39 pada  merek  lainnya.  Keunggulan  merek  itu  mengacu  pada  atribut
– atribut fisik atas merek bersangkutan sehingga bisa di anggap sebagai
sebuah kelebihan dibandingkan merek lainnya. b.  Keunikan Uniqueness
Sedangkan uniqueness adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek  di  antara  merek-merek  lain.  Kesan  ini  muncul  dari  atribut
produk.  Kesan  unik  berarti  terdapat  differensiasi  antara  produk  satu dengan produk lainnya.
c. Favorable
Favorable  mengarah  pada  kemampuan  merek  untuk  mudah  di  ingat oleh pelanggan. Termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain :
kemudahan merek untuk di ucapkan, kemampuan merek untuk tetap di ingat pelanggan, maupun kesesuaian antara kesan di benak pelanggan
dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek bersangkutan.
G. Loyalitas Pelanggan Customer Loyality
1.  Pengertian Loyalitas Loyalitas  secara  harfiah  diartikan  kesetiaan,  yaitu  kesetiaan
seseorang  terhadap  suatu  objek.  Mowen  dan  Minor  1998  dalam Suningsih  2009  :  24  mendefinisikan  loyalitas  sebagai  kondisi  dimana
pelanggan  mempunyai  sikap  positif  terhadap  suatu  merek,  mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya
dimasa mendatang.
40 Loyalitas
menunjukkan kecenderungan
pelanggan untuk
menggunakan suatu merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi Dharmmesta,  1999.  Ini  berarti  loyalitas  selalu  berkaitan  dengan
preferensi pelanggan dan pembelian aktual. Menurut  Sheth    Mittal  2004  dalam  Tjiptono  2006,  387,
loyalitas  pelanggan  adalah  komitmen  pelanggan  terhadap  suatu  merek, toko  atau  pemasok,  berdasarkan  sikap  yang  sangat  positif  dan  tercermin
dalam pembelian ulang yang konsisten. Sementara itu loyalitas pelanggan dalam  konteks  pemasaran  jasa  di  definisikan  oleh  Bendapudi    Berry
1999  sebagai  respon  yang  terkait  erat  dengan  ikrar  atau  janji  untuk memegang  teguh  komitmen  yang  mendasari  kontinuitas  relasi,  dan
biasanya tercermin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi maupun kendala pragmatis.
2.  Pengertian Customer Loyality Menurut Griffin 1995:30 dalam Suningsih 2009 : 25
“Customer Loyality is the degree to which a customer will stay with specific vendor or
brand”  customer  loyality  merupakan  elemen  yang  penting  yang membentuk  perilaku  membeli  konsumen.  Selain  itu,  customer  loyality
merupakan  salah  satu  faktor  yang  memberikan  kontribusi  yang  cukup signifikan  terhadap  profitabilitas  suatu  perusahaan.  Dengan  membuat
pelanggan  loyal,  maka  perusahaan  dapat  meningkatkan  profitabilitasnya Karena  pelanggan  akan  membeli  lebih  banyak  sehingga  sales  meningkat.
41 Disamping itu biaya untuk menjaga pelanggan yang loyal lebih mudah di
banding bila perusahaan harus mencari satu pelanggan baru. 3.  Karakteristik Customer Loyality
Konsumen  yang  setia  melakukan  pembelian  secara  berulang  dan berkesinambungan  dengan  positif  word  of  mouth.  Pelanggan  ini  akan
memberikan  economic  value  bagi  perusahaan.  konsumen  yang  setia merupakan  aset  yang  tak  ternilai  bagi  perusahaan,  adapun  karakteristik
pelanggan yang setia menurut Griffin 2005:31 adalah sebagai berikut : a.  Melakukan pembelian berulang secara teratur.
b.  Membeli antarlini produk dan jasa c.  Merefensikan kepada orang lain.
d.  Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Beberapa  pendekatan  mengukur  loyalitas  pelanggan  menurut
Oliver  1996  :  392  dalam  Suningsih  :  2009  diantaranya  dengan  cara mengukur hal-hal sebagai berikut :
a. Behavior measuring
Dapat  digunakan  secara  langsung  untuk  mengukur  loyalitas konsumen  dengan  mempertimbangkan  pola  belanja  aktual  konsumen.
Jenis pengukuran yang digunakan : 1  Repurchase  rate  adalah  pembelian  ulang  yang  dilakukan  oleh
konsumen  terhadap  suatu  produk  atau  jasa.  Seperti  pasien  akan memeriksakan  diri  ke  Rumah  Sakit  jika  ada  keluhan  dengan
kesehatannya.
42 2  Percent of purchase adalah persentase seorang konsumen membeli
produk atau jasa yang sama dalam beberapa kali pembelian. 3
Number of brand purchase berapa banyak jenis produk atau jasa yang di konsumsi oleh konsumen.
b. Liking the brand
Liking  atau  kesukaan  terhadap  suatu  produk  atau  jasa  dapat digunakan sebagai alat mengukur loyalitas konsumen tingkat kesukaan
akan  produk  ini  dimulai  dari  liking,  respect,  friendship,  dan  trust. Seperti pasien merasa senang berobat di Rumah Sakit.
c. Commitment
Konsumen  yang  memiliki  komitmen  terhadap  suatu  produk  atau jasa terlebih mudah untuk di deteksi komitmen yang tinggi digunakan
oleh  pelanggan  untuk  membeli  kembali  atau  berlangganan  suatu produk atau jasa secara teratur. Seperti keinginan pasien untuk kembali
berobat ke Rumah Sakit. d.
Immunity Immunity  atau  imunitas  adalah  sikap  konsumen  untuk  menolak
produk  dari  pesaing,  atau  sikap  konsumen  untuk  tidak  mencoba menggunakan  produk  lain.  Seperti  pasien  yakin  dengan  kualitas
pelayanan  Rumah  Sakit  dan  menolak  penawaran  Rumah  Sakit  lain, serta tidak akan mencoba jasa Rumah Sakit lain.
43 e.
Refferal Refferal  adalah  kesediaan  konsumen  untuk  merekomendasikan  orang
lain  untuk  mengkonsumsi  produk  yang  dihasilkan  oleh  perusahaan. Seperti  Pasien  akan  merekomendasikan  orang  lain  untuk  berobat  di
Rumah Sakit tersebut. 4.  Model Customer Loyality
Pada  penelitian  ini  digunakan  model  customer  loyality  yang merupakan  adaptasi  dari  beberapa  teori  customer  loyality,  yaitu  Jill
Griffin, Applix Inc, dan Richard L Oliver 2003 dalam Suningsih 2009 yang disesuikan dengan perilaku pelanggan.
Pada  model  ini,  terdapat  5  faktor  utama  yang  merupakan  atribut pembentuk  loyalitas,  yaitu  pola  belanja  aktual  Behavior  Measures,
kesukaan  terhadap  suatu  produk  atau  jasa  liking  the  brand,  komitmen Commitment,  imunitas    daya  tolak  Immunity,  dan  kesediaan
memberikan rekomendasi Refferal.
44
Gambar 2.4 Model Customer Loyality
Sumber :  Jill Griffin, Richard L Oliver,  Applix, Inc dalam Suningsih   2009
5.  Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap dan Perilaku Pembelian Ulang Dalam  artikel  klasiknya  yang  berjudul  “Customer  Loyality  :
Toward  an  Integrated  Conceptual  Framework”,  Dick    Basuki  1994 dalam  Tjiptono  2006  :  392  berusaha  mengintegrasikan  perspektif  sikap
dan  behavioral  ke dalam  satu  model
komprehensif.  Dengan mengkombinasi  komponen  sikap  dan  perilaku  pembelian  ulang,  maka
didapatkan  empat  situasi  kemungkinan  loyalitas  :  no  loyality,  spurious loyality, latent loyality, dan loyality
Behaviour Measures
Referral Liking the brand
Customer Loyality Commitment
Immunity
45 a.
No Loyality Bila  sikap  dan  perilaku  pembeli  ulang  pelanggan  sama-sama
lemah,  maka  loyalitas  tidak  terbentuk.  Ada  dua  kemungkinan penyebabnya.  Pertama  sikap  yang  lemah  mendekati  netral  bisa
terjadi  jika  suatu  produk    jasa  baru  di  perkenalkan  dan    atau pemasarnya tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan produknya.
Penyebab  kedua  berkaitan  dengan  dinamika  pasar,  dimana  merek- merek yang berkompetisi dipersepsikan serupasama.
b.  Spurious Loyality Bila  sikap  yang  relatif    lemah  disertai  dengan  pola  pembelian
ulang  yang  kuat,  maka  yang  terjadi  adalah  spurious  loyality.  Situasi semacam  ini  ditandai  dengan  pengaruh  faktor  nonsikap  terhadap
perilaku, misalnya norma subjektif dan faktor situasional. c.
Latent Loyality Situasi  latent  loyality  tercermin  bila  sikap  yang  kuat  disertai
dengan  pola  pembelian  ulang  yang  lemah.  Situasi  yang  menjadi perhatian  besar  para  pemasar  ini  disebabkan  pengaruh  faktor-faktor
nonsikap  yang  sama  kuat  atau  bahkan  cenderung  lebih  kuat  daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.
d. Loyality
Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar,  dimana  konsumen  bersikap  positif  terhadap  jasa  atau
46 penyedia  jasa  bersangkutan  dan  disertai  pola  pembelian  ulang  yang
konsisten.
H. Rumah Sakit