Sistem pemasaran Multi Level Marketing MLM menurut pandangan Islam

Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009

F. Sistem pemasaran Multi Level Marketing MLM menurut pandangan Islam

Segala sesuatu muamalah hukum asalnya adalah boleh dalam kaidah umum syariah Islam, selama tidak ada dalil yang melarangnya termasuk MLM adalah salah satu bentuk muamalah yang ada saat ini. Oleh karenanya, pada dasarnya jenis jual beli yang menggunakan sistem MLM tidak menjadi masalah. selama tidak ada hal-hal yang dilarang oleh syariah dalam praktik MLM tersebut. Hal-hal yang dilarang dalam muamalah jual beli adalah apabila ada unsur riba, gharar penipuan, jahalah sesuatu yang tidak pasti, dzulm ada unsur menyakitianiaya kepada pihak yang terkait dengan muamalah jual beli tersebut. MLM sebagaimana yang diketahui mempunyai berbagai macam bentuk, ada yang menjadikan barang keperluan sehari-hari sebagai komoditi dalam MLM itu, ada yang jual beli jasa. mengenai alat komoditi ini, selama barang atau jasa yang dijadikan komoditi dalam MLM itu bukan merupakan suatu yang haram atau diharamkan, maka tidak menjadi masalah. Transaksi dalam MLM, seperti yang ada dalam kaidah umum syariah di atas bahwa segala bentuk muamalah pada dasarnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya masuk dalam katagori muamalah adalah transaksi. Termasuk transaksi dalam MLM selama ia terpenuhi rukun dan syaratnya dan tidak ada unsur-unsur yang diharamkan oleh syariah yaitu tidak ada riba, gharar, dhulm, jahalah maka pada dasarnya adalah boleh. Jika dalam transaksi suatu muamalah terdapat hal-hal yang dilarang oleh syariah, maka transaksi itu batal atau haram hukumnya. dan itu tidak hanya pada MLM saja, melainkan semua Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 jenis transaksi, baik transaksi jualbeli yang tidak menggunakan sistem MLM sekalipun. Memahami Hukum Syariahnya Seseorang orang awam, orang terpelajar perpengetahuan, sampai ustadz sekalipun apabila hendak mengikuti atau bergabung dalam bisnis MLM, seharusnya memahami secara betul tentang masalah yang terdapat dalam MLM. Oleh karena itu, apabila seorang muslim menjalankan MLM yang sudah ada legalisasi syariahnya yaitu perusahaan MLM yang tidak sekedar mencantumkan label dewan syariah, melainkan fungsi dewan syariah itu benar-benar berjalan. Sehingga syariah bukan hanya sekedar label dan nama, artinya jika perusahaan tersebut didatangi maka ustadz yang mengerti masalah syariahnya itu ada dan siap menjelaskan letak halal dan haramnya. Pengawas syariah berhak menanyakan dasar hukum kehalalan produk dan sistem MLM sebuah perusahaan. Mintalah kepadanya dalil atau hasil kajian syariah yang lengkap untuk dipelajari dan dibandingkan dengan para ulama yang juga ahli dibidangnya. Itulah fungsi dewan pengawas syariah pada sebuah perusahaan MLM. Jadi, seseorang tidak terlalu mudah untuk mengatakan bahwa suatu MLM adalah halalsesuai syariah, atau seseorang tidak terlalu mudah mengatakan bahwa MLM itu haram, sebelum yakin dan tahu persis bagaimana dewan syariah di perusahaan itu memastikan kehalalannya. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 Keuntungan Upline Dari Downline Mengambil keuntungan dalam sebuah mata rantai pemasaran secara umum tidak terlarang. Bahkan komisi itulah yang selama ini mendasari setiap bentuk pemasaran produk, mulai dari pabrik ke distributor, agen hingga ke tingkat pengecer. Ketika seseorang yang ada di upline, mendapat keuntungan dari downline, sebenarnya keuntungan itu tidak didapat begitu saja tanpa usaha, yang mungkin secara kasat mata seolah-olah mengambil keuntungan dari usaha orang lain, tapi sebenarnya masih ada mata rantai dari usaha yang dilakukan oleh upline. Upline mendapatkan keuntungan dari para downline nya, sebenarnya tidak lepas dari usaha upline itu sendiri, upline mencari orang-orang untuk menjadi member agar ikut membeli dan menjual produk-produk itu. Artinya bedanya antara jual beli biasa dengan sistem MLM nyaris tidak ada, kecuali di dalam sistem MLM, semua pengecer, bahkan sampai tingkat konsumen selalu diiming-imingi untuk jadi stokis, agen, distributor atau lainnya dengan diberi impian-impian yang muluk-muluk, terkadang sampai tidak masuk akal. Cara dalam penawaran seperti ini yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin bergabung dalam sebuah perusahaan MLM, jangan sampai terjebak pada penipuan yang diharamkan. Over Price Harga ada dua macam, harga yang adil dan hal itu adalah bolehjaiz, dan harga yang dhalim, dan itu dilarang. Harga yang adil adalah harga yang sebagaimana ada dipasaran, yang dikenal oleh masyarakat secara umum. Dimana semua lapisan masyarakat membeli barang dengan harta itu. Adapun harga yang Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 dhalim adalah harga di atas rata-rata yang ada dipasar atau masyarakat, sehingga masyarakat merasa terpaksa dan terdhalimi jika membeli barang dengan harga tersebut. Akan tetapi jika harga barang dalam satu tempat menjadi tinggi disebabkan karena pasar, mungkin karena jumlah barang sedikit atau langka, maka hal itu tidak menjadi masalah. akan tetapi jika naiknya suatu harga karena ada unsur monopoli, penimbun, maka itu diharamkan. Termasuk dalam MLM juga seperti itu, ada MLM dimana produk yang dipasarkan dengan harga yang di luar harga pasar, dan para member yang menjadi pengikut MLM itu terpaksa harus membeli produk itu karena adanya iming-iming yang menggiurkan. Mungkin inilah salah satu unsur kedhaliman yang ada dalam sebagian MLM www.geogcities.com 1. Prinsip Kemandirian , 14 September 2008. Konsep bisnis dalam MLM yang telah digambarkan di atas merupakan deskripsi secara umum. Secara lebih khusus, ada prinsip-prinsip dalam MLM yang mengandung makna spiritual. Dimensi-dimensi spiritual ini justru merupakan ruh penggerak dalam jaringan MLM. Hakikat maknawi dari nilai-nilai spiritual ini bersifat abadi. Faisol 2003:125 bila dikaitkan dengan prinsip-prinsip syariat Islam, dimensi spiritual bisnis MLM ini terkait dengan tiga hal utama yaitu: Bisnis dalam MLM merupakan usaha untuk belajar mandiri. Hal ini sangat relevan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Orang-orang yang menekuni bisnis MLM mempunyai jiwa mandiri, ulet, sabar dan berpikir positif. Prinsip kemandirian dengan berwiraswasta ini dilakukan oleh Rasulullah SAW dan Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009 para sahabatnya. Sebagai anak yatim piatu, Rasulullah SAW tidak hanya menggantungkan uluran tangan belas kasihan dari pamannya Abu Thalib. Akan tetapi beliau berusaha untuk berusaha mandiri dengan cara berniaga, walau dengan usahanya itu beliau harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. 2. Prinsip Kebersamaan Bisnis MLM merupakan bisnis yang dilakukan bersama-sama. Tidak ada bisnis yang lebih menonjol kebersamaannya selain dari bisnis MLM. Prinsip kebersamaan ini sangat penting artinya. Tanpa adanya kebersamaan ini, kesuksesan dalam bisnis ini sangat susah diraih. Upline dan Downline harus bisa bekerja sama dengan sebaik-baiknya. 3. Prinsip Silaturahmi Prinsip silaturahmi dalam bisnis MLM berperan besar dalam mencapai suatu kesuksesan. Bisnis ini sulit dijalankan tanpa adanya proses silaturahmi, baik antar mitra bisnis maupun pihak konsumen. Silaturahmi adalah menghubungkan tali persaudaraan, menghubungkan relasi, membuat jaringan usaha dengan mitra bisnis. Semakin erat hubungan relasi dan persaudaraan, maka bisnis akan berjalan dengan lancar. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009

G. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional.