BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Taylor dalam Bambang S. Mintargo 2000:83, bahwa kebudayaan atau peradaban dilihat dari pemikiran etnografik, adalah kompleks
keseluruhan whole complex yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat custom dan kemampuan-kemampuan lainnya serta
kebiasaan habit yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Kuntjaraningrat dalam Jujun S. Suriasumantri 2005:261, secara lebih
terperinci membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian serta sistem teknologi dan peralatan.
Ienaga Saburo dalam Hamzon Situmorang 2006:2, membedakan pengertian kebudayaan bunka dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti
luas, kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia. Sedangkan pengertian kebudayaan dalam arti sempit adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem
kepercayaan dan seni. Dari tiga pendapat tersebut, ada kesamaan bahwa bahasa dan kesenian atau seni termasuk kedalam bagian kebudayaan yang dihasilkan oleh
masyarakat. Salah satu bentuk seni yang dihasilkan oleh masyarakat adalah karya sastra.
Kata sastra menurut Teeuw dalam Nyoman Kutha Ratna 2005: 4, berasal dari akar kata sas sansekerta berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk,
Universitas Sumatera Utara
dan intruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, secara leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik,
seperti silpasastra buku petunjuk arsitektur, kamasastra buku petunjuk percintaan. Goldman dalam Faruk 1999 : 17, mengemukakan dua pendapat
mengenai karya sastra pada umumnya. Pertama, bahwa karya sastra merupakan pandangan dunia secara imajiner. Kedua, bahwa dalam usaha mengekspresikan
pandangan dunia itu pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-objek, dan relasi-relasi secara imajiner.
Salah satu bentuk karya sastra yang juga dapat dikatakan sebagai hasil kebudayaan berupa karya seni yaitu manga komik. Manga adalah karya sastra
yang menggunakan bahasa dan gambar yang diciptakan oleh manusia berdasarkan pada kebudayaan yang ada, berupaya menggambarkan tentang kehidupan manusia
atau masyarakat tertentu serta kebudayaan–kebudayaannya. Manga memiliki unsur imajinasi dan kretivitas, namun imajinasi yang terkandung di dalamnya
bukan narasi dengan khayalan kosong, tetapi imajinasi yang didasarkan atas kenyataan. Salah satu manga komik Jepang adalah “Hikaru No Go” karya Yumi
Hotta dan Takesh Obata. Dalam manga “Hikaru No Go” ini juga terdapat kebudayaan atau kehidupan masyarakat Jepang.
Go merupakan permainan yang memiliki aturan-aturan yang cukup banyak dan dianggap tidak mudah untuk dimainkan, terutama bagi anak-anak,
ditampilkan dalam manga “Hikaru No Go”. Go juga merupakan permainan yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam memainkannya. Konsentrasi ini
dibutuhkan agar berhasil mencapai kemenangan. Namun, melalui tokoh utama seorang anak SD kelas 6, bernama Hikaru Shindo yang pada awalnya tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki ketertarikan pada go, tetapi berkat Satame Fujiwara yang ahli dalam memainkan go, menjadikan Hikaru tertarik untuk memainkannya. Selain Hikaru,
juga masih ada tokoh-tokoh lainnya yang sangat tertarik untuk bermain go. Bahkan sampai memunculkan tokoh yang sangat tergila-gila pada permainan ini,
hingga memunculkan pertandingan-pertandingan yang memperebutkan gelar kejuaran go, yang membuat para tokoh, terutama yang terdiri dari anak-anak
untuk tidak mudah menyerah dan bekerjasama untuk mengikuti pertandingan igo. Setelah membaca manga ini, penulis menemukan sesuatu yang menarik
untuk dianalisis, karena manga atau komik Jepang memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan sebuah cerita. Dalam manga ini terdapat kebudayaan atau
kehidupan masyarakat Jepang yaitu berupa kerjasama kelompok yang ditampilkan melalui tokoh anak-anak.
Dengan alasan tersebut, maka penulis membahasnya di dalam skripsi
dengan mengambil judul “ANALISIS PEMBENTUKAN KERJASAMA KELOMPOK ANAK-ANAK JEPANG DALAM MANGA HIKARU NO GO
KARYA YUMI HOTTA DAN TAKESHI OBATA”.
1.2. Perumusan Masalah