10 Sementara  perusahaan  yang  memberikan  operasi  jasa  adalah
perusahaan  yang memberikan konsumen produk jasa baik  yang berwujud atau tidak, seperti transportasi, hiburan, restoran, dan pendidikan.
Dari  berbagai  definisi  diatas,  tampak  bahwa  didalam  jasa  selalu ada  aspek  interaksi  antara  pihak  konsumen  dengan  dan  pihak  produsen
jasa,  meskipun  pihak-pihak  yang  terlibat  tidak  selalu  menyadari.  Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang berwujud.
2. Karakteristik Jasa
Produk  jasa  memiliki  karakteristik  yang  berbeda  dengan  produk barang fisik. Dan berdampak pada cara memasarkannya. Fandy Tjiptono
2006  :  19-23  menerangkan  secara  garis  besar,  karakteristik  tersebut terdiri  atas  5  elemen  yaitu  :      Intangibility,  Inseparability,  Variability
Heterogenity, Perishability,dan Lack of ownership. a.  Intangibity tidak berwujud.
Jasa  tidak  dapat  dilihat,  dirasa,  diraba,  didengar,  atau  dicium sebelum  jasa  itu  di  beli.  Nilai  penting  dari  hal  ini  adalah  nilai  tak
berwujud  yang  dialami  konsumen  dalam  bentuk  kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan Lumpiyoadi dan Hamdani, 2006 :6.
Bagi  para  pelanggan,  ketidakpastian  dalam  pembelian  jasa relatif  tinggi,  karena  terbatasnya  search  qualities,  yakni  karakteristik
fisik  yang  dapat  di  evaluasi  pembeli  sebelum  pembelian  dilakukan. Bila  barang  dapat  dimiliki,  maka  jasa  hanya  dapat  dikonsumsi  tetapi
tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan
11 didukung  oleh  produk  fisik  misalnya  pesawat  terbang  dalam  jasa
transportasi esensi dari apa yang dibeli pelanggan adalah performance yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
Gambar 2.1 Model Intangibilitas Jasa
Sumber : Fandy Tjiptono 2006 :19 b.  Inseparability tidak terpisahkan
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual , lalu dikonsumsi. Sedangkan  jasa  umumnya  di  jual  terlebih  dahulu,  baru  kemudian
diproduksi  dan  dikonsumsi  pada  waktu  dan  tempat  yang  sama. Interaksi  antara  penyedia  jasa  dan  pelanggan  merupakan  ciri  khusus
dalam  pemasaran  jasa.  Keduanya  mempengaruhi  hasil  outcome  dari
INTANGIBILITAS  JASA
Menyebabkan konsumen : 1.  Sulit mengevaluasi berbagai alternatif  penawaran jasa,
2.  Mempersepsikan tingkat resiko yang tinggi, 3.  Menekankan pentingnya sumber informasi informal
4.  Menggunakan harga sebagai dasar penilaian kualitas
Membutuhkan respon manajemen berupa : 1.  Reduksi kompleksitas jasa,
2.  Penekanan tangible clues, 3.  Fasilitasi rekomendasi dari mulut ke mulut, dan
4.  Fokus pada kualitas
12 jasa  tersebut.  Dalam  hubungan  penyedia  jasa  dan  pelanggan  ini,
efektivitas  individu  yang  menyampaikan  jasa    contact  personal merupakan unsur penting. Fandy Tjiptono, 2006 : 20
Gambar 2.2 Model Inseparabilitas Jasa
Sumber : Fandy Tjiptono 2006 : 21 c.
Variability Heterogenity  inconsistency Jasa  bersifat  sangat  variabel  karena  merupakan  non-
standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung  kepada  siapa,  kapan,  dan  dimana  jasa  tersebut  diproduksi.
berbeda  dengan  mesin,  orang  biasanya  tidak  bisa  diprediksi  dan cenderung  tidak  konsisten  dalam  hal  sikap  dan  perilaku.  Menurut
INSEPARABILITAS JASA
Menyebabkan konsumen : 1.  Menjadi co-producers jasa
2.  Seringkali menjadi co-consumers suatu jasa dengan konsumen lainnya, dan
3.  Sering harus melakukan perjalanan untuk mencapai lokasi produksi jasa.
Membutuhkan respons manajemen berupa : 1.  Upaya memisahkan produksi dan konsumsi
2.  Manajemen interaksi konsumen dan produsen, dan
3.  Penyempuraan sistem penyampaian jasa.
13 Bovee,  Houston    Thill  1995  dalam  Tjiptono  2006  :  21,  terdapat
tiga  faktor  yang  menyebabkan  variabilitas  kualitas  jasa;  yaitu  1 kerjasama  atau  partisipasi  pelanggan  selama  penyampaian  jasa  :  2
moral  motivasi  karyawan  dalam  melayani  pelanggan;  dan  3  beban kerja  perusahaan.  Kesemuanya  ini  menyebabkan  organisasi  jadi  sulit
mengembangkan citra merek  yang konsisten sepanjang waktu. Fandy Tjiptono, 2006 : 21
d.  Perishability mudah lenyap Perishability  berarti,  jasa  tidak  tahan  lama  dan  tidak  dapat
disimpan.  Artinya  jasa  yang  dihasilkan  akan  dimanfaatkan  pada  saat konsumsi  jasa  tersebut  berlangsung.  Dengan  demikian  maka
pemanfaatan  jasa  yang  tidak  mengenal  penyimpanan  ini  memerlukan suatu  kondisi  permintaan  jasa  yang  sedang  terjadi.  Jika  terdapat
permintaan  maka  jasa  tersebut  akan  ditawarkan  dan  permintaan selanjutnya merupakan penawaran dari jasa berikutnya.
e.  Lack of ownership tiada kepemilikan Lack  of  ownership  merupakan  perbedaan  dasar  antara  barang
dan jasa. Pada pembelian barang , konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan  dan  manfaat  produk  yang  dibelinya.  Mereka  bisa
mengkonsumsi,  menyimpan,  atau  menjualnya.  Di  lain  pihak  pada pembelian  jasa,    pelanggan  mungkin  hanya  memiliki  akses  personal
atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.Pembayaran biasanya
14 di tujukan untuk pemakaian, akses  atau penyewaan item-item tertentu
berkaitan dengan jasa yang ditawarkan. Fandy Tjiptono, 2006 : 22
Tabel 2.1 Karakteristik Jasa dan Implikasi Manajemen
KARAKTERISTIK IMPLIKASI MANAJEMEN
Intangibility   Produk bersifat abstrak : lebih berupa tindakan atau pengalaman
  Kesulitan dalam evaluasi alternatif penawaran jasa : persepsi konsumen terhadap resiko
  Tidak dapat dipajang : diferensiasi sukar dilakukan
  Tidak ada hak paten : hambatan masuk entry barriers rendah
Inseparability   Konsumen terlibat dalam produksi :  kontak dan interaksi
penting sekali   Pelanggan lain juga terlibat : masalah pengendalian
  Karyawan mencerminkan dan mewujudkan bisnis jasa : relasi pribadi
  Lingkungan jasa : mendiferensiasikan bisnis   Kesulitan dalam produksi massal : pertumbuhan membutuhkan
jaringan kerjasama. Heterogenity
  Standarisasi sukar dilakukan : sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang terlibat
  Kualitas sulit di kendalikan Perishability
  Tidak dapat disimpan : tidak ada sediaan   Masalah beban periode puncak
  Sulit menentukan harga jasa : masalah penetapan harga Lack of ownership
  Pelanggan tidak dapat memiliki jasa : jasa disewakan Sumber : Fandy Tjiptono 2006 :23
15
D. Kualitas Pelayanan Service Quality