BAB III ANALISIS PEMBENTUKAN KERJASAMA KELOMPOK ANAK-ANAK
JEPANG DALAM MANGA HIKARU NO GO
3.1 Hikaru Shindo
Cuplikan : 1 Kaga
: “Kemampuan mu emang sejelek ini atau kau hanya sedang main- main?? Hah??
Hikaru Shindo : “Aku sedang main-main” Kaga
: “Apaaa?” Hikaru Shindo : “Coba lihat di depan ada 9 titik bintang khan?? Mirip sekali ya
sama rasi bintang?? Aku sengaja menaruh biji catur di sana banyak-banyak untuk membentuk bintang-bintang di angkasa...
aku kayak dewa, ya? Di atas papan catur ini... aku bisa melakukan apa saja...” vol 2, hal: 74-76
Analisis : Berdasarkan cuplikan dialog Hikaru dan Kaga di atas, memperlihatkan
bahwa Hikaru yang mengikuti pertandingan igo dalam satu team bersama Kaga dan Tsutui, masih belum tertarik dan belum serius untuk melakukan pertandingan
Universitas Sumatera Utara
igo. Hal ini ditunjukkan melalui kalimat Hikaru yang mengatakan bahwa ia sedang main-main. Padahal pada saat itu mereka sedang mengikuti pertandingan
igo yang dilakukan antar team yang mewakili sekolah masing-masing. Dan Kaga sebagai anggota satu team dengan Hikaru, sangat terkejut ketika mengetahui
bahwa Hikaru tidak serius, malah Hikaru berimajinasi dengan menganggap papan igo seolah-olah seperti angkasa yang memiliki titik-titik bintang. Padahal
keberhasilan mereka sangat bergantung pada permainan masing-masing anggotanya, termasuk permainan Hikaru.
Hal ini menunjukkan bahwa sebuah kelompok bergantung pada tindakan anggotanya. Menurut Stogdill dalam Sarwono 2002 : 199, kelompok adalah
suatu sistem interaksi yang terbuka, struktur dan kelangsungan sistem itu tergantung sekali pada tindakan-tindakan anggota dan saling hubungan antar
anggota.
Cuplikan : 2 Kaga
: “Hei, anak kecil... sebenarnya ada satu hal yang kami rahasiakan darimu... Kalau tidak jadi juara dalam
pertandingan ini, maka klub igo SMP Hase akan dihapus”
Hikaru : “Lho, jadi ini bukan hanya iseng ikut??”
Kaga : “Tsutsui tidak ingin membebanimu, jadi menyuruhku
merahasiakan ini. Bukan cuma itu... club chess tidak senang aku ikut dalam pertandingan ini, jadi kalau kita
kalah... Tsutsui pasti akan dihabisi oleh mereka, mereka
Universitas Sumatera Utara
itu pemarah semua, lho Enggak tau deh gimana nasib dia jadinya...”
Hikaru : “Tsutsui lemah dan tak bersalah Dia hanya mau
mendirikan klub igo saja” Kaga
: “Makanya, kalau sudah tau gitu... maennya yang serius, bodoh Ayo perlihatkan kemampuan yang asli... kau
mau Tsutsui di hajar ya, hah?? Cepat Waktumu udah mau habis, tuh...”
Lawan main Hikaru : “Hei, yang nonton jangan berisik dong” Hikaru
: dalam hati satame... kamu yang main deh... volume : 2, hal: 77-79
Analisis :
Hikaru yang pada awalnya tidak serius bertanding igo yang diikutinya bersama Kaga dan Tsutsui, membuat Kaga merasa kecewa karena melihat
permainan Hikaru yang tidak bagus. Maka, saat itu juga Kaga menyampaikan sesuatu dengan maksud untuk memotivasi Hikaru agar mau bermain dengan lebih
baik. Kaga mengatakan akibat yang dirasakan oleh Tsutsui apabila mereka kalah dalam pertandingan kali ini dan juga mengatakan kalau tidak jadi juara dalam
pertandingan ini, maka klub igo SMP Hase akan dihapus. Hal itu membuat Hikaru merasa khawatir terhadap Tsutsui. Ini ditunjukkan ketika Hikaru mengatakan
bahwa Tsutsui lemah dan tidak bersalah Dia hanya mau mendirikan klub igo saja Kemudian Hikaru menjadi serius dalam bertanding dengan meminta bantuan
Satame, roh seorang pecatur igo berbakat yang berasal dari zaman Heian yang
Universitas Sumatera Utara
bersemayam dalam pikiran Hikaru, untuk memenangkan pertandingan itu. Ini menunjukkan bahwa Hikaru memiliki sifat peka atau mudah prihatin terhadap apa
yang akan terjadi pada seseorang yang dianggapnya baik. Disinilah terlihat bahwa perkataan seseorang dalam kelompok itu mampu
mempengaruhi atau merubah seorang anggota lainnya dalam kelompok itu. Menurut R. M Maclever dan Charles H. Page dalam soekanto 2005 : 115,
kelompok-kelompok sosial atau social group merupakan himpunan atau kesatuan- kesatuan manusia yang hidup bersama dan hubungan tersebut antara lain
menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga satu kesadaran untuk saling tolong-menolong.
Cuplikan : 3 Pak guru les igo : “Wah...tuan Furota, hebat sekali langkah itu Tapi kemajuan
Hikaru sungguh menakjubkan Pasti latihan keras di klub sekolahan ya?”
Tuan Furota : “Sayangnya masih belum bisa menandingiku. Ha...ha..ha..”
Pak guru les igo : “Sering-sering datangnya Sekarangkan baru kelas satu, jadi pelajaran sekolah masih belum begitu sibuk kan?”
Hikaru : diam, tidak menanggapi perkataan pak guru
Pak guru les igo : “Dia tidak dengar... konsentrasinya sungguh luar biasa” volume 5, hal : 92-93
Analisis :
Pak guru dari kelas les igo dimana sebelumnya Hikaru pernah belajar mengenai permainan igo, melihat permainan Hikaru telah mengalami kemajuan
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan sebelumnya. Pak guru memperkirakan hal itu mungkin karena Hikaru sering berlatih. Ini diperlihatkan melalui kalimat pak guru yang
mengatakan, “Pasti latihan keras di klub sekolahan ya?”. Ternyata setelah bergabung dengan klub igo disekolahnya dan sering latihan bermain igo bersama
teman satu klubnya, membuat kemampuan Hikaru menjadi lebih baik dan Hikaru menjadi lebih serius ketika bermain melawan orang lain yang membuat ia benar-
benar berkonsentrasi agar tidak dikalahkan oleh lawan mainnya. Ini ditunjukkan melalui kalimat pak guru yang mengatakan, “Dia tidak dengar... konsentrasinya
sungguh luar biasa” Kelompok, yang di dalamnya terdapat anggota kelompok, dengan adanya
interaksi dan kegiatan yang dilakukan, misalnya saja belajar bersama atau latihan bersama, maka dapat membantu mengasah kemampuan anggota dalam kelompok
tersebut. Pada saat kelompok sosial berkumpul, akan terjadi saling tukar-menukar pengalaman. Saling tukar-menukar pengalaman, yang disebut social experiencis
di dalam kehidupan berkelompok, mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan Soekanto, 2005 : 116.
Cuplikan : 4 Akari : “Hikaru tadi menang lho”
Tsutsui : “Iya... aku sudah tau... Aku sudah tau dia pasti akan menyusul kami.. Tapi tak kusangka dia bisa secepat ini menyusul Mitsutani..”
dalam hati jangan-jangan Hikaru benar-benar serius. Target ku... Target kami... untuk mengalahkan Ekimi... Dia... Dia...benar-benar
mau...mewujudkan cita-cita...volume : 5, hal : 99-100
Universitas Sumatera Utara
Analisis : Cuplikan di atas memperlihatkan bahwa Hikaru telah mengalami
kemajuan. Karakter Hikaru yang serius dalam bermain igo dan sering berlatih bersama teman dalam klub igo SMP Hase, membuat ia menjadi lebih pandai
dalam bermain igo dibandingkan dengan sebelumnya. Ini diketahui pada saat ia berlatih bermain igo melawan Mitsutani, teman satu klub igo di sekolahnya.
Tsutsui berkata, “Iya... aku sudah tau... Aku sudah tau dia pasti akan menyusul kami.. Tapi tak kusangka dia bisa secepat ini menyusul Mitsutani..”. Tsutsui tidak
menyangka Hikaru akan mampu mengalahkan Mitsutani dalam waktu yang tidak lama. Sebelumnya Mitsutani lebih pandai bermain igo dibandingkan Hikaru. Kini
permainan igo Hikaru mengalami kemajuan karena keseriusannya dalam mempelajari permainan igo. Dalam hal ini karakter Hikaru mengalami perubahan
dari yang awalnya tidak tertarik dengan igo, kini menjadi lebih tertarik dan serius dengan igo. Dan hal ini menunjukkan bahwa tujuan atau target seseorang bisa
menjadi target kelompok dan hal itu sangat penting untuk diwujudkan. Cooley dalam Soekanto 2005 : 125, mengemukakan kelompok primer
adalah kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal antara anggota- anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi dan sebagai salah satu
hasilnya dalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok, sehingga tujuan individu menjadi juga tujuan kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan : 5 Saki
: “Aku menyerah” Teman satu klub : “Saki...”
Saki : “Aku dikepung habis-habisan disini Keseluruhan permainan
sudah dibaca habis olehnya Dari pembukaan formasi sudah ditembus dia semua. Sudah tidak ketolong lagi deh”
Guru les igo : “Hikaru Shindo, main dengan ku yuk”
Hikaru : “Mohon petunjuknya”
Guru Morishita : “Hikaru Shindo, teruskan teknik seperti tadi dan kembangkan terus permainanmu. Saki, kalau begini terus bagaimana
kamu bisa mengalahkan Aihara anak asuhan Toya itu” volume : 17, hal 90-91
Analisis : Sebelum menghadapi pertandingan, Hikaru berlatih bermain igo melawan
Saki, teman satu klubnya di klub latihan igo milik guru Morishita, tempat Hikaru sering berlatih igo. Dan Hikaru berhasil mengalahkannya. Hal ini karena
kemampuan Hikaru yang terus mengalami kemajuan. Ini diperlihatkan melalui kalimat Saki yang mengatakan “Aku menyerah” pada saat sedang berlatih
melawan Hikaru. Dan guru Morishita merasa senang kepada Hikaru dan memintanya untuk tetap mempertahankan tekniknya. Namun, disamping itu guru
Morishita juga merasa kecewa terhadap Saki, padahal sebentar lagi mereka akan
Universitas Sumatera Utara
mengikuti pertandingan igo. Disinilah Hikaru yang terus mengalami kemajuan, menjadi dapat menguasai formasi permainan igo. Dan Hikaru memiliki sifat
rendah hati, sebab meski ia telah berhasil mengalahkan Saki, dan mendapat pujian dari guru Morishita, tidak membuat Hikaru menjadi sombong.
Dari hal tersebut memperlihatkan bahwa dengan adanya latihan yang sering dilakukan dalam kelompok, mampu meningkatkan kemampuan anggota
dalam kelompok tersebut. Pada saat kelompok sosial berkumpul, akan terjadi saling tukar-menukar pengalaman. Saling tukar-menukar pengalaman, yang
disebut social experiencis di dalam kehidupan berkelompok, mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang
bersangkutan Soekanto, 2005 : 116.
3.2 Akira Toya