27
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Sikap Kreatif
2.1.1 Pengertian kreativitas
Kreativitas adalah salah satu kemampuan manusia yang sangat penting, dan kebanyakan psikologi kognitif di masukkan ke dalam kemampuan memecahkan masalah. Kreativitas
berasal dari kata “creare” yang berarti mencipta, menghasilkan, dan melahirkan. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, kemampuan mencapai pemecahan jalan
keluar yang sama sekali baru, asli, dan imajinatif terhadap masalah yang bersifat pemahaman, filosofis, estetis, ataupun yang lainnya, Sudarsono, 1993.
Sedangkan menurut Santrock 2007, kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan
masalah yang unik. Sementara menurut Shaleh dan Wahab 2004, kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang tersebut
memecahkan ide yang asli atau menghasilkan suatu yang adaptis yang secara penuh dapat berkembang.
Menurut Gardner Goleman, 2005 yang dimaksud individu kreatif adalah seseorang yang senantiasa bisa menyelesaikan masalah, atau bisa mengajukan sesuatu
yang baru yang menjadi produk yang bernilai dalam bidang tertentu. Sementara Drevdahl Hurlock, 1978:325, mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang melibatkan pembentukan pola-pola baru dan
28 kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada
situasi sekarang. Hasil tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber awal dari perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor
yang ada dalam lingkungan keluarga. Agama juga mendorong manusia berpikir dan bertindak kreatif. Allah azza
wajalla selalu mendorong manusia untuk berpikir. Didalam Al-qur’an surat Al-Baqarah, ayat 219 Allah berfirman “ Demikianlah, Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya
agar kamu berpikir”, Nashori, 2002 . Torrance 1981 seorang ahli yang sangat menekankan pentingnya dukungan
faktor lingkungan bagi berkembangnya kreativitas, menyatakan bahwa kreativitas itu sebagai proses kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-
hambatan dalam
hidup individu,
merumuskan hipotesis-hipotesis
baru, dan
mengomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.
Selain itu Torrance 1981 juga menyatakan bahwa kreativitas itu bukan semata- mata merupakan bakat kreatif atau kemampuan kreatif yang dibawa sejak lahir,
melainkan merupakan hasil dari hubungan interaktif dan dialektis antara potensi kreatif individu dengan proses belajar dan pengalaman dari lingkungannya, baik dengan orang
tua keluarga, guru, teman, dan masyarakat pada umumnya. Terkait dengan peran guru dalam pembentukan kreativitas siswa, Robert J
Sternberg mengatakan “The most powerful way to develop creativity in your students is to be a role model. Children develop creativity not when you tell them to, but when you
show them.” Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus dapat menunjukkan
29 keteladanannya sebagai sosok yang kreatif. dalam Sudrajat, 2008. Selain itu juga
keterampilan kreatif anak dapat dirangsang dalam keluarga, yaitu; orang tua menciptakan iklim yang merangsang kreativitas di dalam rumah, serta menyediakan sarana dan
prasarana. Dalam kreativitas ada ciri-ciri tertentu yang harus dikembangkan secara bersama-
sama. Ciri-ciri tersebut dibagi menjadi dua, yaitu ciri-ciri aptitude berpikir kreatif dan ciri-ciri
non-aptitude sikap
kreatif. Ciri-ciri
berpikir kreatif
meliputi kelancaran,keaslian, serta kemampuan memperinci gagasan elaborasi, sedangkan ciri-
ciri afektif sikap kreatif akan dijelaskan secara khusus pada pembahasan berikut.
2.1.2 Pengertian sikap kreatif