“pengisinya ulama-ulama yang ada di komunitas kita, dengan alasan kita tidak perlu mengeluarkan cost dan juga kita membuka
peluang kepada ulama-ulama kita untuk bisa berdakwah di media kita
.” Tak bisa dipungkiri kendala yang sangat besar dalam memproduksi
program di televisi komunitas yaitu dana atau keuangan. Jika PAL TV mengundang pengisi acaranarasumber di luar komunitasnya tentu
biayanya akan mahal. Jika yang diundang dari ulama di komunitas itu sendiri maka tidak perlu mengeluarkan biaya, karena ulama yang ada di
komunitas itu sangat mendukung jika mereka berdakwah melalui PAL TV karena jangkauan mad’unya akan lebih luas.
Sampai saat ini media televisi masih dianggap media yang efektif untuk penyampaian pesan dakwah. Karena hampir disetiap rumah
memiliki telivisi. Selain itu televisi komunitas mempunyai daya tarik tersendiri, warga sangat bangga jika diwilayahnya memiliki telivisi
komunitas. Karena orang yang diskasikan merupakan orang yg ada di wilayah itu sendiri.
Selain dari ulama yang ada di komunitasnya, pengisi acara pada program dakwah Islam di PAL TV ada yang di luar dari komunitasnya.
Hal ini sesuai dengan kegiatan acara yang ada di warga. Biasanya jika ada acara seperti mau
lid, isra’ mi’raj, banyak yang mengundang penceramah atau da’i yang sudah terkenal seperti KH. Zainuddin MZ, Habib Rizieq, H.
Rhoma Irama, dan lain-lain.
8
Wawancara pribadi dengan Firmansyah, ketua dewan penyiaran PAL TV, Rabu 4 Mei 2011 di Studio PAL TV.
E. Tujuan Program Dakwah Islam di PAL TV
Dari fenomena tersebut, televisi komunitaslah yang kemudian dianggap sebagai media yang memiliki tanggungjawab sosial terhadap
masyarakatnya khalayak pemirsa. Media komunitas dirasa tepat sebagai pilihan media yang berpihak pada kepentingan masyarakat. Televisi
komunitas lahir menjadi tonggak baru dalam dunia penyiaran di Indonesia. Media komunitas hadir sebagai media alternatif yang mengusung
keberagaman kepemilikan diversity of ownership, yang juga mendorong adanya keberagaman isi diversity of content dalam program-program
siaran karena melayani komunitasnya yang juga beragam.
9
Karena keberagaman kepemilikan itulah, masyarakat bisa melakukan kontrol sendiri self controlling terhadap isi siaran. Pengelola
televisi komunitas tidak bisa sewenang-wenang menayangkan program siaran yang tidak sesuai dengan nilai, aturan, maupun budaya lokal.
Jika diamati pada program-program dakwah di stasiun swasta atau konvensional banyak yang memasang iklan, lalu durasi acara dakwah
lebih sedikit dibandingkan dengan iklan-iklan. Durasi pada acara dalam setiap segmen mungkin 4 sampai 5 menit, lalu durasi iklan bisa
menyampai 10 menit bahkan bisa lebih. Hal ini jelas membuktikan bahwa industrialisasi media massa menjandi sebuah kebutuhan pada organisasi
media massa tersebut. Lalu masalah penepatan waktu, kebanyakan dari stasiun-stasiun yang mempunyai program acara dakwah di tempatkan pada
waktu sebelum subuh di mana pemirsa mayoritas masih dalam waktu
9
Budhi Hermanto, “Sejarah Perumbuhan Televisi Komunitas di Indonesia” artikel ini diakses pada 20 April 201 pukul 20:15 WIB dari
http:krisnamulawarman.comfilessejarah_ tv_komunitas_ind.pdf
.
tidur. Jarang sekali stasiun tv yang menempatkan program acara dakwah pada waktu prime time pukul 17:00-20:00.
Di sinilah peran televisi komunitas Palmerah sebagai televisi komunitas yang memberikan program-program dakwah untuk warga
komunitasnya. Tujuan dari program dakwah untuk penyeimbang balancing dari tayangan-tayangan televisi yang dianggap berkualitas
rendah oleh norma agama. Hampir 80 tayangan PAL TV bernuansa Islami yang ditayangkan sebelum dan sesudah magrib, dengan harapan
warga di komunitasnya tidak terlena dengan tontonan sinetron atau yang dianggap kurang layak setelah magrib. Karena Rasul mencontohkan
kepada umatnya untuk banyak berdzikir dan mengaji sebelum dan setelah magrib.
Selain itu, pada wawancara pribadi kepada Firman, ia menambahkan tujuan dari program dakwah di PAL TV:
“tujuannya untuk pembelajaran dakwah supaya masyarakat kita ini saling mempererat silaturrahmi, tidak ada timbul kericuhan di
antara warga.”
10
Silaturrahmi memang sangat penting, terjadinya konflik antar warga, perang antar suku merupakan dampak dari kurangnya pembelajaran
dakwah untuk meningkatkan silaturrahmi. Program-program dakwah di PAL TV bisa meningkatkan silaturrahmi antar warga, karena jika ada
kegiatan islam di suatu mejelis atau salah satu RT lalu diliput dan ditayangkan kembali melalui PAL TV, banyak majelis atau RT lain yang
10
Wawancara pribadi dengan Firmansyah, ketua dewan penyiaran PAL TV, Rabu 4 Mei 2011 di Studio PAL TV