Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
5.2. Pengolahan Data
Setelah semua data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan data.
5.2.1. Perhitungan Availability
Availability, adalah rasio waktu operation time terhadap loading time-nya. Untuk menghitung nilai availability digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
= time
Loading time
Operation ty
Availabili Loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau per bulan dikurangi
dengan downtime mesin yang direncanakan. Perhitungan loading time ini dapat dituliskan dalam formula matematika, sebgai berikut :
Loading time = Total Available Time – Planned Down Time
Operation time adalah total waktu proses yang efektif. Dalam hal ini operation time adalah hasil pengurangan loading time dengan downtime mesin.
Formula matematikanya adalah : Operation time = Loading time – Downtime
Downtime = Breakdown + Set up
Nilai availability mesin Dryer Twind untuk Februari 2008 adalah sebagai
berikut : Loading Time = 480 – 34 = 446
Downtime = 6,21 + 5,96 = 12,17 Operation time = 446 – 12,17 = 433,83
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Availability =
446 83
, 433
x 100 = 97,27 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability sampai
periode Januari 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Availability mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Loading
time jam
Total Downtime
Jam Operation
time jam
Availability
Februari 446
12,17 433,83
97,27 Maret
473 14,17
458,83 97,00
April 452
11,55 440,45
97,44 Mei
468 18,32
449,68 96,08
Juni 451
10,56 440,44
97,65 Juli
472 20.25
451,75 95,70
Agustus 466
14,08 451,92
96,97 September
446 11,85
434,15 97,34
Oktober 475
11,46 463,54
97,58 November
449 12,92
436,08 97,12
Desember 471
10,72 460,28
97,72 Januari
474 10,71
463,29 97,74
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.2. Perhitungan Performance Efficiency
Performance effeciency adalah rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk
melakukan proses produksi operation time. Untuk menghitung nilai performance effeciency digunakan rumusan sebagai berikut :
Perfomance efficiency = net operating x operating cycle time
time cycle
actual time
cycle ideal
time operating
cycletime actual
amount processed
x x
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
100 ×
= Time
Operation Time
Cycle Ideal
x Amount
Processed Efficiency
e Performanc
Ideal Cycle Time adalah siklus waktu proses yang diharapkan dapat dicapai dalam keadaan optimal atau tidak mengalami hambatan.
Ideal Cycle Time pada mesin dryer twind merupakan siklus waktu proses yang dapat dicapai mesin dalam proses produksi dalam keadaan optimal atau
mesin tidak mengalami hambatan dalam berproduksi. Waktu optimal mesin dryer twind dalam menghasilkan produk adalah 4
jam. Dengan ketentuan dalam sekali proses selama 4 jam terdapat 16 box dryer yang masuk ke dalam mesin dryer twind . Untuk satu box dryer memiliki berat
yang dihasilkan adalah 198 Kg, maka dapat dihitung untuk berat 16 box dryer twind adalah 16 x 198 Kg = 3168 Kg.
Ideal Cycle Time mesin dryer twind = 4 jam 3168 Kg = 0,00126 jamKg Untuk Mesin Dryer Twind bulan Februari 2008 :
Performance effeciency = 83
, 433
0,00126 x
293593 x 100 = 85,27
Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung Performance Efficiency sampai periode Januari 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Performance Efficiency Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Total
Product Processed
Kg Ideal Cycle
Time jamKg
Operation time
jam Performance
Efficiency
Februari 293593
0,00126 433,83
85,27 Maret
307171 0,00126
458,83 84,35
April 288836
0,00126 440,45
82,62
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.6. Performance Efficiency Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009 Lanjutan
Bulan Total
Product Processed
Kg Ideal Cycle
Time jamKg
Operation time
jam Performance
Efficiency
Mei 302751
0,00126 449,68
84,83 Juni
288971 0,00126
440,44 82,66
Juli 304232
0,00126 451,75
84,85 Agustus
291128 0,00126
451,92 81,16
September 273846
0,00126 434,15
79,47 Oktober
297123 0,00126
463,54 80,76
November 294359
0,00126 436,08
85,05 Desember
294541 0,00126
460,28 80,62
Januari 306925
0,00126 463,29
83,47
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.3. Perhitungan Rate of Quality Product
Rate of Quality Product adalah rasio produk yang baik good products yang sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan terhadap
jumlah produk yang diproses. Perhitungan rate of quality product menggunakan data produksi pada Tabel 5.4 yaitu gross product dan total broke. Dalam
perhitungan rasio rate of quality product ini, process amount adalah total product processed sedangkan defect amount adalah total broke, dengan rumusan sebagai
berikut :
100 ×
= Amount
Processed Amount
Defect -
Amount Processed
Product Quality
of Rate
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Untuk Mesin Dryer Singel bulan Februari 2008 : Rate of Quality Product =
288250 710
288250 −
x 100 = 99,75 Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung rate of quality product
mesin Dryer Singel dari periode Februari 2008 - Januari 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Rate of Quality Product Mesin Dryer Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Total Products
processed Kg
Total Srap Kg
Rate of Quality Product
Februari 293593
747 99,74
Maret 307171
759 99,75
April 288836
811 99,71
Mei 302751
703 99,76
Juni 288971
714 99,75
Juli 304232
630 99,79
Agustus 291128
724 99,75
September 273846
692 99,74
Oktober 297123
655 99,77
November 294359
710 99,75
Desember 294541
659 99,77
Januari 306925
817 99,73
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.4. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE
Setelah nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product pada mesin Dryer Twind diperoleh maka dilakukan perhitungan nilai
overall equipment effectiveness OEE untuk mengetahui besarnya efektivitas penggunaan mesin Dryer Twind di PTP-Nusantara III Gunung Para.
Perhitungan OEE adalah perkalian nilai-nilai availability, performance efficiency dan rate of quality product yang sudah diperoleh.
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
OEE = Availability × Performance Rate × Quality Rate Untuk mesin Dryer Twind bulan Februari 2008 :
OEE = 0,9727 × 0,8527 × 0,9974 x 100 = 82,72 Dengan perhitungan yang sama, maka nilai OEE mesin Dryer Twind
sampai periode Januari 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Availability
Performance Efficiency
Rate of Quality Product
OEE
Februari 97,27
85,27 99,74
82,72 Maret
97,00 84,35
99,75 81,98
April 97,44
82,62 99,71
80,27 Mei
96,08 84,83
99,76 81,30
Juni 97,65
82,66 99,75
80,51 Juli
95,70 84,85
99,79 81,03
Agustus 96,97
81,16 99,75
78,50 September
97,34 79,47
99,74 77,15
Oktober 97,58
80,76 99,77
78,60 November
97,12 85,05
99,75 82,39
Desember 97,72
80,62 99,77
78,60 Januari
97,74 83,47
99,73 81,36
Sumber : Hasil Pengolahan Data
.
5.2.5. Perhitungan OEE Six Big Losses 5.2.5.1. Downtime Losses
Downtime adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin equipment
failures mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya. Dalam perhitungan overall equipment effectiveness OEE,
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
equipment failures dan waktu setup and adjustment dikategorikan sebagai kerugian waktu downtime downtime losses
1. Equipment Failures Breakdowns
Kegagalan mesin melakukan proses equipment failure atau kerusakan breakdown yang tiba-tiba dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian
yang terlihat jelas, karena kerusakan tersebut akan mengakibatkan mesin tidak menghasilkan output.
Besarnya persentase efektivitas mesin yang hilang akibat faktor breakdowns loss dapat dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
= Time
Loading time
Breakdown Total
Loss Breakdowns
Dengan menggunakan rumusan di atas, maka diperoleh perhitungan breakdowns loss sebagai berikut :
Untuk Mesin Dryer Twind bulan Februari 2008 : Breakdowns Loss =
446 21
, 6
x 100 = 1,31 Dengan cara perhitungan yang sama maka nilai persentase breakdown loss
mesin Dryer Twind dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Breakdown Loss pada mesin Dryer Twind
Periode Feb 2008 - Jan 2009 Bulan
Total Breakdown jam
Loading Time jam
Breakdown Loss
Februari 6,21
446 1,39
Maret 8,33
473 1,76
Sumber : Hasil Pengolahan Data
.
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.9. Breakdown Loss pada mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009 Lanjutan
Bulan Total Breakdown
jam Loading Time
jam Breakdown
Loss
April 5,24
452 1,15
Mei 12,07
468 2,57
Juni 4,14
451 0,91
Juli 14,23
472 3,01
Agustus 8,21
466 1,76
September 5,48
446 1,22
Oktober 5,22
475 1,09
November 6,36
449 1,41
Desember 4,39
471 0,93
Januari 4,43
474 0,93
Sumber : Hasil Pengolahan Data
.
2. Setup dan Adjustment
Kerusakan pada mesin maupun pemeliharaan mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut harus dihentikan terlebih dahulu. Sebelum
mesin difungsikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut yang dinamakan dengan waktu setup dan adjustment mesin. Dalam
perhitungan setup dan adjustment loss dipergunakan data waktu setup mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan di mesin Dryer
Twind. Untuk mengetahui besarnya persentase downtime loss yang diakibatkan
oleh waktu setup and adjustment tersebut digunakan rumusan sebagai berikut 100
× =
time Loading
time ustment
Setupadj Total
Loss stment
Setupadju
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Untuk Mesin Dryer Twind bulan November 2008 : Setup and Adjustment Loss =
446 96
, 5
= 1,33 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat
dilihat pada Tabel 5.10. berikut ini :
Tabel 5.10. Set up and Adjustment Losses di mesin Dryer Twind
Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Set up Time
jam Loading
Time jam
Set up and Adjustment Losses
Februari 5,96
446 1,33
Maret 5,84
473 1,23
April 6,31
452 1,39
Mei 6,25
468 1,33
Juni 6,42
451 1,42
Juli 6,02
472 1,27
Agustus 5,87
466 1,25
September 6,37
446 1,42
Oktober 6,24
475 1,31
November 6,56
449 1,46
Desember 6,33
471 1,34
Januari 6,28
474 1,32
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.5.2. Speed Loss
Speed loss terjadi pada saat mesin tidak beroperasi sesuai dengan kecepatan produksi maksimum yang sesuai dengan kecepatan mesin yang
dirancang. Faktor yang mempengaruhi speed losses ini adalah idling and minor stoppages dan reduced speed.
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Idling dan Minor Stoppages
Idling dan minor stoppages terjadi jika mesin berhenti secara berulang- ulang atau mesin beroperasi tanpa menghasilkan produk. Jika idling dan minor
stoppages sering terjadi maka dapat mengurangi efektivitas mesin. Untuk mengetahui besarnya faktor efektivitas yang hilang karena faktor idling dan minor
stoppages digunakan rumusan sebagai berikut : 100
× =
time Loading
time ive
Nonproduct stoppages
minor and
Idling Nonproductive time = Operation time – Actual Production time
Untuk Mesin Dryer Twind bulan Februari 2008 : Nonproductive time = 433,83– 370,69 = 63,14
Idling dan Minor Stoppages =
446 14
, 63
x 100 = 14,15 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat
dilihat pada Tabel 5.11. berikut ini :
Tabel 5.11. Idling dan Minor Stoppages di Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Loading Time
jam Nonproductive
Time jam
Idling and Minor Stoppages
Februari 446
63,14 14,15
Maret 473
70,9 15,00
April 452
75,76 16,76
Mei 468
67,42 14,40
Juni 451
75,58 16,75
Juli 472
67,62 14,32
Agustus 466
84,34 18,09
September 446
88,39 19,81
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.11. Idling dan Minor Stoppages di Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009 Lanjutan
Bulan Loading Time
jam Nonproductive
Time jam
Idling and Minor Stoppages
Oktober 475
88,39 18,60
November 449
64,64 14,34
Desember 471
88,39 18,76
Januari 474
75,76 15,98
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Reduced Speed
Reduced speed adalah selisih antara waktu kecepatan produksi aktual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Untuk mengetahui besarnya
persentase faktor reduced speed yang hilang, maka digunakan rumusan berikut :
100 -
100 ×
× =
× =
time Loading
process product
Total time
cycle Ideal
time production
Actual time
Loading time
production Ideal
- time
production Actual
loss speed
Reduce
Untuk Mesin Dryer Twind bulan Februari 2008 : Ideal Production Time = 0,00126 x 293593 = 369,92
Reduced Speed Loss =
446 92
, 3692
69 ,
370 −
x 100 = 0,17 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat
dilihat pada Tabel 5.12.
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.12. Reduced Speed Loss di Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Total
Product Process
Kg Actual
Production Time
jam Ideal
Cycle Time
jamkg Ideal
Production Time
Jam Loading
Time jam
Reduced Speed
Time jam
Reduced Speed
Loss
Februari 293593
370,69 0,00126
369,92 446
0,75 0,17
Maret 307171
387,84 0,00126
387,03 473
0,80 0,17
April 288836
364,69 0,00126
363,93 452
0,72 0,16
Mei 302751
382,26 0,00126
381,46 468
0,79 0,17
Juni 288971
364,86 0,00126
364,10 451
0,72 0,16
Juli 304232
384,13 0,00126
383,33 472
0,75 0,16
Agustus 291128
367,58 0,00126
366,82 466
0,74 0,16
September 273846
345,76 0,00126
345,04 446
0,71 0,16
Oktober 297123
375,15 0,00126
374,37 475
0,76 0,16
November 294359
371,66 0,00126
370,89 449
0,76 0,17
Desember 294541
371,89 0,00126
371,12 471
0,75 0,16
Januari 306925
387,53 0,00126
386,72 474
0,80 0,17
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
5.2.5.3. Defect Loss
Defect loss artinya adalah mesin tidak menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditentukan dan scrap
sisa hasil proses selama produksi berjalan. Faktor yang dikategorikan ke dalam defect loss adalah rework loss dan yieldscrap loss.
1. Rework Loss
Rework Loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang.
Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
× =
time Loading
Rework time
cycle Ideal
loss Rework
Dikarenakan hasil rework tidak ada maka Rework Loss bernilai 0 Untuk Mesin Dryer Twind bulan Februari 2008:
Rework Loss = 446
x 00126
, x 100 = 0
Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Rework Loss Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Loading Time
jam Ideal Cycle
Time jamKg
Rework Kg
Rework Time
jam Rework
Loss
Februari 446
0,00126 Maret
473 0,00126
April 452
0,00126 Mei
468 0,00126
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.13. Rework Loss Mesin Dryer Twind Periode
Feb 2008 - Jan 2009 Lanjutan
Bulan Loading Time
jam Ideal Cycle
Time jamKg
Rework Kg
Rework Time
jam Rework
Loss
Juni 451
0,00126 Juli
472 0,00126
Agustus 466
0,00126 September
446 0,00126
Oktober 475
0,00126 November
449 0,00126
Desember 471
0,00126 Januari
474 0,00126
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. YieldScrap Loss
Yieldscrap loss adalah kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai
dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidak memenuhi
spesifikasi kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui persentase faktor yieldscrap loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan
rumusan sebagai berikut : 100
× ×
= time
Loading Scrap
time cycle
Ideal loss
p Yieldscra
Untuk Mesin DryerTwind bulan Februari 2008 : Yieldscrap loss =
446 747
x 00126
,
x 100 = 0,21
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Yieldscrap Loss Mesin Dryer Twind Periode Feb 2008 - Jan 2009
Bulan Loading Time
jam Ideal Cycle
Time jamKg
Scrap Kg
Scrap Time
jam Yieldscrap
Loss
Februari 446
0,00126 747
0,94 0,21
Maret 473
0,00126 759
0,95 0,20
April 452
0,00126 811
1,02 0,22
Mei 468
0,00126 703
0,88 0,18
Juni 451
0,00126 714
0,89 0,19
Juli 472
0,00126 630
0,79 0,16
Agustus 466
0,00126 724
0,91 0,19
September 446
0,00126 692
0,87 0,19
Oktober 475
0,00126 655
0,82 0,17
November 449
0,00126 710
0,89 0,19
Desember 471
0,00126 659
0,83 0,17
Januari 474
0,00126 817
1,02 0,21
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness OEE