Faktor Kenakalan Siswai SMAIT Al-Madinah, Bogor

oleh seorang guru adalah metode. Karena terkadang metode lebih penting daripada pesan yang ingin kita sampaikan. 48

2. Faktor Kenakalan Siswai SMAIT Al-Madinah, Bogor

Orang tua dan masyarakat biasanya selalu prihatin terhadap kaum remaja. Karena sikap mereka yang cenderung menentang orang yang lebih tua dan nilai-nilai serta aturan yang ada si lingkungan di sekitarnya. Mereka seolah-olah merasa senang kalau orang lain menjadi cemas. Sikap memberontak kaum remaja bukan saja disebabkan karena mereka tak sabar untuk membebaskan diri dari pengawasan orang tuanya dalam persoalan hak dan kewajiban. Meskipun secara de facto kehidupan mereka masih bergantung pada orang tuanya. Banyak sekali faktor-faktor atau sebab-sebab yang mempengaruhi seorang siswai melakukan masalah. Hanya saja secara garis besar pangkal soal masalah- masalah siswai dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 49 1. Internal; sebab-sebab yang berpangkal dari kondisi si murid itu sendiri. Hal ini bisa bermula dari adanya kelainan fisik takut diejek karena adanya kelainan fisik, seperti: juling, pincang dan lain sebagainya maupun kelainan psikis Sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal” . 48 Dalam konteks dakwah atau penyampaian, metode thariqah adalah cara atau model yang digunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya agar dapat diserap atau diterima oleh khalayak luas. Jadi metode merupakan salah satu variabel penting dalam melakukan bimbingan dan konseling. Lihat M. Munir dan Wahyu Ilham, “Manajemen Dakwah,” Jakarta: Semesta Alam, 2004, Cet. Ke-1, h. 21-35. 49 Dalyono, “Psikologi Pendidikan,” Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. Ke-1, h. 261-265. lihat juga M. Arifin, ”Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,” hal. 81. Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya “Psikologi Sosial; Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan,” ada dua faktor yang menyebabkan individu tidak mau conformpatuh atau menolak tekanan sosial, yaitu: i Jika ia merasa kebebasan atau hak-hak pribadinya terancam. Dalam keadaan ini ia akan melakukan perlawanan dan ii Setiap orang ingin tampil unik. Untuk lebih jelasnya, Iihat Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya “Psikologi Sosial; Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan,” Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet. Ke-3, h 188. kelainan yang terjadi pada kemampuan berpikir kecerdasan seorang anak, seperti: lambat menangkap pelajaran, IQ lemah, ”tulalit”, dan sebagainya. 2. Eksternal; sebab-sebab yang hadir dari luar diri si murid. Sebab-sebab eksternal berpangkal dari keluarga, lingkungan atau pergaulan, salah asuh atau pengalaman hidup yang tak menyenangkan. Sikap memberontak dan bersaing pada kaum remaja beraneka ragam bentuknya dan tergantung pada masyarakat disekelilingnya, kepribadiannya sendiri, dan didikan orang tua di rumah. Dalam hal ini, orang tua merupakan sosok individu segaligus figur utama yang memegang peranan penting terhadap pembentukan karakter anak di masa remaja. Jika orang tua mendidiknya dengan baik, maka prilaku seorang anak di masa remaja juga akan baik. Sebaliknya, jika anakan tidak terdidik dengan baik, maka akan terbangun karakter anak yang kurang baik saat tumbuh dewasa. Inti masalah yang dihadapi oleh kaum remaja yang lebih dewasa dan yang lebih muda, seperti yang dijelaskan oleh Erik Erikson dalam buku-bukunya Yauong Man Luther end Identity: Youth end Crisis , adalah untuk mencari identitas diri. Untuk menjadi seorang manusia dewasa yang efektif, bagaimanapun juga mereka haruslah melepaskan diri dari ketergantungannya pada orangtua, bukan saja untuk meninggalkan rumah tapi juga untuk mengembangkan ide-ide dan menolong diri mereka sendiri sehingga mereka dapat membantu memecahkan problema yang dihadapi masyarakat dimana mereka akan menggabungkan diri sampai akhir hayatnya. Berdasarkan pandangan Islam dan sokongan teori psikologi konseling barat, punca kenakalan remaja dibagi pada empat faktor, yaitu: 1. Faktor keluarga Akhlak anak bermula di rumah. Anak sejak kecil dan sebahagian besar masanya berada dalam lingkungan keluarga. Ini menunjukkan perkembangan mental, fizikal dan sosial adalah di bawah kawalan ibu bapa atau tertakluk kepada skrip hidup yang berlaku dalam sesebuah rumahtangga. Oleh yang demikian jika anak remaja menjadi nakal atau liar maka kemungkinan besar puncanya adalah berasal dari pembawaan keluarga itu sendiri. Isu pembawaan keluarga itu ialah; a. Status ekonomi ibu bapa yang rendah dan dhaif di mana anak membesar dalam keadaan terbiar. b. Kehidupan ibu bapa yang bergelumbang dengan maksiat. c. Ibu bapa lebih mementingkan kerjaya atau pekerjaan daripada menjaga kebajikan keluarga. d. Rumahtangga yang tidak kukuh atau bercerai berai. e. Syiar Islam tidak kukuh dalam rumah tangga. 2. Faktor Peribadi Yang Kotor. Peribadi yang kotor adalah merujuk kepada seseorang yang rosak akhlaknya atau mempunyai sifat-sifat yang keji mazmumah seperti pemarah, tamak, dengki, pendendam, panas baran, sombong, tidak amanah dan seumpamanya. Keadaan ini berlaku kerana individu itu telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak rasional yang mewakili nafsu kehaiwanan, hasil daripada pendendam dan pengalaman yang diterima sejak kecil. Peribadi yang kotor mungkin telah bermula sejak kecil dan kemudian diperkukuh pula bila anak itu melalui zaman remaja. Dengan lain-lain perkataan peribadi fitrah anak telah terencat dan menjurus kepada pribadi yang kotor hasilnya. 3. Faktor sekolah. Sekolah merupakan tempat memberi pengajaran dan pendidikan kedua kepada anak selepas ibu bapa. Faktor sekolah yang boleh mempengaruhi anak ialah: a. Disiplin sekolah yang longgar. b. Ibu bapa tidak mengambil tahu kemajuan dan pencapaian anak di sekolah. b. Guru tidak mengambil tahu masalah yang dihadapi oleh murid-murid. 4. Faktor Lingkungan Faktor persekitaran adalah merujuk kepada peranan masyarakat, multi- media dan pusat-pusat hiburan yang menyediakan pelbagai produk yang boleh menggalakkan dan meningkatkan rangsangan seksual. Saat wawancara dengan guru BP di SMAIT Al-Madinah, Bogor rumah merupakan slah satu faktor penyebab seorang siswai membuat masalah di sekolah. 50 Karena itu, seorang guru dan orang tua harus bersinergis dalam menangani masalah siswai di sekolah guna menghasilkan penyelesaian masalah siswai secara masif dan total sampai pada akar permasalahannya.

3. Metode Bimbingan dan Penyuluhan SMAIT Al-Madinah, Bogor Terhadap Siswai Bermasalah