mengikuti pertandingan igo. Disinilah Hikaru yang terus mengalami kemajuan, menjadi dapat menguasai formasi permainan igo. Dan Hikaru memiliki sifat
rendah hati, sebab meski ia telah berhasil mengalahkan Saki, dan mendapat pujian dari guru Morishita, tidak membuat Hikaru menjadi sombong.
Dari hal tersebut memperlihatkan bahwa dengan adanya latihan yang sering dilakukan dalam kelompok, mampu meningkatkan kemampuan anggota
dalam kelompok tersebut. Pada saat kelompok sosial berkumpul, akan terjadi saling tukar-menukar pengalaman. Saling tukar-menukar pengalaman, yang
disebut social experiencis di dalam kehidupan berkelompok, mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang
bersangkutan Soekanto, 2005 : 116.
3.2 Akira Toya
Cuplikan : 1
Murid SMP Ekimi 1 : “Anak itu main sendiri lagi??” yang dimaksud adalah
Akira Toya Murid SMP Ekimi 2 : “Kasian juga ya... kamu main sama dia gih...”
Murid SMP Ekimi 1 : “Enak aja lu” Murid SMP Ekimi 2 : “He..he.. takut kalah ya....?” volume 2, hal : 157
Analisis :
Dalam kelompok atau klub igo SMP Ekimi, keberadaan Akira Toya tidak dapat diterima begitu saja oleh anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Murid
Universitas Sumatera Utara
SMP Ekimi khususnya murid laki-laki, yang bergabung dalam klub igo, merasa Akira terlalu pandai, sehingga membiarkan Akira bermain sendiri. Ini
menunjukkan bahwa Akira adalah seorang anak yang sangat pandai dalam bermain igo dibandingkan dengan anak lainnya yang memiliki usia yang sama
dengannya. Dan ini membuat teman satu klubnya tidak mau bermain dengannya. Dari hal tersebut terlihat bahwa dalam sebuah kelompok sekolah anak-
anak Jepang, apabila ada seseorang yang baru masuk ke dalam kelompok tersebut, maka kehadirannya belum tentu dapat diterima begitu saja oleh anggota lainnya
dalam kelompok itu. Masyarakat Jepang kurang dapat menerima sifat individualisme, apalagi yang mencolok. Seperti yang dialami oleh Akira yang
memiliki kemampuan yang lebih dalam bermain igo dari anggota lainnya dalam klub igo SMP Ekimi.
Masyarakat Jepang kurang dapat menerima sifat individualisme, apalagi yang mencolok seperti dalam masyarakat Barat, dan masyarakat Jepang selalu
menjaga keharmonisan dengan kelompok, lingkungan, dan alam http:www.id.emb-japan.go.jpaj305_01.html.
Cuplikan : 2 Pak guru : “Toya, selamat untuk papamu, dia menjadi juara lagi ya? Hebat
sekali, menang 4 kali berturut-turut” Akira
: “Eng... iya... terimakasih...” Pak guru : “Ah...anak ini... benar-benar susah diajak bicara” volume 2, hal: 157-
158.
Universitas Sumatera Utara
Analisis :
Pak guru mencoba memulai mengajak berbicara Akira yang sedang bermain igo sendirian atau tanpa lawan main. Namun Akira hanya menjawab
singkat dan kemudian meneruskan kembali permainannya. Pak guru menganggap Akira sulit untuk diajak bicara. Hal tersebut menunjukkan karakter Akira yang
pendiam dan karena itu, Akira tidak dengan mudah untuk bersosialisasi atau berhubungan lebih dekat lagi dengan anggota lainnya dalam klub igo SMP Ekimi.
Disini terlihat bahwa seorang anggota kelompok, apabila ia tidak berinteraksi dengan baik atau memiliki sifat individualisme, maka hubungan
sosialnya dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut, tidak baik. Masyarakat Jepang kurang dapat menerima sifat individualisme, apalagi
yang mencolok seperti dalam masyarakat Barat, dan masyarakat Jepang selalu menjaga keharmonisan dengan kelompok, lingkungan, dan alam
http:www.id.emb-japan.go.jpaj305_01.html.
Cuplikan : 3 Murid SMP Ekimi 1 : “Dia itu siswa kelas 3. setelah ketua dan wakil ketua, dialah
yang paling hebat di club igo kita ini. Tapi kemungkinan posisinya akan digeser setelah masuknya Akira Toya.
Orangnya sangat baik, dan disegani anak-anak. Dia sengaja menantangnya..., Bodoh sekali sih...”
Murid SMP Ekimi 2 : “Tenang saja... dia belum tentu kalah....”
Universitas Sumatera Utara
Akira : “Sekarang giliranku.....”
Aonogi : “Aku kalah.....”
Murid SMP Ekimi 3 : “Hah? Cepat sekali” Aonogi
: “Langkah mu sungguh cantik” Akira
: “Terima kasih kak” Murid SMP Ekimi 4: “Toya itu sungguh menakutkan” volume 2, hal : 162-
164
Analisis :
Seorang murid SMP Ekimi yang juga merupakan salah satu anggota klub igo SMP Ekimi, merasa prihatin terhadap seniornya, Aonogi yang mengajak
Akira untuk bermain melawannya. Ia khawatir bahwa Aonogi tidak akan lagi dianggap yang paling hebat apabila dia dikalahkan oleh Akira. Dan ternyata Akira
memang berhasil mengalahkannya dalam waktu yang tidak lama. Kemudian Aonogi pun mengakui kemampuan Akira dengan mengatakan “Aku kalah...”,
yang berarti bahwa Akira adalah seorang anak SMP yang memiliki keahlian bermain igo melebihi anggota lainnya dalam klub igo tersebut.
Kesetiaan kelompok tidak terbatas di perusahaan atau kantor saja. Bisa saja dalam kelompok klub olahraga, klub kesenian, kelompok ketetanggaan,
kelompok kelas di sekolah, kelompok seangkatan di universitas, dan lain-lain, serta orang yang masuk dalam sebuah kelompok, atau memang tergabung dalam
sebuah kelompok seperti kelompok ketetanggaan, merasa adalah kewajibannya untuk bertindak seirama dengan kemauan kelompok dan tidak bertindak
Universitas Sumatera Utara
menonjolkan diri atau lain sendiri karena hal itu akan mengundang rasa kurang senang kelompoknya http:www.id.emb-japan.go.jpaj305_01.html.
Namun, Akira memang lebih menonjol dari segi kemampuan dalam bermain igo, bahkan ia tidak segan untuk mengalahkan seniornya. Sehingga
membuat anggota lainnya dalam klub igo SMP Ekimi menjadi kurang senang padanya.
Cuplikan : 4 Hikaru
: “Kalah 5,5 mata?” Tuan Kurata : “Tak kusangka beda sebanyak itu Gelar lagi dari pertama”
Akira : “Pertahanan dan penyerangan dibagian atas kanan membuat
formasi kehilangan keseimbangan tapi... pada saat Hikaru membuat keputusan kalah menang terlalu cepat jadi
membahayakan.” volume 21, hal : 168-169 Analisis :
Saat latihan di rumah Akira sebelum menghadapi turnamen Hokuto, Akira bermain melawan Hikaru dan disaksikan oleh Tuan Kurota. Akira berhasil
mengalahkan Hikaru, bahkan Akira menjelaskan “pertahanan dan penyerangan dibagian atas kanan membuat formasi kehilangan keseimbangan tapi... pada saat
Hikaru membuat keputusan kalah menang terlalu cepat jadi membahayakan”. Ini memperlihatkan bahwa Akira adalah seorang anak yang cerdas. Ia memiliki
kemampuan dalam menguasai formasi permainan igo dan kemampuannya lebih dari Hikaru.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kelompok kerjasama tersebut, dapat memperlihatkan kemampuan anggota-anggotanya. Apakah kemampuan anggotanya itu lebih tinggi atau lebih
rendah dari anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Kemampuan setiap anggota dalam kelompok dapat diperlihatkan melalui berbagai hal. Misalnya saja
melalui latihan bersama. Akira melakukan latihan bersama dengan teman satu kelompoknya untuk mencapai tujuan mereka dan kelompok tersebut merupakan
kelompok kecil. Kelompok kecil atau kelompok primer adalah kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat
yang bersifat pribadi dan sebagai salah satu hasilnya adalah peleburan individu- individu ke dalam kelompok-kelompok, sehingga tujuan individu menjadi juga
tujuan kelompok cooley dalam Soekanto, 2005 : 125.
3.3 Kaga Tetsuo