Implikasi Penetapan Awal Bulan Menurut Perspektif Aboge Tanggapan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Purbalingga

9 Desember 2010 7 Desember 2010 2 1 Ramadhan Selasa Pahing, 02 Agustus 2011 Senin Legi, 01 Agustus 2011 3 1 Syawal Kamis Pahing, 02 September 2011. Selasa Kliwon, 31 Agustus 2011 4 10 Dzulhijjah Selasa Kliwon, 08 Desember 2011 Ahad Pon, 06 Desember 2011 Memperhatikan data-data yang diperoleh penulis dari tahun 2006 M 1427 H1939 Aboge sampai tanggal 1 Muharam tahun 2009 M1430 H1942 Aboge dan perkiraan sampai pada tanggal 10 Dzulhijjah tahun 20011 M1432 H1944 Aboge, penulis menyimpulkan bahwa selalu mengalami perbedaan antara antara keputusan Pemerintah dan komunitas Aboge di Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga dalam penentuan hari-hari besar Islam. Penulis juga memprediksikan bahwa perbedaanpenentuan tanggal 1 Muharam, 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah untuk tahun-tahun selanjutnya akan mengalami perbedaan.

E. Implikasi Penetapan Awal Bulan Menurut Perspektif Aboge

Berawal dari pemahaman yang berbeda terhadap Surat Yunus ayat 5, dengan didukung pendapat ulama`, komunitas Aboge melahirkan sistem dan praktek sendiri dalam menentukan awal bulan Qamariyah, yang dinamakan sistem Aboge . Sistem Aboge tergolong dalam hisab `urfi yang memadukan konsep penetapan awal bulan Qamariyah ala Timur Tengah dengan konsep pasaran Jawa. Dari data-data yang diperoleh, menunjukan sistem Aboge menetapkan waktu- waktu yang terkait dengan ibadah seperti penetapan tanggal 1 Muharam, 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah berbeda dengan Pemerintah dan penganut hisab `urfi lainnya. Hal ini mengakibatkan perbedaan pelaksanaan ibadah pelaksanaan ibadah puasa, shalat tarawih, shalat hari raya Idul Fitri, shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban berbeda satu hari atau dua hari dengan pihak Pemerintah. Meskipun, selang perbedaan penentuan hari-hari besar Islam antara keduanya tidak berbeda jauh, namun tetap terlihat sisi ketidakharmonisan. Walaupun pada kenyataannya, hubungan keharmonisan antara komunitas Aboge, Pemerintah dan masyarakat setempat tetap terjaga dan terjalin dengan erat sampai sekarang. Keharmonisan hubungan mereka tercermin pada kehidupan sehari-hari dengan tanpa terdapat catatan perselisihan dan pertengkaran. Bahkan, muncul sifat toleransi dalam kehidupan keagamaan antara komunitas Aboge, Pemerintah dan masyarakat setempat.

E. Tanggapan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Purbalingga

102 Majelis Ulama Indonesia mengetahui keberadaan komunitas Aboge di Onje, Mrebet Purbalingga. MUI melihat Aboge sebagai suatu kepercayaan Jawa 102 Anang Mustadjab. Sekretaris MUI Kab . Purbalingga. Wawancara Pribadi. 30 April 2009 yang dilandasi oleh perhitungan Alif Rebo Wage. Perhitungan ini dibuat oleh Sultan Hanyokrokusumo Sultan Hamengkubuwono ke I, yang memadukan antara konsep Islam dan konsep Jawa. MUI sebagai mitra pemerintah, menjadi wadah organisasi keagamaan khususnya Islam dan para cendekia muslim, yang bertujuan menjamin masyarakat Islam untuk bebas berorganisasi dan melaksanakan keyakinannya. Supaya tercipta keharmonisan hubungan antar golongan di dalam agama Islam. MUI dalam mendukung kinerja Departemen Agama untuk membuat pengaturan hari libur, pengaturan tanggal 1 Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah, yang tercantum dalam Penetapan Pemerintah tahun 1946 No 2 UM.7 UM.9UM, dan dipertegas dengan Keputusan Presiden No. 25 tahun 1967No.148 1968 dan 10 tahun 1971, MUI Kab. Purbalingga selama ini belum melakukan usaha pendekatan yang bersifat argumentative, baru sebatas mempublikasikan melalui media masa dan media lainnya. Dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang bergerak di bidang ilmu falak khususnya di daerah Purbalingga, yang mana tidak semua Pesantren dan Perguruan Tinggi mengajarkan ilmu tersebut. Untuk menanggapi perbedaan penentuan tanggal 1 Muharam,1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah sebagaimana yang dilakukan oleh Aboge, MUI membolehkan perbedaan tersebut selama masih menjaga keharmonisan silaturrahim antara umat Islam dan tidak memunculkan perbedaan tersebut secara mencolok.

F. Telaah Terhadap Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif Aboge