Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
1993 9,77
1994 9,24
1995 8,64
1996 6,47
1997 11,05
1998 77,63
1999 2,01
2000 9,40
2001 12,55
2002 10,04
2003 5,16
2004 6,40
2005 17,11
Sumber: Bank Indonesia Medan
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regresi merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan persamaan antarvariabel. Untuk mengalisis pengaruh suku bunga
LIBOR, suku bunga Sertifikat Bank Indonsia SBI, dan tingkat inflasi terhadap suku bunga deposito berjangka, digunakan analisa regresi linier berganda, dimana
variabel terikat dependen variabel adalah tingkat suku bunga deposito berjangka periode 1986-2005. Sedangkan variabel bebas independen variabel adalah suku
bunga LIBOR, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI, dan tingkat inflasi periode 1986-2005. Lihat lampiran: 1
Model estimasi persamaannya adalah sebagai berikut:
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
Y= g +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
Dimana: Y = Suku Bunga Deposito Berjangka
= Intercept X
1
= Suku Bunga LIBOR X
2
= Suku Bunga SBI X
3
= Tingkat Inflasi
1, 2, 3
= Koefisien Regresi = Error Term
Berdasarkan regresi linier berganda dengan bantuan komputer program Eview 4.1 dengan metode Ordinary Least Squre OLS diperoleh hasil estimasi
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga LIBOR X
1
, Tingkat Suku Bunga SBI X
2
, dan Tingkat Inflasi X
3
Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka.
Y = - 2.296677 + 0.554227 X
1
+ 1.057662 X
2
+ 0.109935 X
3
Std.error 1.865 0.219 0.183 0.071 t- statistik -1.230 2.520 5.778 2.295
R
2
= 0.950 Adjusted R
2
= 0.940 Dw-statistik = 1.673
F-statistik = 101.381 Keterangan:
: signifikan pada = 5 : signifikan pada = 1
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
adalah koefisien yang menyatakan hubungan yang dijelaskan oleh variabel dependen dan variabel independen tersebut.
Dari hasil perhitungan estimasi regresi dapat diperoleh nilai R
2
sebesar 0.950. Artinya, variabel tingkat suku bunga LIBOR X
1
, tingkat suku bunga SBI X
2
, dan tingkat inflasi X
3
secara bersama menjelaskan variabel suku bunga deposito berjangka sebesar 95, sedangkan sisanya sebesar 5 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
2. Uji F- Statistik
Uji F- statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tingkat suku bunga LIBOR X
1
, tingkat suku bunga SBI X
2
, dan tingkat inflasi X
3
mampu secara serentak atau secara bersama-sama mempengaruhi suku bunga deposito
berjangka. Berdasarkan hasil model analisis regresi diperoleh bahwa F-hitung F-
tabel 101.38 3.24 , dengan demikian Ho ditolak. Artinya, secara bersama-sama
tingkat suku bunga LIBOR X
1
, tingkat suku bunga SBI X
2
, dan tingkat inflasi X
3
berpengaruh nyata terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, pada tingkat kepercayaan 95.
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
Ho diterima Ha diterima
101.38
Gambar 4.1 Uji F-statistik
3. Uji t- statistik
Berdasarkan hasil estimasi regresi model yang telah diperoleh, dapat dibuat suatu interpretasi model yang diambil pada metode penelitian, sebagai
berikut: a. Tingkat suku bunga LIBOR X
1
Tingkat suku bunga LIBOR X
1
mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, dengan koefisien sebesar 0.554. Hal ini
berarti jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga LIBOR sebesar 1, ceteris paribus maka tingkat suku bunga deposito berjangka akan mengalami
peningkatan sebesar 0.55. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga LIBOR
signifikan pada = 5, dengan t-hitung t-tabel 2.520 2.120. Dengan demikian, Ho ditolak. Artinya, variabel tingkat suku bunga LIBOR berpengaruh
nyata terhadap suku bunga deposito berjangka pada tingkat kepercayaan 95.
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pada tingkat suku bunga LIBOR, maka suku bunga deposito berjangka akan meningkat,
ceteris paribus. b. Tingkat suku bunga SBI X
2
Tingkat suku bunga SBI X
2
mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, dengan koefisien sebesar 1.057. Hal ini
berarti jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI sebesar 1, ceteris paribus maka tingkat suku bunga deposito berjangka akan mengalami peningkatan sebesar
1.057 . Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga SBI
signifikan pada = 1, dengan t-hitung t-tabel 5.778 2.921. Dengan demikian, Ho ditolak. Artinya, variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh
nyata terhadap suku bunga deposito berjangka pada tingkat kepercayaan 99. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pada
tingkat suku bunga SBI, maka suku bunga deposito berjangka akan meningkat, ceteris paribus.
c. Inflasi X
3
Tingkat inflasi X
3
mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka, dengan koefisien sebesar 0.109. Hal ini berarti jika
terjadi kenaikan tingkat inflasi sebesar 1, ceteris paribus maka tingkat suku bunga deposito berjangka akan mengalami peningkatan sebesar 0.10.
Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa tingkat inflasi signifikan pada = 5, dengan t-hitung t-tabel 2.295 2.210. Dengan demikian, Ho ditolak.
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
Artinya, variabel tingkat inflasi berpengaruh nyata terhadap suku bunga deposito berjangka pada tingkat kepercayaan 95.
Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pada tingkat inflasi , maka suku bunga deposito berjangka akan meningkat, ceteris
paribus.
4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Multikolinearity
Multikolinearity adalah suatu kondisi dimana terdapat korelasi variabel independen di antara satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini tidak
terdapat gejala multikolinearitas di antara variabel-variabel independennya. Hal ini dapat terlihat dari setiap koefisien masing-masing variabel sesuai dengan
hipotesa yang sudah ditentukan. Dari model analisis:
Y= g +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ ………. 1
Suku bunga deposito berjangka = f LIBOR, SBI, INFLASI Kemudian dilakukan pengujian di antara masing-masing variabel independen, hal
ini untuk melihat apakah ada hubungan antara masing-masing variabel independen. Sehingga diperoleh hasil analisis regresi variabel independennya
sebagai berikut: a
LIBOR = f SBI, Inflasi
LIBOR = g +
2
X
2
SBI +
3
X
3
Inflasi + ….. 2
Dari hasil analisis regresi diperoleh R
2
sebesar 0.186. Artinya, variabel suku bunga SBI X
2
, dan tingkat inflasi X
3
mampu memberi penjelasan
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
sebesar 18 terhadap variabel suku bunga LIBOR. R
2
Y, X
1,
X
2
, X
3
R
2
X
2
, X
3
0.95 0.18. Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square persamaan 2 lebih kecil daripada R-Square persamaan
1.
b SBI = f LIBOR, Inflasi
SBI = g +
1
X
1
LIBOR +
3
X
3
Inflasi + ……... 3
Dari hasil analisis regresi diperoleh R
2
sebesar 0.820. Artinya, variabel suku bunga LIBOR X
1
dan tingkat inflasi X
3
mampu memberi penjelasan sebesar 82 terhadap variabel suku bunga SBI. R
2
Y, X
1,
X
2
, X
3
R
2
X
1
, X
3
0.95 0.82. Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square persamaan 3 lebih kecil daripada R-Square persamaan
1. c
Inflasi = f LIBOR, SBI
Inflasi = g +
1
X
1
LIBOR +
2
X
2
SBI + ……... 4
Dari hasil analisis regresi diperoleh R
2
sebesar 0.817. Artinya, variabel suku bunga LIBOR X
1
dan variabel suku bunga SBI X
2
memberi penjelasan sebesar 81 terhadap variabel inflasi. R
2
Y, X
1,
X
2
, X
3
R
2
X
1
, X
2
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
0.95 0.81. Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square persamaan 4 lebih kecil daripada R-Square persamaan
1.
Autocorrelation Serial Corelation Autocorrelation terjadi apabila error term dari periode waktu yang
berbeda observasi data cross section berkorelasi. a.
Hipotesa Ho : = 0, berarti tidak ada autokorelasi
Ha : ≠ 0, berarti ada autokorelasi b.
Kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95 adalah sebagai berikut: dw dl
: tolak Ho ada korelasi positif dw 4-dl
: tolak Ho ada korelasi negatif du dw 4-du : terima Ho tidak ada korelasi
dl ≤ dw ≤ du : tidak bisa disimpulkan inconclusive
4-du ≤ dw ≤ 4-dl : tidak bisa disimpulkan inconclusive
c. Berdasarkan hasil output program Eviews 4.1 diperoleh nilai Dw hitung sebesar 1.673. Sementara nilai-nilai tabel yang diperoleh adalah:
k = 3, dan n = 20 = 5
du = 1.616 dl = 0.993
4-du = 2.384
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
4-dl = 3.007 c.
Kesimpulan Berdasarkan hasil regresi di atas dapat diperoleh bahwa Ho diterima
dimana du dw 4-du 1.616 1.673 2.384. Artinya, tidak terdapat korelasi serial di antara disturbance term-nya.
Inconclusive Inconclusive Autokorelasi + Autokorelasi
-
Ho diterima
0 0.993 1.616 2 2.384 3.007 4
1.673 Gambar 4.2
Uji Dw-statistik
Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum,
2007. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan