Usulan Penyelesaian Masalah 1. Usulan Penyelesaian Masalah Six Big Losses

Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. 5. Bahan a. Butiran blengket yang masuk pada mesin terlalu basah mengakibatkan pengeringan tidak sempurna. 6.4. Usulan Penyelesaian Masalah 6.4.1. Usulan Penyelesaian Masalah Six Big Losses Prinsip TPM yang digunakan dalam usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi pada mesin Dryer Twind diperusahaan adalah dengan melakukan perhitungan OEE untuk mengetahui faktor-faktor dalam six big losses yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan pada mesin. Dari hasil analisa diagram sebab akibat yang dilakukan dapat dilihat pada faktor IdlingMinor Stoppages Losses dan Breakdown Losses yang merupakan faktor yang dominan yang mengakibatkan rendahnya efektivitas mesin yang digunakan sehingga merupakan prioritas perusahaan untuk dilakukan perbaikan sebagai langakah awal dalam usaha perningkatan produktivitas dan efisiensi mesin Dryer Twind. Adapun usulan penyelesaian masalah yang dapat dilakukan antara lain: Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Tabel 6.3. Usulan Penyelesaian Masalah IdlingMinor Stoppages Losses No Faktor-faktor Penyelesaian Masalah 1 Manusiaoperator - Kurang responsif - Kurang teliti a. Pelatihan operator dilakukan secara berkala b. Pengawasan terhadap operator lebih ditingkatkan 2 Mesinperalatan - Sering terjadi gangguan tiba-tiba - Umur mesin sudah tua a. Perawatan mesin secara berkala b. Penggantian mesin peralatan 3 Lingkungan - Kebersihan a. Membersihkan mesin dan area kerja sebelum atau sesudah proses operasi 4 Metode - Pemeliharaan tidak standar a. Menentukan standar pelaksanaan pemeliharaan 5 Bahan - Butiran blengket terlalu basah a. Memeriksa kadar air pada blegket sebelum dimasukkan kedalam mesin Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Tabel 6.4. Usulan Penyelesaian Masalah Breakdown Losses No Faktor-faktor Penyelesaian Masalah 1 Manusiaoperator - Kurang responsi - Kurang teliti a. Pelatihan operator dilakukan secara berkala b. Pengawasan terhadap operator lebih ditingkatkan 2 Mesinperalatan - Mesin sulit untuk diperbaiki - Mesin sudah tua a. Menyediakan persediaan suku cadang. b. Penggantian mesin peralatan 3 Lingkungan - Kebersihan a. Membersihkan mesin dan area kerja sebelum atau sesudah proses operasi 4 Metode - Pemeliharaan tidak standar a. Menentukan standar perwatan mesin 5 Bahan - Butiran blengket terlalu basah a. Memeriksa kadar air pada blegket sebelum dimasukkan kedalam mesin Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Gambar 6.2. Diagram Sebab Akibat Idling and Minor Stoppages loss Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Gambar 6.3. Diagram Sebab Akibat Breakdown Loss Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.

6.4.2. Penerapan Total Productive Maintenance TPM

Perbedaan total productive maintenance TPM dengan planned Maintenance PM yang utama adalah kegiatan pemeliharaan mandiri autonomous maintenance dan kunci kesuksesan TPM juga tergantung pada kesuksesan program autonomous maintenance. Kegiatan autonomous maintenance ini melibatkan seluruh karyawan mulai dari pimpinan sampai dengan operator. Dengan adanya kegiatan autonomous maintenance ini maka setiap operator akan terlibat dalam perawatan dan penanganan setiap masalah yang terjadi pada mesinperalatan mereka sendiri di bagian produksi. Sistem pelaksanaan kegiatan maintenance yang diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para merupakan sistem pemeliharaan terencana, mulai dari perencanaan sampai dengan penggantian. Penanganan kerusakan mesinperalatan yang terjadi Pada mesin Dryer Twind merupakan tanggung jawab pada bagian departemen Maintenance. Rendahnya efektivitas mesin juga dipengaruhi oleh karena keahlian dari operator yang rendah sehingga tidak cepat tanggap terhadap masalah yang timbul pada mesin yang dioperasikan yang dapat dilihat pada analisa diagram sebab akibat terhadap faktor six big losses yang dominan. Penerapan pemeliharaan mandiri dilakukan dengan tujuan agar pola pikir operator yang berpikir bahwa operator hanya menggunakan peralatan dan orang lain yang akan memperbaikinya dapat diubah sehingga perawatan mesin dan peralatan di perusahaan ini dapat berjalan dengan baik dan kerusakan dapat Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. dicegah. Agar hal tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan waktu dan usaha untuk melatih operator agar kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan autonomous maintenance dapat ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan mandiri yang dapat dilakukan oleh operator sebagai usaha peningkatan efektivitas mesin produksi sesuai dengan prinsip TPM adalah : 1. Membersihkan dan memeriksa pada mesin Dryer Twind untuk membersihkan debu dan kotoran pada mesin dan melakukan pelumasan dan pengencangan mur yang longgar. 2. Menghilangkan sumber masalah dan area yang tidak terjangkau dengan menemukan cara yang tepat untuk membersihkan pada bagian-bagian yang sukar dijangkau 3. Membuat standar pembersihan dan pelumasan yang tepat sehingga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan dan memeriksa dengan tahapan yang teratur. 4. Pemeliharaan mandiri denagan menggunakan check sheet pemeriksaan yang oleh bagian yang dikeluarkan oleh bagian teknik dan tetap memperbaiki dan mengembangkan kegiatan yang dilakukan. 5. Melaksanakan pemeriksaan meyeluruh sesuai dengan instruksi yang terdapat pada petunjuk pemeriksaan pada mesin Dryer Twind yang diperoleh pada bagian teknik 6. Pemeliharaan mandiri secara penuh fully autonomous maintenance yaitu pengembangan kebijakan dan tujuan perusahaan untuk meningkatkan kegiatan pengembangan secara teratur Henry Joy Hutagaol : Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Pada Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan.

1 52 148

Studi Aplikasi Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT. Rolimex Kimia Nusa Mas

1 37 117

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Studi Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi di PT. Sinar Sosro

11 118 155

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Penerapan Total Productive Maintenance untuk Peningkatan Efisiensi Produksi dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Pada Turbin Uap Type C5DS II - Gvs di PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Begerpang POM

1 9 92

Analisis Total Productive Maintenance untuk Peningkatan Efisiensi Produksi dengan Menggunakan Metode Overall

2 5 11