Dasar Hisab dan Rukyat

Keberhasilan rukyat hilal sangat bergantung pada kondisi ufuk disebelah barat tempat peninjau, posisi hilal dan kejelian mata. 30 Dalam prakteknya, tidak semua orang yang telah menguasai ilmu falak secara teoritis dapat mempraktekan rukyat di lapangan. Dalam pelaksanaan rukyat dibutuhkan ketrampilan dan pengalaman yang banyak. Sehingga Departemen Agama selalu mengadakan rukyatul hilal setiap akhir bulan Hijriyah, untuk memperkirakan ketinggian hilal yang terlihat pada tiap bulan. Dengan demikian dapat menguji kevalidan hisab dalam menghitung posisi benda langit secara nyata, agar penentuan hari-hari yang berkaitan dengan ibadah tidak terjadi kesalahan.

B. Dasar Hisab dan Rukyat

Secara umum, menentukan awal bulan Qamariyah khususnya pada bulan- bulan yang terkait dengan ibadah seperti Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, terdapat dua metode yaitu metode rukyat dan metode hisab. Metode rukyat inilah yang pertama kali digunakan oleh umat Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. 31 Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan rukyat tidak hanya dilakukan dengan mata telanjang tetapi juga dengan teleskop. 32 30 Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak. h. 142. 31 Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak,. h. 143. 32 Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Ru’yah, h. 29. Dasar penggunaan hisab dalam menentukan awal bulan adalah 1. Dijelaskan di dalam QS. Yunus10: 5 yang berbunyi: + ,-. 01 3 45 167, +8 9 :0+; =5 +? 7+ +AB CD EF G ,. H +; +I5 J K L M,N OP - Q I ,. R H  STUV W +V? XYZ ,- +D =5 +V Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan dan perhitunganwaktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui”. Ayat diatas merangkum kata wa qaddarahu yang artinya dan ditetapkan -Nya dan al-hisaba yang artinya perhitungan waktu dijadikan dasar bahwa posisi, kedudukan dan saat hilal itu, dapat dihitung. Karena Allah menganjurkan manusia untuk mengetahui waktu dan mendayagunakan kemampuan intelektualnya sebagai makhluk cerdas. 33 Wahbah Zuhaili, M. Adnan Salim, M. Rusydi Zein dan M. Wahbi Sulaiman menyebutkan dalam Ensiklopedi Al-Quran bahwa kata tempat dalam kalimat “Dan ditetapkannya perjalanan bulan ditempat-tempatnya” 33 Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan HisabJakarta: Amythas Publicita, 2007,h.121-122. berjumlah dua puluh delapan tempat. Manzilah adalah jarak tertentu yang dapat ditempuh gerakan bulan dalam sehari semalam, agar kalian mengetahui waktu. Dengan matahari, dapat diketahui batasan hari, sedangkan dengan bulan dapat diketahui dengan bilangan bulan dan tahun. 34 Abu Yusuf Al-Atsary mengutip pendapat Syaikhul Ibnu Taimiyyah bahwa kata supaya kamu mengetahui... berkaitan dengan kata Dia menetapkan… bukan kepada Dia menjadikan…. Karena sifat matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya tidak berpengaruh dalam mengetahui hitungan tahun dan hisab. Namun yang memberikan pengaruh dalam hal itu adalah perpindahan keduanya dari satu tempat ke tempat lainnya. 35 Ayat diatas menjelaskan tujuan dari penciptaan benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan tempat peredarannya bagi kepentingan manusia dalam menjalankan kewajibannya khususnya yang bernilai ibadah maupun muamalah. 2 Didalam QS. Al-Isra’17: 12 yang berbunyi: C[ . 1 \]_ QA B+`+V +3Z , ,[ ,\+V Q . 34 Wahbah Zuhaili, M. Adnan Salim, M. Rusydi Zein, M. Wahbi Sulaiman, Ensiklopedi Al- Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2007, Cet.1, h. 208. 35 Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Rukyat, Solo: Darul Islam, tth, h.73. C[ ,\+V 1 \]_ C: b Zc; +`Zd+` e fTg,[ h; i 5R 1 =5 +` 7+ +AB CD EF G +.j H kl m nT  :0[oS,[ fT S.U, ﺱ + , - Artinya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”. Allah menciptakan pergantian malam menjadi siang, siang menjadi malam dan seterusnya bergantian sebagai tanda-tanda bagi manusia untuk mengetahui waktu. 3 Dijelaskan juga dalam QS. Al-Baqarah2: 185 yang berbunyi:  Z] q +D g+; 1 B +8r 3sm [ D Z k-. tf7  e dW :0 hv+R E h; i 7=w. QD , Z kU. H ,[ 7] q xi0 ; + Z]y  zS [,[ ... 01 + - 23 Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…. Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa penentuan awal Ramadhan. Rukyat menurut para ahli hisab dimaknai sebagai rukyat bil’ilmi yaitu penggunaan hisab untuk menentukan awal Ramadhan. Hal ini diperkuat dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori. 4 Dijelaskan dalam Hadits 45 ﺡ 45 ﺡ 7 8 9:ﺏ ﺏ =9 = ﺏ ﺱ = 1? 7 8 A ﺏ B 890B B C9 1B 4B D EF B G B ﺏ D 7 7 ﺱ Hﺱ I9B D =J D ﺱ KL 7 0 KL ﻡ NO O :9B P G QO RO SO I T1 36 Artinya: “Bercerita kepada kami Yahya Bin Bukair, ia berkata menceritakan kepadaku Al-laits dari uqail dari Ibn Syihab berkata Salim bin Abdullah bin Umar telah menghabarkan kepadaku bahwa Umar ra menyampaikan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda bila kamu melihat hilal, maka berpuasalah, dan bila kamu melihat hilal maka berbukalah. Bila hilal itu tertutup awan maka kira-kirakanlah ia Diriwayatkan oleh Bukhari. Pada kalimat I O yang artinya maka kira-kirakanlah pada hadits diatas, ahli hisab memahaminya dengan terbukanya penggunaan hisab dalam penentuan waktu selain rukyat. Nash-nash yang menerangkan penggunaan rukyat sebagai dasar dalam penetapan awal bulan Qamariyah adalah 1. Disandarkan pada QS. Al-Baqarah2:189 yang berbunyi: L+3 + :{ + | ?J Z }1 kW M +;  ~ ] ,. i } . , •b . D| R [|, 36 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Matan al-Bukhari bi Hasyiyati as-Sanadi, juz 1 Beirut:Dar al-Kitab al-Islam,t.th, h 325-327. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan jalur periwayatan yang berbeda. €  •. ; 1 =wk= 6 i , b . +; H‚,ƒ i [m € c. ; w RM ZRm H k- Zxk•„ , … =, .U  01 + - 2U Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadat haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. Secara jelas dan gamblang, ayat diatas mengungkapkan bulan sabit hilal sebagai tanda- tanda bagi manusia untuk mengetahui hari, bulan tahun dan kepentingan yang bersifat ibadah. 2. Disandarkan pada Hadits yang berbunyi: =ﺏ B V W ﺏ X ﻡ B ﻡ ﺏ =4 Y9ﺏ 45 ﺡ = Z [\ﺱ ﺏ ﺡ 1B 45 ﺡ D EF X =P G O I RO I ﻡ J 7 ﺱ I9B D =J =14 G I4B V ] O :9B ﻡ 37 Artinya: “Berpuasalah kamu karena melihat hilal, dan berbukalah kamu karena melihat hilal Bila kamu tertutup oleh mendung maka sempurnakanlah bilangan”. Diriwayatkan oleh Muslim.” 37 Imam Ibn al –Husain Muslim bin al Hajaj Ibn Muslim al-Qushairi al-Nisaburi, Al Jami’u al Shahih al –Musamma Shahih Muslim , juz 3 Beirut: Dar Al- Jail, Dar- Al- Afaq, h. 124. 3. Disandarkan pada Hadits yang berbunyi: ﺡ B 8 ﻡ =B _ 7 =9 ﺏ =9 45 D =`J a=`14 B 4B D =F B ﺏ B 8YO ﺱ I9B 7 0O G bﻡ ]K I GQO ﺕ =ﺡ Rdﺕ e 7\ ﺕ =ﺡ ﻡ Nﺕ e `P :9`B = I O ﻡ . 38 Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya berkata saya telah membacakan kepada Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar semoga Allah Meridhoi keduanya Saw, bahwasanya Nabi SAW telah menuturkan Ramadhan maka Beliau bersabda: ‘janganlah kamu berpuasa sebelum kamu melihat hilal Ramadhan dan janganlah kamu berbuka sebelum kamu melihat hilalSyawal. Jika tertutup atas kalian maka taqdirkanlah.” Diriwayatkan oleh Muslim 4. Disandarkan pula pada Hadits yang berbunyi: `B V ` af =`ﺏ `B `B `ﺏ I` `91B 45 `ﺡ g `1 8 h`ﺏ `ﺏ ` ﻡ 45 ﺡ 19A =ﺏ ﺏ :ﺏ ﺏ 45 ﺡ B i Bj ` X =`ﺏ I`4B D =`F I` 7 `ﺱ `]K 7 ` - D =`J 7\` `ﺱ I`9B 7 `0O KL g O :9B =P GQO ROSO KL ﻡ NO 95\5 ﻡ 39 Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaybah, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah dari Nafi, dari Ibnu Umar semoga Allah meridhoi keduanya, bahwasanya Rasulullah SAW menuturkan tentang bulan Ramadhan, lalu beliau berisyarat dengan tangannya seraya berkata sebulan itu sekian, sekian dan sekian dengan menekuk ibu jarinya pada yang ketiga kali, kemudian beliau berkata: berpuasalah kalian karena terlihat hilalsyawal. Jika tertutup atas kalian maka taqdirkanlah bulan itu 30 hari.Diriwayatkan oleh dari Ibnu Umar. Dan masih banyak hadits yang menyebutkan rukyatul hilal sebagai cara untuk menentukan awal bulan Qamariyah pada masa Nabi Muhammad 38 Ibn Muslim al-Qushairi al-Nisaburi, Shahih Muslim, h. 122. 39 Ibn Muslim al-Qushairi al-Nisaburi, Shahih Muslim, h. 124. SAW. Menurut Susiknan Azhari, jumlah hadits yang berbicara tentang rukyat sekitar 56 hadits. 40 Hal itu didukung oleh keadaan masyarakat di Madinah yang tidak mahir untuk berhitung dan menulis. Dan ini diperkuat dalam hadist yang berbunyi sebagai berikut: B ﺏL B E14 B 4B D =F 7 ﺱ I9B D =J k ﻡ L k 9ﻡ l e l: e m:X h m:X m:X E4 ﺕ [ 95\5 ﻡ 41 Artinya: “Dari Ibnu Umar ra. Dari Nabi SAW bersabda kami adalah ummat yang buta huruf ummi, tidak dapat menulis dan menghitung. Satu bulan adalah seperti ini, seperti ini, seperti ini.Ibnu Umar melipat satu jari jempol pada gerakan yang ketiga 29 hari. Satu bulan adalh seperti ini, seperti ini dan seperti ini yaitu genap 30 hari.diriwayatkan oleh Imam Muslim. 5 Disandarkan pada pendapat Ulama: Para Imam Madzhab empat sepakat bahwa awal Ramadhan dan Syawal ditetapkan berdasarkan Rukyatul Hilal atau Istikmal sebagaimana berikut: B e ﺏ 1 9aZ4 7 0 . ﻡ =B e ﺏ ﺏ [ N 9B lZ \O 0ﺏ n5 GS ﺕe 8 ﺏ 5 8 ﻡ =B [ N nB o h 7 ]L 7 \ EX ﺏ 9p ﻡ 95\5 40 Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat, Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007, h. 53. 41 Muhammad Nashirudin Al-Albani, penerjemah Imron Rosadi, Mukhtashar Shahih Muslim, jil. 1 Jakarta: Pustaka Azzam, h. 419. Artinya: “Tidak perlu diperhatikan perkataan ahli astronomi. Maka tidak wajib bagi mereka berpuasa berdasarkan hisabnya, dan juga bagi orang yang mempercayai perkataannya, karena pembuat syari’ah Allah mengkaitkan menggantungkan puasa pada tanda yang tetap dan tidak berubah sama sekali, yaitu ru’yatul hilal atau menyempurnakan bilangan tiga puluh hari . 42 Empat Imam madzhab yang bersepakat menentukan awal Ramadhan dan Syawal dengan cara rukyatul hilal ialah Syafii, Hambali, Hanafi dan Maliki. Dari beberapa nash dan kesepakatan empat imam madzhab diatas menjelaskan bahwa penentuan waktu atau awal bulan yang berhubungan dengan ibadah seperti Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah berdasarkan pada hilal. Yaitu dengan cara melihat hilal rukyatul hilal setelah terbenam matahari pada hari ke 29 atau dengan istikmal, yaitu menyempurnakan bilangan bulan tersebut menjadi 30 hari bilamana rukyat tidak berhasil dilakukan.

C. Perkembangan Hisab Rukyat Indonesia