Ruang Lingkup Dakwah LANDASAN TEORI
3. Toha Yahya Omar: dakwah adalah mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, yaitu keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
4. A. Hasjmy: dakwah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan
mengamalkan akidah dan syariah Islam yang terlebih dahulu diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.
5. Abubakar Aceh: dakwah yang berasal dari da’a, berarti perintah
mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan sahita yang baik, tetapi tidak keluar daripada tujuan mengajak manusia hidup sepanjang agama dan hukum Allah.
6. Endang Saifuddin Anshari: dakwah adalah segala aktivitas dan usaha
yang mengubah satu situasi kepada situasi yang lebih baik menurut ajaran Islam. Tetapi juga berupa usaha-usaha menyerukan ajaran
Islam. Tetapi juga berupa usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat tentang konsepsi Islam,
pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf dan nahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang
diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan perorangan, kehidupan rumah tangga, perikehidupan masyarakat
kehidupan negara. 7.
Amrullah Ahmad: secara makro, pada hakekatnya dakwah islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu
sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang
dilaksanakan secara teratur, mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran individual dan
sosiokultural dalam rangka menusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.
Dari beberapa definisi diatas dakwah berarti mengajak, menyeru, memanggil umat manusia untuk menuju jalan Allah dengan melakukan
amar ma’ruf nahi munkar dengan cara-cara yang bijaksana melalui media dakwah agar tercapainya tujuan dakwah tersebut.
2 Subyek dan Obyek Dakwah
Yang menjadi subyek dakwah yaitu mereka yang melaksanakan tugas dakwah. Mereka biasanya dikenal dengan ulama, muballigh, dan
dai. Khusus mereka yang perempuan biasa dipanggil mubalighoh dan daiyah. Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok. Pada
pokoknya, yang dimaksud subyek di sini adalah seorang yang mempunyai nilai keteladanan yang baik atau uswatun hasanah dalam segala hal, baik
lisan, iman dan amal perbuatan.
3
Sedangkan yang menjadi obyek dakwah atau madu atau sasaran dakwah, adalah mereka yang diseru, dipanggil, atau diundang. Maksudnya
ialah orang yang diajak ke dalam Islam sebagai penerima dakwah.
4
3 Tugas dan Fungsi Dakwah
Menurud Sayyid Quthud tugas dan fungsi dakwah setidaknya ada tiga macam, yaitu:
5
3
Rafiudin, S.Ag., Drs. Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997, Cet. Ke-1, hal. 47.
4
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke-1, hal. 34.
1. Menyampaikan kebenaran Islam al-tabligh wa al-bayan
Tugas menyampaikan kebenaran dinamakan tabligh, secara harfiah kata tablîgh, iblâgh, atau balâgh berarti al-îshâl, menyampaika
sesuatu kepada pihak lain. Balâgh dapat pula bearti sesuatu materi atau pesan yang disampaikan juru penerang mubaligh baik dari
al-Quran dan as-sunah maupun dari dirinya sendiri. Jadi menurut Qurhub tabligh menyampaikan dan menyeru manusia kepada
kebenaran agama, terutama kebenaran aqidah tauhid. 2.
Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan keharusan agama dan
tuntutan iman. Amar ma’ruf merupakan bagian penting dalam dakwah, merupakan kewajiban kaum muslim baik sebagai individu
maupun umat, sekaligus menjadi cirri dan karakternya yang menonjol yang membedakan antara masyarakat Islam dengan
masyarakat lain. Dalam tugas ini al-Quran menjelaskan:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah ….” QS. Ali Imran : 110
5
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah Jakarta: Penamadani, 2008, Cet. ke-2, h. 164-177.
Dalam ayat ini, sebagai umat terbaik Islam diwajibkan atas tiga hal. Pertama
, amar ma’ruf yaitu menyeru kepada kebaikan. Kedua, nahi munkar yaitu mencegah manusia dari kemungkaran
sesuatu yang buruk yang dipandang oleh agama dan akal. Ketiga, beriman kepada Allah, ini merupakan dasar dari tugas sebelumnya.
3. Perang Suci Jihad Fi Sabilillah
Perang suci jihad fi sabilillah, yang selanjutnya disebut jihad merupakan suatu kewajiban atau tugas penting dalam Islam. Jihad
beasal dari kata al-juhud, berarti kemampuan , kesanggupan, kesulitan, atau yang mendekatinya. Jihad bisa dipahami sebagai
usaha yang sungguh-sungguh, dengan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki di wakru perang, atau diwaktu damai,
dengan lisan atau dengan apa saja demi meninggikan kalimat Allah dan memuliakan agama-Nya.
4 Metode Berdakwah
Untuk metode berdakwah, Allah SWT telah mengajarkan kita dalam firmannya:
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik....” QS. An Nahl: 125
Dari ayat tersebut dapat difahami prinsip umum tentang metode dakwah Islam yang menekankan ada tiga prinsip umum metode dakwah
yaitu ; Metode hikmah, metode mau’izah khasanah, dan metode
mujadalah billati hia ahsan, banyak penafsiran para Ulama‟ terhadap tiga
prinsip metode tersebut antara lain : a.
Metode hikmah menurut Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa hikmah yaitu; Perkataan yang jelas
dan tegas disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan.
b. Metode mau’izah khasanah menurut Ibnu Syayyidiqi adalah
memberi ingat kepada orang lain dengan fahala dan siksa yang dapat menaklukkan hati.
c. Metode mujadalah dengan sebaik-baiknya menurut Imam Ghazali
dalam kitabnya Ikhya Ulumuddin menegaskan agar orang-orang yang melakukan tukar fikiran itu tidak beranggapan bahwa yang
satu sebagai lawan bagi yang lainnya, tetapi mereka harus menganggap bahwa para peserta mujadalah atau diskusi itu
sebagai kawan yang saling tolong-menolong dalam mencapai kebenaran.
6
Begitulah kiranya metode dakwah yang telah dijelaskan dalam al- Quran. Di samping firman Allah tersebut, Rasulullah SAW juga
menjelaskan metode-metode berdakwah dalam sabdanya:
6
Sudirman, Merode Dakwah: Solusi untuk Menhadapi Problematika Dakwah Massa Kini, artikel diakses pada 06 Maei 2011 pukul 08:15 PM dari
http:www.uinsuska.infodakwah attachments093_08 metodedakwah.pdf
.
“Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidakmampu, ubahlah dengan lisannya, jika
tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah selemah-
lemah iman.” [ H.R. Muslim ]. Dari hadis tersebut terdapat tiga tahapan metode yaitu ;
a. Metode dengan tangan bil-yadd, tangan di sini bisa dipahami secara
tekstual ini terkait dengan bentuk kemunkaran yang dihadapi, tetapi juga tangan bisa dipahami dengan kekuasaan atau power, dan metode
dengan kekuasaan sangat efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah.
b. Metode dakwah dengan lisan bil-lisan, maksudnya dengan kata-kata
yang lemah lembut, yang dapat difahami o leh mad’u, bukan dengan
kata-kata yang keras dan menyakitkan hati. c.
Metode dakwah dengan hati bil-qolbi, yang dimaksud dengan metode dakwah dengan hati adalah dalam berdakwah hati tetap ikhlas, dan tetap
mencintai mad’u dengan tulus, apabila suatu saat mad’u atau objek dakwah menolak pesan dakwah yang disampaikan, mencemooh,
mengejek bahkan mungkin memusuhi dan membenci da’i atau muballigh, maka hati da’i tetap sabar, tidak boleh membalas dengan
kebencian, tetapi sebaliknya tetap mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da’i hendaknya mendo’akan objek supaya mendapatkan hidayah
dari Allah SWT.
5 Media Dakwah
Secara harfiah media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau saluran. Media
dakwah berarti perantara atau saluran yang digunakan da’i dalam kegiatan dakwah agar sampai kepada mad’unya dengan efektif. Dalam kegiatan
dakwah, banyak sekali media yang bisa digunakan. Baik secara lisan tabligh, pidato, ceramah maupun tulisan buku, jurnal, majalah.
Akan tetapi di era kemajuan teknologi, berdakwah tidak akan efektif jika menggunakan metode lama seperti berceramah. Saat ini
seorang da’i atau organisasi Islam harus bisa memanfaatkan teknologi informasi komunikasi sebagai media dakwah, seperti radio, televisi,
bahkan internet. Pada jaman sekarang televisi diyakini sebagai media yang lebih
efektif dibanding media lain untuk berdakwah. Hampir di setiap rumah memiliki televisi, pasalnya masyarakat khususnya di Indonesia merupakan
pengomsumsi berat televisi. Disamping itu televisi yang bercirikan audio- visual akan memberikan kesan yang menarik. Oleh karena itu sudah
selayaknya bagi juru dakwah bisa memanfaatkan media ini untuk kesuksesan berdakwah.