36 Sedangkan pengasuhan dengan permissive-indulgent ialah pengasuhan dimana orang tua
sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Tetapi menetapkan sedikit batas dan kendali terhadap mereka. Pengasuhan yang permissive-indulgent diasosiasikan dengan
inkompetensi sosial anak, khususnya kurangnya kendali diri. Orang tua seperti itu membiarkan anak-anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya
anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka dan kemauan mereka selalu ingin dituruti. Anak-anak yang orang tuanya permissive-indulgent jarang belajar
menaruh hormat pada orang lain dan mengalami kesulitan mengendalikan perilaku mereka. Tetapi beberapa orang tua dengan sengaja mengasuh anak-anak mereka dengan
cara seperti ini karena mereka yakin kombinasi keterlibatan yang hangat dengan sedikit kekangan akan menghasilkan seorang anak yang kreatif dan percaya diri. Anak yang
orang tuanya permisif cenderung menjadi pribadi yang bersifat impulsif dan agresif, suka memberontak, kurang memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri, suka
mendominasi, tidak jelas arah hidupnya, prestasi rendah.
2.2.4 Faktor-faktor pola asuh orang tua
Pola as uh orang tua terhadap anak dapat terbentuk oleh karena beberapa faktor, dari beberapa faktor tersebut ada yang merupakan faktor internal, yaitu berasal dari dalam
diri orang tersebut dan faktor eksternal yang merupakan hasil dari pengalaman dan belajar. Menurut Elder dalam Kurniasih, 2004 menjelaskan bahwa faktor-faktor pola
asuh meliputi: a. Pola asuh yang diterima orang tua ketika masih anak-anak. Orang tua
cenderung menerapkan pola asuh yang sama dengan yang mereka terima ketika masih
37 anak-anak, dalam hal ini orang tua mengidentifikasi pola pengasuhan yang didapatkannya
adalah model yang paling diidentifikasi anak dalam tingkah laku mereka. b. Pendidikan orang tua. Orang tua berpendidikan yang baik cenderung
menerapkan pola asuh permisif dan demokratis ketimbang orang tua dengan pendidikan terbatas, ini disebabkan karena pendidikan lebih membantu orang tua untuk memahami
kebutuhan anak. c. Status sosial ekonomi. Orang tua dengan keadaan ekonomi yang berlebih
cenderung menerapkan pola asuh permisif, ini biasanya disebabkan orang tua menganggap uang bisa menggantikan semua hal yang dibutuhkan oleh anak seperti
perhatian dan kasih sayang. d. Konsep tentang peran orang tua. Orang tua yang memegang konsep tradisional
cenderung menerapkan pola asuh otoriter, sedangkan orang tua yang memegang konsep modern cenderung menerapkan pola asuh permisif dan demokratis.
e. Kepribadian orang tua. Orang tua dengan kepribadian introvert dan konservatif lebih menerapkan pola pengasuhan anak secara ketat dan otoriter.
f. Kepribadian anak. Anak ekstrovet biasanya lebih terbuka terhadap rangsangan yang diberikan orang tuanya, hal ini yang membuat orang tua mengetahui kebutuhan dan
kemandirian anak. g. Faktor nilai yang dianut orang tua. Orang tua yang menganut nilai Barat lebih
berpegang pada konsep equlitarian yaitu orang tua sejajar dengan anak, sedangkan orang tua yang menganut nilai ketimuran lebih berpegang pada konsep kepatuhan.
h. Usia anak. Tingkah laku dan sikap orang tua sangat dipengaruhi oleh usia anak, sehingga dalam menerapkan pola asuh juga disesuaikan dengan usia anak.
38
2.3 Persepsi Tentang Iklim Kelas