Latar Belakang Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum

Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1980-an, Indonesia mengalami resesi ekonomi sebagai implikasi dari resesi global yang terjadi pada negara-negara maju. Kondisi sektor makro ekonomi khususnya sektor moneter mengalami gejala penurunan intensitasnya. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan neraca pembayaran luar negeri yang mencapai hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu sekitar US 6.280 juta. Nilai yang sangat buruk untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan sebelumnya Bank Indonesia, 1998:126. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi keadaan moneter ini. Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan devaluasi rupiah sebesar 27,6 yang ditetapkan pada tanggal 30 Maret 1983 dengan patokan kurs yang berlaku menjadi Rp.970; per US 1. Devaluasi ini disusul dengan beberapa kebijakan lain, diantaranya adalah deregulasi sistem perbankan. Permulaan berlakunya deregulasi perbankan ini adalah dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan 1 Juni 1983 atau lebih dikenal dengan PAKJUN’83. Salah satu inti dari kebijakan 1 Juni 1983 yang memiliki relevansi dengan judul penulis adalah dihapuskannya ketentuan yang mengatur pembatasan ekspansi aktiva dalam negeri bersih perbankan, yang sebelumnya digunakan Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 sebagai salah satu instrumen intervensi langsung. Sebagai gantinya, pemerintah menggunakan instrumen tidak langsung yaitu penentuan cadangan wajib, Operasi Pasar Terbuka OPT, fasilitas diskonto dan moral suasion serta diberikannya kebebasan pada bank pemerintah untuk menetapkan suku bunga deposito. Sebelumnya, suku bunga deposito ini masih diatur oleh Bank Indonesia. Selanjutnya, untuk keperluan Operasi Pasar Terbuka OPT, sejak Februari 1984 Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter berupa Sertifikat Bank Indonesia SBI, dan menyediakan fasilitas diskonto dalam rangka pemenuhan kebutuhan likuiditas jangka pendek perbankan. Berdasarkan data statistik Ekonomi Keuangan dan Moneter Bank Indonesia Bank Indonesia, 2000:111, kenaikan suku bunga deposito pada bank- bank umum, baik deposito dalam bentuk rupiah maupun deposito yang dinominasi dalam bentuk dollar AS, dipicu oleh meningkatnya suku bunga SBI dan tekanan inflasi. Dengan adanya SBI maka pemerintah dapat melakukan pengendalian terhadap jumlah uang beredar M 1 yang terdapat di masyarakat. Bila jumlah uang beredar dapat dikendalikan maka pemerintah dapat juga mengendalikan tingkat inflasi. Dalam mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat, pemerintah akan menaikkan tingkat suku bunga SBI. Apabila tingkat suku bunga SBI naik maka bank-bank umum akan menaikkan tingkat suku bunga deposito guna memperoleh likuiditas dari masyarakat dalam jumlah besar. Karena tingkat suku bunga deposito yang tinggi maka masyarakat akan lebih cenderung untuk mengalokasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk deposito. Dengan demikian, Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 jumlah uang beredar dalam masyarakat akan mengalami penurunan, sehingga tingkat inflasi pun dapat dikendalikan. Penurunan tingkat suku bunga di Indonesia dari tahun ke tahun akan makin terbatas. Hal ini terkait dari faktor-faktor risiko, baik risiko eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal, risiko yang muncul terkait dengan membaiknya prospek negara-negara maju serta prospek perlambatan penurunan tingkat suku bunga internasional. Dalam kondisi tersebut penurunan suku bunga akan semakin terbatas sehubungan dengan upaya Bank Indonesia dalam mempertahankan perbedaan tingkat suku bunga domestik terhadap tingkat suku bunga internasional agar tetap menarik bagi penanam modal asing. Di sisi internal, risiko yang muncul terkait dengan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi ke depan, yang diperkirakan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan agregat. Dalam upaya tetap mempertahankan level suku bunga pada tingkat yang positif, ruang bagi penurunan suku bunga diperkirakan akan semakin sempit. Hal ini dikarenakan oleh pergerakan suku bunga juga diarahkan untuk tetap memberi insentif bagi masyarakat untuk menabung sekaligus mendorong iklim investasi. Dengan dikeluarkannya kebijakan perpindahan modal secara bebas tahun 1967 oleh pemerintah dalam upaya menarik modal investasi asing, maka perbedaan suku bunga antarnegara akan memiliki pengaruh penting terhadap pergerakan tingkat suku bunga domestik. Untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor yang mempengaruhi pergerakan suku bunga simpanan pada perbankan, dalam hal ini adalah suku Yustina Tambunan : Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum, 2007. USU Repository © 2009 bunga deposito, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengaitkan pengaruh dari sisi internal dan dari sisi eksternal. Dari sisi eksternal dikaitkan dengan suku bunga internasional yaitu suku bunga London Inter Bank Offered Rate LIBOR, dan dari sisi internal dikaitkan dengan suku bunga SBI dan tingkat inflasi. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Suku Bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan Inflasi terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum ”.

1.2 Perumusan Masalah