Waya Yoshitaka Analisis Pembentukan Kerjasama Kelompok Anak-anak Jepang dalam Manga Hikaru No Go Karya Yumi Hotta dan Takeshi Obata

Cuplikan : 2 Hikaru : “Pertandingan?? Aku nggak mau ikut” Kaga : “Anak kecil lebih baik nurut saja... atau kau mau berenang di air dingin, hah?? Pilih mana, berenang atau main catur?? Lagi pula Tsutsui, kau sudah tidak ada pilihan lain lagi... ikut pertandingan dan membentuk klub igo, pas banget khan” volume 2, hal : 33-34 Analisis : Dari cuplikan dialog di atas, Kaga memaksa Hikaru untuk ikut dalam pertandingan dan ia memberi pilihan yang tidak menguntungkan bagi Hikaru, yaitu antara berenang atau bermain catur, dalam hal ini adalah catur igo. Dengan adanya kalimat seperti itu yang dilontarkan oleh Kaga, memperlihatkan bahwa Kaga memiliki karakter egois dan bersifat memaksa. Kaga mengatakan, “Anak kecil lebih baik nurut saja... atau kau mau berenag di air dingin, hah?? Pilih mana, berenang atau main catur??”. Dari kalimat tersebut secara tidak langsung Kaga telah memaksa Hikaru ikut bergabung dalam teamnya untuk mengikuti pertandingan igo antar SMP. Kali ini pun Kaga membuat keputusan sendiri tanpa melalui proses saling pengertian.

3.4 Waya Yoshitaka

Universitas Sumatera Utara Cuplikan : 1 Waya : “Pokoknya sudah bisa ikut babak final. Dengan standar mu sekarang, aku pikir kamu bisa mengambil 3 kemenangan dengan mudah” Hikaru : “Semuanya gara-gara gorila brewok itu” Waya : “Gorila brewok...? kalah karena itu? Benar-benar bego” Hikaru : “Dia aneh sekali. Tidak bisa dibedain sedang gembira atau marah. Menakutkan sekali lho” Waya : “Baiklah, lain kali kalau aku dan Isumi pergi ke klub igo, kamu ikut saja ya” Hikaru : “Klub igo?” Waya : “Di sana kamu bisa berhadapan dengan orang-orang seperti gorila brewok itu.” volume 8, hal : 161-162 Analisis : Dalam kelompok igo yang diikuti Hikaru, ia memiliki seorang teman yang cukup dekat yaitu Waya Yoshitaka. Waya mendengarkan cerita Hikaru mengenai pertandingan yang diikutinya. Kemudian Waya mengatakan, “Gorila brewok...? kalah karena itu? Benar-benar bego”. Waya merasa Hikaru bodoh karena kalah hanya karena takut terhadap seseorang. Waya berpikir bahwa Hikaru masih belum cukup berpengalaman dalam menghadapi lawannya. Oleh sebab itu Waya berencana untuk mengajak Hikaru untuk bermain di klub igo lainnya untuk menambah pengalaman Hikaru agar pada saat pertandingan berikutnya Hikaru Universitas Sumatera Utara memiliki mental yang cukup kuat untuk menghadapi lawannya. Dalam hal ini, Waya adalah seorang teman yang bersedia membantu temannya. Dalam sebuah kelompok, seseorang dapat memperoleh teman-teman yang baik. Kemudian teman-temannya tersebut dapat membantu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh orang tersebut atau dapat membantu memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Kelompok-kelompok sosial atau social group merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong R.M. Maclever dan Charles H. Page dalam Soekanto, 2005 : 115. Cuplikan : 2 Paman di klub igo : “Aku rasa aku cukup hebat untuk bermain dengan kalian” Waya : “Tidak masalah, tapi aku mau ada 3 orang. Tunggu Sebentar ya Paman? Aku pengen main dengan cara pertandingan grup” Isumi : “Grup” Waya : “Ini akan lebih asyik dibandingkan yang biasa. Isumi jadi pemain utama, aku pemain kedua dan Hikaru pemain ketiga” Hikaru : “Waaa aku setuju Begini memang jauh menarik dong” Universitas Sumatera Utara Waya : “Memang kok. Hikaru tidak boleh kalah ya”volume 8, hal : 173-174 Analisis : Waya benar-benar mengajak Hikaru untuk bermain igo di klub igo lainnya untuk menambah pengalaman dan melatih mental Hikaru. Waya menentukan urutan pemain dalam grup tersebut. Dalam hal ini menunjukkan bahwa Waya adalah seorang teman yang baik dan suka memberi semangat dan membimbing. Hal ini diperlihatkan ketika Hikaru setuju dengan ide Waya, dengan mengatakan, “Waaa aku setuju Begini memang jauh menarik dong”. Waya pun kemudian mengatakan, “Memang kok. Hikaru tidak boleh kalah ya”. Dalam kelompok tersebut telah terjadi sebuah keputusan yang diusulkan oleh seseorang dan kemudin disetujui oleh anggota lainnya tanpa adanya paksaan. Disini terlihat ada semacam musyawarah. Bagi orang Jepang, musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi” http:trainer- tcc.blogspot.com20071110-resep-kesuksesan-bangsa-jepang.html. Cuplikan : 3 Waya : “Hari ini pertandingan hidup matimu ya, Saki?” Saki : “Ya lawanku adalah Aihara dari klub Toya” Waya : “Kalau kalah, pasti guru Morishita akan menggelegar kayak petir menyambar” Saki : “Aduh..tolong jangan memberiku tambahan beban mental dong” Aihara : “Pagi, Saki, hari ini mau minta petunjukmu nih” Universitas Sumatera Utara Waya : “Hei Saki, kalau dipikir-pikir, kita harusnya tidak perlu menganggap anggota klub Toya sebagai musuh berat.. ini semuanya hanya karena guru Morishita yang segitu anti Toya doang kan? Buktinya mereka cuek-cuek aja tuh..” volume : 17, hal : 105-106 Analisis : Dari cuplikan di atas menunjukkan bahwa Saki yang merupakan anggota klub igo guru Morishita, harus dapat mengalahkan anggota dari klub Toya dalam pertandingan igo. Dan karena guru Morishita tidak menyukai Toya, maka Saki dan Waya juga seolah-olah bermusuhan dengan anggota klub Toya. Sementara itu Waya tidak berpikiran bahwa mereka harus bermusuhan dengan anggota dari klub Toya. Waya berkata, “Hei Saki, kalau dipikir-pikir, kita harusnya tidak perlu menganggap anggota klub Toya sebagai musuh berat.. ini semuanya hanya karena guru Morishita yang segitu anti Toya doang kan? Buktinya mereka cuek-cuek aja tuh.” Hal ini menunjukkan bahwa dalam loyalitas Waya tidak terlalu tinggi. Ini merupakan hal yang baik karena yang bermusuhan adalah gurunya bukan dirinya. tetapi hal ini juga bertentangan dengan loyalitas kelompok dalam masyarakat jepang. Dalam kelompok masyarakat Jepang, loyalitas terhadap kelompok sangatlah tinngi, sehingga apabila seseorang dari kelompok tersebut tidak menyukai sesuatu, bisa jadi hal tersebut mempengaruhi anggota kelompok lainnya dan membuat anggota yang lainnya itu menjadi tidak menyukai hal itu juga. Bagi orang Jepang, hidup akan berarti apabila berada dalam kelompk. Sebab itu, seseorang akan senatiasa menjaga diri agar diakui dan diterima sebagai anggota Universitas Sumatera Utara kelompok, dan menjaga loyalitasnya dengan kelompok Suryahadiprojo, 1982 : 43-44.

3.5 Yashiro Kiyoharu