Gambaran Umum Ekonomi Indonesia

Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Ekonomi Indonesia

Krisis ekonomi dan moneter yang menimpa perekonomian Indonesia sudah berlangsung beberapa tahun. Berbagai kebijaksanaan ekonomi dan moneter yang diterapkan pemerintah sampai dengan tahun 2000, untuk perbaikan ekonomi nasional, nampaknya mulai membuahkan hasil meskipun masih jauh dari harapan. Secara lebih nyata, hasil pembangunan telah berhasil memajukan desa yang terisolir dan mengurangi penduduk miskin. Tanda-tanda pemulihan nasional ke arah perbaikan mulai tampak di tahun 1999 dan berlanjut tahun 2000, setelah Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 sebelumnya pada pertengahan tahun 1997 sampai 1998 dilanda krisis yang sangat serius. Ekonomi Indonesia hingga triwulan III 2000, dilihat dari Produk Domestik Bruto PDB 2000 atas harga konstan 1993, diperkirakan tumbuh sebesar 4,54. Sedangkan menurut dasar harga berlaku Produk Domestik Bruto per kapita tahun 1999 tercatat sebesar Rp 5.436,4 ribu sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 1998 yaitu sebesar Rp 4.880 ribu. Laju inflasi tahun 2000 mencapai 9,40 jauh lebih tinggi dibandingkan dari tahun 1999 yaitu sebesar 2,01. Namun bila dibandingkan dengan laju inflasi tahun1998, masih jauh lebih rendah. Seiring dengan menurunnya laju inflasi tersebut, suku bunga deposito pun mulai membaik, dalam arti pada tingkat kewajaran yaitu sekitar 12,95, padahal tahun sebelumnya 1998 sempat menembus angka hampir 50. Kembalinya suku bunga pada tingkat kewajaran tersebut diharapkan berdampak pada bergairahnya kembali iklim usaha dan investasi di Indonesia. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjelang pemilihan Presiden keempat 20 Oktober 1999, menunjukkan masih di atas 7.832 rupiah per dolar AS. Sebelumnya, selama empat minggu berturut-turut, sempat melonjak di atas 8.000 rupiah. Sepanjang tahun 2000, praktis nilai tukar rupiah selalu berada di atas angka 7000. Keberadaan nilai tukar di atas 7.000 rupiah per dolar dipengaruhi oleh kondisi sosial politik. Faktor-faktor sosial politik ternyata tidak mendukung upaya perbaikan ekonomi. Responnya, rupiah langsung mengalami kemerosotan 161 poin hingga menjadi 7.575 rupiah per dolar AS di minggu Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 pertama Februari 2000. Selama Februari pergerakan nilai tukar rupiah terus mengalami naik turun. Bahkan sempat diperhatikan, sampai memasuki minggu keempat Maret 2000 pun rupiah masih goyah, meski belum memasuki kategori under valued dari taksiran APBN 2000 yang mematok 7.500 rupiah per dolar AS. Sampai minggu terakhir April kemerosotan tidak dapat dihindari. Pada minggu tersebut rupiah mulai memasuki ambang batas nilai 8.000 rupiah per dolar AS. Diperkirakan apabila sudah melewati batas ini, rupiah akan sulit diperbaiki melalui perangkat moneter. Terbukti walaupun ada intervensi Bank Indonesia pada kondisi pasar saat itu ternyata tidak memberikan hasil. Namun pada tahun berikutnya, kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2001 lebih rendah dibandingkan pada tahun 2000. Tingkat inflasi Indonesia selama tahun 2001 telah mencapai 12,55, padahal untuk tahun sebelumnya hanya sebesar 9,40. Tingginya tingkat inflasi tersebut dipacu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak pada pertengahan Juni 2001 yang diikuti oleh kenaikan tarif dasar listrik dan kenaikan pulsa telepon. Seiring dengan naiknya tingkat inflasi, suku bunga deposito berjangka 1 bulan pada bank umum juga mengalami kenaikan. Suku bunga tersebut pada bulan September 2001 dicatat sebesar 15,49 lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2000 yang hanya mencapai 11,96. Namun jika dibandingkan dengan tahun 1999, angka tersebut masih jauh berada di bawah, yakni pada angka 23,57. Kembalinya suku bunga pada tingkat yang wajar diharapkan dapat merangsang kembali dunia usaha dan iklim investasi di Indonesia. Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 Pada tahun 2004 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,13 dibanding tahun 2003. Pertumbuhan PDB ini lebih tinggi dari pertumbuhan yang ditargetkan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dimana pertumbuhan PDB ditargetkan sebesar 4,8. Meningkatnya arus investasi masuk dianggap sebagai salah satu kontributor meningkatnya pertumbuhan ekonomi tahun 2004 ini. Investasi merupakan salah satu faktor produksi sebagaimana tercermin melalui laju pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, investasi menjadi penggerak atau lokomotif kegiatan ekonomi nasional. Peningkatan investasi tahun 2004 ini, lebih didasari oleh meningkatnya tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia akibat kondisi ekonomi Indonesia yang mulai stabil. Melalui indikator makro ekonomi, suku bunga juga merupakan faktor indikator terpenting yang mampu mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penurunan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI, dimana pergerakan suku bunga ini diikuti oleh suku bunga domestik lainnya berdampak bagi penurunan investasi, baik yang berasal dari dalam negeri PMDN maupun dari modal asing PMA

4.2 Perkembangan Jumlah Bank Umum di Indonesia