Sistem Penetapan Awal Bulan Qamariyah

Dari kerangka pemahaman diatas, komunitas Aboge memahami perhitungan Aboge sebagai interpretasi dari Surat Yunus ayat 5. Kerangka pemahaman tersebut lahir dari pendapat bahwa perhitungan waktu bersifat pasti dan dapat diprediksi sebelumnya, karena perhitungan yang berubah tidak menunjukan kevalidan metode penghitungan waktu. Sedangkan sistem rukyat sangat tergantung pada hilal yang terlihat pada tanggal 29 bulan Hijriyyah. Sehingga, Aboge tidak mengakomodir rukyat sebagai bagian dari sistem penentuan awal bulan Qamariyah yang digunakan. Karena rukyat tidaklah pasti, tergantung pada terlihatnya hilal. Komunitas Aboge juga mengambil pendapat Wali Sanga, Sunan Kali Jaga, dan Ngabdullah Syarif Sayyid Kuning berupa Hisab Aboge adalah sistem penentuan awal bulan Qamariyah sebagai dasar pijakan penentuan awal bulan Qamariyah. Wali adalah tergolong ulama`, sedangkan ulama` adalah penerus Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada umatnya. Pendapat ini mengacu pada sabda Nabi yaitu al-Ulamau waratsatu al- Anbiyai . Maka, pantas Komunitas Aboge meyakini sistem penghitungan Aboge sebagai sistem untuk menentukan awal bulan Qamariyah, karena sejalan dengan hitungan yang digunakan oleh beberapa Sunan yang tergabung dalam Wali Sanga.

B. Sistem Penetapan Awal Bulan Qamariyah

Komunitas Aboge menggunakan sistem Aboge dalam penetapan awal bulan Qamariyah. Rujukan kitab yang menerangkan sistem Aboge adalah kitab Primbon Sembahyang dan Mujarrabat. Kitab Primbon Sembahyang ditulis oleh H. M. Idris bin Yahya, di dalamnya terdiri dari 92 bab yang membahas tentang akhlaq, ketauhidan, ubudiyah, muamalah, kebudayaan, ilmu, almanac, doa-doa, dan yang berkaitan dengan Islam dan kebudayaan Jawa. Bab yang berkaitan dengan sistem Aboge hanya terdapat pada satu bab yaitu Almanak terletak di halaman 163, yang diuraikan dalam bentuk tabel yang sebagaimana pada tabel 1 berikut ini. Tabel 4.1. Almanak di kitab Primbon Sembahyang 84 ? A B C 6 ? 4 7 8 DE F F v E 945 G 9] w9? 7 v E H1ﺱ 7 v E x\5 Y9O G O ﺡ G O ﺏ v E G ﻡ 6 ﺡ 7 v E ﺏ G 9] H1ﺱ 7 v E 945 7 v E w9? Y9O ﺡ G O x\5 G O v E H 85 B 945 G O w9? v E ﺡ G 9] \5 x G 9] 7 v E 945 Y9O ﺏ Y9O H1ﺱ G O G I ﺏ 86 ? 84 M. Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang Tanjung Penang: 1919, h.163. 85 Awalnya tertulis 1, namun menurut Kyai M. Maksudi salah, yang benar adalah dua. 86 Awalnya tertulis 4, namun menurut Kyai M. Maksudi salah, yang benar adalah empat. ﺏ G O H1ﺱ v E x\5 G 9] w9? G 9] ﺡ 7 v E ﺏ Y9O Y9O 945 G O ﺏ JK 7 w9? Y9O ﺡ G O ﺏ v E v E 945 G 9] w9? 7 v E H1ﺱ 7 v E x\5 Y9O L ﺝ G K H1ﺱ Y9O x\5 G O v E ﺡ v E ﺏ G 9] 945 7 v E 945 7 v E w9? Y9O L ﺝ JK 8 ﺡ 7 v E ﺏ Y9O H1ﺱ G O 945 G O w9? v E ﺡ G 9] x\5 G 9] 7 v E Nﺝ B 5 x\ 7 v E Y9O 945 G O ﺏ G O H1ﺱ v E x\5 G 9] w9? G 9] ﺡ 7 v E O ? ﺏ G 9] H1ﺱ 7 v E x\5 Y9O w9? Y9O ﺡ G O ﺏ v E v E 945 G 9] Pﻡ 7 G 9] 945 7 v E w9? Y9O H1ﺱ Y9O x\5 G O v E ﺡ v E ﺏ G 9] O 6 945 v E x\5 G 9] 7 v E ﺡ 7 v E ﺏ Y9O H1ﺱ G O 945 G O w9? v E 4 Q R 8 945 v E w9? G 9] ﺡ 7 v E x\5 7 v E Y9O 945 G O ﺏ v E H1ﺱ v E S R B Komunitas Aboge menggunakan Almanak diatas sepanjang masa. Almanak ini menyajikan hari dan pasaran tanggal satu pada tiap bulan Qamariyah selama delapan tahun atau satu windu. Untuk melihat hari dan pasaran tanggal lainnya, diurutkan dari tanggal 1 bulan Qamariyah tersebut. Setelah delapan tahun satu siklus usai, penghitungan akan kembali lagi pada tahun pertama yaitu tahun Alif dan begitu seterusnya. Dan tiap bulan ganjil berjumlah 30 hari, sedangkan bulan genap berjumlah 29 hari. Untuk mempergunakan tabel almanak, perhatikan langkah-langkah dibawah ini: 1. Mencari letak kotak tahun-tahun Aboge pada tabel 1 yang tertulis warna merah. Nama-nama tahun Jawa berbentuk huruf-huruf hijaiyyah yang berjumlah 8 yaitu Alip, He, Jimawal, Za, Dal, Ba, Wawu, dan Jimakir. Sebagaimana yang tertulis diatas ialah: y y i y W y V y y y i . 2. Mencari letak kotak nama-nama bulan Aboge pada tabel 1 yang tertulis warna biru, di bawah kotak yang bertuliskan almanac. Bulan-bulan tersebut berjumlah 12 yaitu Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya`ban, Ramadhan, Syawal, Dzulka`dah dan Dzulhijjah. 3. Mencari kotak yang menghubungkan nama tahun dan bulan Aboge. Dengan cara mengurutkan ke bawah dari tahun yang dicari sampai sejajar dengan nama bulan yang dicari, bila kotak tersebut menghubungkan nama tahun dan bulan Aboge yang dicari, maka sudah ditemukan hari dan pasaran tanggal 1 bulan dan tahun yang dicari. Misalnya, untuk menentukan pada hari dan pasaran apa jatuh tanggal 1 Rabiul Awwal tahun Za? Maka, carilah tulisan yang berwarna merah yang tertulis huruf Za dan berikan tanda pada kotak tersebut. Lalu, mencari bulan Rabiul Awwal yang tertulis warna kuning terletak pada urutan di bawah kotak almanac, begitupula berikan tanda pada kotak tersebut. Setelah itu urutkan dari kotak tahun Za ke bawah, sampai sejajar dengan kotak yang bertuliskan Rabiul Awwal. Bila sudah menemukan kotak yang menghubungkan keduanya, maka kotak yang menunjukan tanggal 1 Rabiul Awwal Tahun Za telah ditemukan dan jatuh pada hari Jumat dan pasaran Legi pada tabel 2, tertulis dengan warna cokelat. Tabel 2 dibawah ini mengilustrasikan contoh penentuan tanggal 1 Rabiul Awwal tahun Za. Tabel 4.2. Penentuan Tanggal 1 Rabiul Awwal Tahun Za Pada Almanak Dengan Cara Sederhana 6 x\5 Y9O w9? Y9O 7 v E 945 Y9O ﺏ Y9O H1ﺱ G O G I ﺏ Kitab rujukan yang kedua adalah Mujarrabat yang diterjemahkan oleh H. Abdurrahman bin H. Abdul Aziz. Kitab ini menerangkan sistem perhitungan Aboge pada satu bab almanaq itungan dina pada halaman 144. Bab tersebut menerangkan sistem Aboge dengan bentuk tabel seperti kitab Primbon Sembahyang. Bedanya, dalam kitab Mujarrabat dilengkapi rumus menentukan jatuhnya hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada tiap tahun Aboge, rumus penentuan hari dan pasaran tanggal 1 pada tiap bulan Aboge yang diurutkan dari hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada tahun tersebut dan angka –angka yang menunjukan hari dan pasaran tersebut. Penggunaan almanaq itungan dina pada kitab Mujarrabat sama dengan almanaq didalam kitab Primbon Sembahyang. Rumus- rumus yang terdapat pada kitab Mujarrabat sebagaimana tertera pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 4.3. Keterangan almanak yang terdapat pada kitab Mujarrabat 9 z { | ﺕ E V } ~ 7 | 9 Yﺏ 4 V z { | E ] G O z ~ ﺕ G v \ z ﺕ E ] } ~ 9 G O 7 • w ﻡ yy 9X O € yy G O yy v E yy G 9] D F DFDF DTUﻡ Fﺏ UV D D Wﺕ F UV D DU FF Y D F DF Fﺝ D F D F F D WﺏF FV D DSFD WD UJ DZU D[FD Wﺕ F U W\ Fﻡ ﻥ U F D,F F W D F DUﺝ DUﺝ DUﺝ F Fﺝ F\ FV D DUﺝ D[F DFﺝ DﺝF F D Dﺝ D F ﻡ ﻥ D F Fﺏ D W Fﻡ D D D W DNFﺝ T J 9 ﺏ 6 ] ? C 7 [ ﺝ 2 9 V C 6 _ ` a 7 Pada kotak pertama pada tabel diatas adalah keterangan berbahasa jawa yang artinya apabila menghitung hari dimulai dari hari Rebo Rabu, pasaran berjumlah lima, yaitu Manis, Pahing Pon, Wage dan Kliwon. Tulisan yang berwarna merah pada tabel 2 adalah rumus untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada tiap tahun Jawa dari tahun Alip sampai tahun Jimakir. Selanjutnya, tulisan yang berwarna kuning adalah rumus untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 pada tiap bulan Aboge yaitu bulan Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya`ban, Ramadhan, Syawal, Dzulka`dah dan Dzulhijjah. Kemudian tulisan yang berwarna hijau adalah nama-nama hari beserta tanda hari. Sedangkan tulisan yang berwarna cokelat adalah adalah nama pasaran beserta tanda pasaran. Perhitungan Aboge merupakan kategori hisab ‘Urfi, dan mengacu pada Almanak yang terdapat pada kitab Primbon Sembahyang dan Mujarrabat Penghitungan ini berdasarkan pada jumlah rata-rata bulan mengelilingi bumi. Bulan ganjil terdiri dari 30 hari dan bulan genap terdiri dari 29 hari. Bila dikalkulasikan selama satu tahun, maka terdiri dari 354 hari. Akibatnya, hisab Aboge tidak mengenal kabisat tahun panjang dan basithah tahun pendek. Adapun pergantian hari dimulai pada pukul 16.00. Masa daur hisab Aboge berlangsung satu windu atau 8 tahun. Nama- nama tahun Aboge adalah Alif 1, Ha 5, Jim Awwal 3. Zai 7, Dal 4, Ba 2, Waw 6, dan Jim Akhir 3. Satu tahun terdiri dari 12 bulan yaitu Muharam, Shafar, Rabiulawal, Rabiulakhir, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqangidah, dan Dzulhijjah. 87 Tahun pertama pada perhitungan Aboge ditandai huruf Alif atau tahun Alif. Alif mempunyai makna lurus dan istiqamah. Makna tersebut bertujuan agar setiap perbuatan manusia, hendaknya harus seperti huruf Alip, yaitu lurus tetap, dan istiqamah. Kemudian, alasan hari Rebo ditetapkan sebagai tanggal 1 Suro dimungkinkan oleh Kyai Maksudi sebagai firasat yang diperoleh Sunan Kali Jaga. Adapun pasaran Wage, mengandung makna jangan ragu-ragu dan tegas. Kandungan ini bertujuan agar dalam melakukan suatu perbuatan apapun dilakukan dengan yakin. Nama-nama hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad berasal dari Timur Tengah, sebagaimana dilihat dari akar kata nama-nama hari tersebut yaitu bahasa Arab yang dipercaya oleh komunitas Aboge berasal dari Allah SWT. Perhitungan Aboge tergolong ilmu cerita yang tidak boleh dicatat, karena merupakan ilmu yang unik. Berbicara tentang ilmu, komunitas Aboge meyakini ilmu adalah hapalan tanpa ditulis, termasuk ilmu hisab Aboge. 87 Muhammad Maksudi, Imam Masjid Raden Sayyid Kuning, Wawancara Pribadi, Purbalingga, 24 Maret 2009 . Menurut para Sesepuh 88 Jawa di Onje, setiap nama pasaran mengandung makna yang tersirat yaitu: 1. Manis : Masyarakat Jawa menandai hari yang jatuh pada pasaran manis sebagai larangan untuk menanam tumbuh-tumbuhan. Mereka memperkirakan terserangnya tumbuhan yang ditanam, yang disebabkan oleh hama. 2. Pahing: Berdasarkan wasiat turun temurun pada masyarakat di Onje, bahwa pada hari yang berpasaran Pahing dianjurkan pada para tabib 89 tidak melakukan pengobatan atau menolong orang, khususnya pada hari Rabu Pahing dan Sabtu Pahing. 3. Pon : Pada hari berpasaran Pon adalah waktu yang baik untuk bepergian, terutama untuk membeli keperluan hidup. Karena, diperkirakan kebutuhan yang diperlukan tersedia. 4. Wage : Pasaran Wage mengandung makna jangan ragu-ragu dan tegas. Kandungan ini bertujuan agar dalam melakukan suatu perbuatan apapun dilakukan dengan yakin, tepat, dan tidak ragu-ragu. 5. Kliwon: Pasaran Kliwon diyakini mempunyai kharisma dalam hal kesemuanya. Meski kliwon adalah pasaran yang berkharisma, namun hari Selasa kliwon dan Jumat kliwon merupakan hari yang pingit Angker 90 . 88 Orang yang sudah tua, dituakan karena pengetahuan dan pengalamannya banyak. 89 dukun orang yang menolong orang sakit namun tidak memakai sesajen ataupun mantra tetapi memakai bacaan ayat-ayat Al-Qur`an 90 Muhammad Maksudi, Imam Masjid Raden Sayyid Kuning, Wawancara Pribadi, Purbalingga, 20 Maret 2009 Melihat pemaparan–pemaparan sebelumnya, dapat ditarik prinsip-prinsip perhitungan Aboge, yaitu: 1. Ditentukan berdasarkan kaidah umum yaitu Aboge Tahun Alif jatuh pada hari Rebo dan pasaran Wage 2. Pergantian hari dimulai pada pukul 16.00 berdasarkan pengalaman para Sesepuh komunitas Aboge di Onje. 3. Jumlah hari pada tiap bulan selalu bergantian antara 30 dan 29 hari. Apabila bulan ganjil, maka harinya berjumlah genap yaitu 30 hari. Sedangkan bulan genap, jumlah harinya ganjil yaitu 29 hari. 4. Jumlah hari dalam satu tahun adalah tetap 354 hari. 5. Tidak mengenal tahun kabisat dan tahun basithah. 6. Lama daur perhitungan Aboge adalah satu windu atau 8 tahun. Nama-nama tahun Aboge pada satu windu adalah Alif, Ha, Jimawal, Za, Dal, Ba, Wawu dan Jimakir .

C. Praktek Penetapan Awal Bulan Qamariyah Menurut Aboge