Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penelitian ini akan dibahas tentang kerjasama kelompok yang dilakukan oleh anak-anak di Jepang. Penelitian ini dilakukan terhadap manga “Hikaru No Go” karya Yumi Hotta dan Takeshi Obata yang terdiri dari 23 jilid. Penelitian ini hanya melihat pada kerjasama kelompok yang terdapat dalam manga “Hikaru No Go”, terutama melalui tokoh utama, Hikaru Shindo. Dan tidak menutup kemungkinan melihat dari tokoh-tokoh lain yang berperan di dalamnya. Untuk mendukung pembahasan di atas, penulis juga menjelaskan manga dan go.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka Sastra dan kebudayaan memiliki hubungan yang erat. Sastra adalah bagian integral suatu masyarakat tertentu, sedangkan masyarakat itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan yang lebih luas. Keseluruhan permasalahan masyarakat yang dibicarakan dalam sastra dan kebudayaan tidak bisa dilepaskan dengan kebudayaan yang melatarbelakanginya. Hakikat masyarakat dan kebudayaan pada umumnya adalah kenyataan, sedangkan hakikat karya sastra adalah rekaan, dengan sebutan yang lebih populer, yaitu imajinasi. Imajinasi yang ada dalam karya sastra, didasarkan atas kenyataan, imajinasi yang juga diimajinasikan oleh orang lain. Meskipun imajinasi itu didasarkan pada kenyataan, tetapi imajinasi itu tidak sama dengan kenyataan yang dilukiskan. Imajinasi memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali, memplotkan berbagai bentuk yang diperoleh melalui berbagai sumber, seperti : Universitas Sumatera Utara pengalaman praktis sehari-hari, pengalaman teknologis dengan membaca buku, media massa dan kemampuan untuk mengadakan kontemplasi itu sendiri. Melalui karya sastra, suatu kebudayaan dapat diungkapkan karena karya sastra juga merupakan suatu bentuk kebudayaan. Menurut Lotman dalam Faruk 1999 : 47, sastra sebagai pemodelan tingkat kedua. Maksudnya, sastra merupakan sistem pemodelan yang ditumpangkan pada sistem pemodelan tingkat pertama, yaitu bahasa. Pemodelan itu sendiri adalah, bahwa sastra merupakan suatu wacana yang memodelkan semesta yang tidak terbatas dalam suatu semesta imajiner yang terbatas. Dengan penjelasan di atas, maka karya sastra dengan hakikat imajinasi dan kreativitas tidak terlepas sama sekali dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir secara keseluruhan karya sastra bersumber dalam masyarakat. Sastra adalah hasil aktivitas dalam hal ini hasil aktivitas pengarang dan juga merupakan milik masyarakat, maknanya berkembang apabila dimanfaatkan oleh masyarakat. Antara manusia anggota masyarakat dan masyarakat sebagai satu keseluruhan ada proses saling mempengaruhi. Jika kita menerima sastra sebagai suatu ekspresi seni pengarang yang peka terhadap apa yang hidup dalam masyarakatnya, dan yang memiliki daya observasi yang tajam dan peka pula terhadap baik masalah masyarakat maupaun manusia sebagai anggota masyarakat, dan menuangkan hasil pengamatan dan pengalamannya sendiri ke dalam sebuah ungkapan sastra, dan karya sastranya dapat menggugah perasaan orang, atau mendorong orang memikirkan masalah masyarakat maupun manusia yang Universitas Sumatera Utara dilukiskannya, maka tentulah dapat diterima bahwa ada peran sastra dalam masyrakat. Selain itu, membaca sastra adalah salah satu dari sekian banyak masukan yang diterima oleh manusia selama hidupnya, dan menimbulkan pikiran, motivasi atau malahan menggerakkannya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu Mochtar Lubis, 1996 : 18. Sastra melalui genre-genre yang dimilikinya, khususnya melalui manga komik, membangun dunia dalam kata dan gambar yang serupa dengan dunia dalam kenyataan. Melalui kata-kata, karya sastra menampilkan masyarakat manusia, dengan tokoh-tokoh dan kejadiannya, dengan tema dan pandangan dunianya. Manga komik merupakan hasil seni karya sastra yang menggunakan kata-kata dan gambar. Komik merupakan buku yang cukup populer di masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan anak-anak. Pada masa ini, komik yang paling populer adalah komik hasil karya produk Jepang, terutama bagi anak-anak dan remaja. Komik Jepang lebih dikenal dengan sebutan manga. Manga, 漫画, dilihat dari kanjinya adalah komik, kartun, atau karikatur, atau bisa juga berarti gambar ejekan, penjelasan dengan gambar atau ilustrasi. Manga berarti gambar yang lucu dan bernuansa humor. Manga menampilkan cerita dan gambar serta inspirasi-inspirasi dari Jepang sendiri atau inspirasi lokal. Paul Theroux dalam tulisan John A. Lent 1989:221, mengenai komik Jepang, mengatakan: The comic strip showed decapitations, cannibalism, people bristling with arrows like Saint Sebastian, people in flemes, shrieking armies of murders dismembering villagers, limbless people with dripping stump, and, in Universitas Sumatera Utara general, mayhem. The drawings were not good, but they were clear. Between the bloody stories there were short comic ones and three of these depended for their effects on farting: a trapped man or woman bending over, exposing a great moon of buttock and emitting a jet of stink gusts of soot drawn in wiggly lines and clouds in the captors faces. Suatu kenyataan bahwa manga seringkali brutal, vulgar, dan sederhana seperti yang diuraikan atau dilukiskan oleh Theroux, tetapi mereka lebih inovatif, menjadi perintis, dan luar biasa dalam format dan keuntungan profit. Manga diciptakan dengan inspirasi-inspirasi lokal. Dalam manga dapat digambarkan tentang kehidupan suatu masyarakat melalui tokoh yang digambarkan oleh si pengarang. Salah satunya adalah manga “Hikaru No Go” karya Yumi Hotta dan Takeshi Obata diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 1999. 2. Kerangka Teori Kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat dapat diungkapkan melalui karya sastra, dengan menginterpretasikan makna yang terkandung di dalam karya sastra tersebut. Karya sastra yang memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat, karena sastra lahir dan berkembang dari masyarakat. Dengan kata lain penelitian sastra dapat dilakukan dengan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu. Dasar filosofis pendekatan sosiologis adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Hubungan-hubungan yang dimaksud disebabkan oleh: a karya sastra dihasilkan oleh pengarang, b pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, dan c Universitas Sumatera Utara pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d hasil karya itu dimanfaat kembali oleh masyarakat Nyoman Kutha Ratna, 2004 : 60. Dengan pendekatan tersebut, peneliti mencoba untuk melihat pembentukan kerjasama kelompok anak-anak Jepang dalam manga “Hikaru No Go” karya Yumi Hotta dan Takeshi Obata.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian