PENUTUP A. Program dakwah Islam Di televisi Komunitas Palmerah

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini, banyak program-program acara yang mengandung unsur agama pada stasiun-stasiun televisi di Indonesia. Seperti program acara Islam itu Indah dan Iqra di Trans TV, Assalamuala’ikum Ustadz di RCTI, Nikmatnya Sedekah dan Taman Hati di MNC TV, U2: Uje Udin di Trans7 dan lain-lain. Akan tetapi tak bisa dielakkan bahwa televisi konvensional tak lepas dari industrialisasi media. Yang dimaksud dengan idustrialisasi media bahwa media konvensional selalu berlandaskan untuk mencari keuntungan profit oriented. Maka tak heran bahwa televisi konvensional selalu menerima iklan sebanyak- banyaknya tanpa memperdulikan nilai-nilai iklan tersebut. Tak heran jika kita saksikan realitas yang ada bahwa durasi acara keagamaan yang ada di teleivisi konvensional memiliki durasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan durasi iklan yang ada. Di samping itu, penayangan program acara keagamaan ditayangkan pagi hari di mana masih sedikit masyarakat yang menontonnya. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut bermunculan media komunitas seperti radio dan televisi komunitas. Kemunculan televisi komunitas di Indonesia tidak terlepas dari proses kritik terhadap keberadaan berbagai televisi di Indonesia itu sendiri, di mana stasiun televisi sebagai media massif yang efektif ternyata tidak mencerahkan kehidupan masyarakat. Sebagian besar program siaran yang ditayangkan tidak mendidik dan jauh dari realitas kehidupan sosial masyarakat kita. 1 Memasuki abad ke-21 memang terjadi sindrom globalisasi. Seakan-akan menciptakan tuntutan baru terhadap agama, agar agama melakukan adaptasi dengan globalisasi. Itu berarti timbulnya keperluan agama untuk menjalankan reaktualisasi firman-firman Allah dalam al- Quran. Jika tidak demikian, ajaran Islam sulit dilibatkan untuk menerangkan globalisasi dalam berbagai dimensi kehidupan umat. Globalisasi itu sendiri hakikatnya merupakan implikasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek. Mengupayakan pemahaman mengenai kemajuan Iptek dari sudut agama dan sebaliknya, pemahaman mengenai agama dengan memakai pendekatan ilmu pengetahuan, agkanya akan selalu merupakan pilihan yang tepat, jika kita bermaksud memecahkan berbagai masalah kehidupan manusia sekarang dan di masa mendatang. 2 Di era globalisasi, rekonstruksi pemikiran dakwah perlu dilakukan. Dalam masalah ini, banyak di antara kaum muslim yang memahami dakwah dalam arti sempit, sehingga dakwah dipandang identik dengan tablîgh ceramah atau pidato. Pandangan semacam ini akan menentukan kriteria da’i hanya kepada mereka yang aktif berceramah lewat mimbar. 3 Lembaga dakwah tak hanya berpusat di masjid-masjid, di forum- forum diskusi, pengajian, dan semacamnya. Dalam pengertian demikian, 1 Sejarah Pertumbuhan Televisi Komunitas di Indonesia, oleh Budhi Hermanto. Artikel ini diakses tanggal 18 Februari 2011 dari http:krisnamulawarman.comfilessejarah_tv_komunitas_ ind.pdf. 2 A. Muis, Komunikasi Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2001, h. 131-132 . 3 Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Jakarta: Penamadani, Cet. ke-2, h. 5.