dan kualitas penyuluh, bukan pada penggunaan teknik penyuluhan yang benar.
60
Selain itu, penyuluh agama juga harus memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan tersuluh, bersifat terbuka, ulet dalam tugasnya, memiliki rasa
cinta terhadap orang laindan suka bekerjasama.
B. Analisa Temuan