Multi Level Marketing MLM

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 rasional dalam merumuskan strategi organisasi, strategi ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pandangan ini lebih cocok diterapkan pada manajer yang bersifat reaktif, yaitu manajer yang hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis, strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi, bila konsep strategi tidak jelas maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, faktor makro, yaitu demografiekonomi, politikhukum, teknologifisik dan sosialbudaya.

D. Multi Level Marketing MLM

Clothier dalam Faisol 2003:26 mengemukakan rumusan dasar dari MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor. Multi level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain. Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya yaitu: 1. Biaya overhead yang rendah Perusahaan MLM tidak seperti perusahaan retail, tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual. 2. Biaya overhead distribusi yang rendah Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing- masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang. Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah: manufacturer – transporter – wholesaler – retailer – advertisers – customers sedangkan jalur distribusi yang menggunakan sistem MLM adalah: manufacturer – representative – customer Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20, 50, bahkan 100 tiap bulan. 4. Tim sales dan marketing yang termotivasi. Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik. MLM bagi perorangan bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup signifikan. MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, komisi tidak hanya didapatkan hasil penjualan secara langsung namun juga secara tidak langsung yaitu didapatkan juga dari hasil penjualan orang yang dibawa ke perusahaan. Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan akan berkembang sampai hasil yang sangat besar. Faisol 2003:8 ada beberapa sistem pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing MLM. Namun, sistem ini melanggar norma bisnis dan kemanusiaan diantaranya adalah: 1. Skema Piramida dan Investasi Berantai Ciri-ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut: Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 a. Pungutan biaya pendaftaran anggota relatif jauh lebih besar dan sebagian dipergunakan untuk memberikan kompensasi bonus atau komisi kepada orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang nenggunakan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. b. Setiap anggota diharuskan untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. c. Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan. d. Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya. e. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009.