merupakan gabungan dari EFSF dan EFSM yang bertujuan mengambil beberapa beban hutang negara Eurozone dan memungkinkan negara diluar Eurozone untuk
menjadi anggota ESM dengan nominal dana lebih besar.
190
Konsekuensi utama integrasi ekonomi dengan satu mata uang tunggal ini ialah ketergantungan antara satu dengan negara anggota lainnya untuk tetap
menjaga kestabilan dan ketangguhan fondasi finansial masing-masing agar performa aktivitas ekonomi tetap maksimal di pasar Uni Eropa bahkan dunia.
C. Kronologi dan perkembangan krisis Uni Eropa
Krisis yang melanda Eropa baru teridentifikasi pada akhir 2009 sampai ke semester II Tahun 2010 dengan indikasi melonjaknya beban utang, defisit fiskal
dan ketidakmampuan negara anggota Uni Eropa dalam membayar utang- utangnya, terutama Yunani. Krisis ekonomi yang pertama kali melanda Yunani ini
kemudian menjalar ke Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Reputasi Yunani ketika belum menjadi anggota Eurozone, dikenal sebagai
salah satu negara anggota yang menunjukkan performa ekonomi yang buruk di regional Eropa. Indikator penilaian tersebut tampak dari inflasi tahunan Yunani
yang merupakan salah satu tingkat inflasi tertinggi di regional tersebut, pengeluaran pemerintah yang tinggi, dan pertumbuhan PDB yang lambat jika
dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang lain.
191
190
Ibid.
Euforia dan optimisme akan era baru dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas finansial melalui
191
Roger Cohen, “The Great Greek Illusion”, sebagaimana dikutip dari http:www.nytimes.com20110621opinion21iht-edcohen21.html pada 5 Oktober 2013 20:30
WIB
Universitas Sumatera Utara
bergabung menjadi anggota Eurozone, justru mendorong ketidakseimbangan yang berkelanjutan dalam perekonomian Yunani.
Dengan bergabung dengan Eurozone, banyak manfaat didapatkan oleh Yunani. Seperti memiliki akses untuk masuk ke pasar modal Eropa, yang artinya
Yunani dapat melakukan pinjaman dalam jumlah besar namun suku bunga rendah layaknya negara-negara besar anggota Uni Eropa, seperti Jerman dan Perancis.
192
Rata-rata pertumbuhan ekonomi Yunani sebesar 4,2 pertahun dan rendahnya yield obligasi pemerintah sebagai refleksi dari rendahnya country risk
memungkinkan pemerintah Yunani berhutang dengan menerbitkan obligasi terus menerus guna membiayai sektor publiknya. Setelah Euro muncul, pemerintah
Yunani dimanjakan dengan kesempatan melakukan pinjaman mata uang Euro bernilai tinggi dengan bunga rendah karena rendahnya country risk
Yunani.Ternyata justru pembiayaan yang tak terkendali membuat Yunani terperangkap pada rasio hutang terhadap PDB diatas 100 saat itu.
Setelah menjadi tuan rumah Olympics 2004, hutang Yunani semakin membengkak akibat pembangunan infrastruktur yang memerlukan dana yang
besar untuk mempersiapkan Olympics. Akhirnya pemerintah Yunani mengaku bahwa telah memanipulasi data,terkait kondisi perekonomian nasional agar dapat
bergabung dengan Eurozone.
193
Kondisi ini semakin parah terjadi pada tahun 2009 ketika krisis subprime mortgage melanda dunia dan menjadi musim gugur terhadap perekonomian
192
Bennett Stancil, “Why Greece Has To Restructure Its Debt”, dalam Paradigm Lost: The Euro In Crisis, Washington, D.C.: Carnegie Endowment for International Peace, 2010, hlm. 25-26
193
Graeme Werde, ”Greek Debt Crises Timeline”, sebagaimana dikutip dari http:www.guardian.co.ukbusiness2010may05greece-debt-crisis-timeline tanggal 15 Januari
2014 06:30 WIB
Universitas Sumatera Utara
Yunani, dua industri terbesar di negara tersebut yaitu industri pelayaran serta pariwisata mengalami tekanan hebat sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
pendapatan sebesar 15 pada tahun 2009. Pemerintah Yunani kemudian membayar beberapa bank krediturnya untuk
menutupi nilai hutang Yunani yang sesungguhnya sebagai upaya untuk memastikan bahwa kondisi perekonomian negara itu masih terkendali. Hingga
pada akhirnya rekayasa terhadap laporan keuangan Yunani terbongkar, dan pada akhir tahun 2009 pemerintah merevisi defisit anggaran pemerintahnya menjadi
12,7 terhadap produk domestik bruto GDP dari sebelumnya 6. Selain itu, keterpurukan Yunani dipengaruhi maraknya praktik korupsi
yang terstrukturisasi dan terorganisasi di seluruh ranah Yunani, sama sekali tidak mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi. Akibatnya, setiap tahun pemerintah
Yunani diestimasikan merugi sebesar 8 dari jumlah PDB. Yunani adalah negara terkorup di Eropa, khususnya di Eurozone.
194
Bisnis di Yunani juga berada dalam kondisi tidak begitu baik disebabkan panjangnya proses administrasi dan birokrasi untuk berbisnis. Kenyataannya di
Yunani inisiatif mendirikan suatu perusahaan memaksa pelaku bisnis harus melalui 15 prosedur yang kira-kira memakan waktu 38 hari. Padahal rata-rata
negara Eropa memiliki enam prosedur yang kira-kira memakan waktu 25 hari. .
195
Suatu fakta utama yang perlu diketahui dalam memahami krisis di Eropa
ini adalah nilai riil Euro tidak sama di setiap negara anggota Eurozone.
194
Steven Panageotou, “A Critical Review of The Greek Financial Crisis: Globalization and Social Theory”, 24 Agustus 2011,hlm.5 sebagaimana dimuat dalam
http:www.trace.tennessee.educgi
195
Seperti yang ditegaskan oleh Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble di Berlin pada hari Selasa, 27 September 2011, yang dikutip dari harian Kompas, Rabu, 28 September 2011
Universitas Sumatera Utara
Penetapan nilai riil mata-uang Euro di setiap negara disesuaikan dengan kondisi negara tersebut, termasuk ketika Euro akan ditukar dengan Euro negara lain. Nilai
tukar Euro di Perancis 6 francs, di Belanda 1 Euro sama dengan dua gulden sekian.
Kunci utama menentukan nilai tukar sebuah Euro adalah GDP, neraca perdagangan, giro, inflasi, produksi industri dan kepercayaan konsumen dari
Eurozone, dikaitkan popularitas Euro di bursa asing sebagai alternatif dari dolar AS serta pertimbangan kondisi ekonomi dan politik di negara seperti Inggris,
Swiss, dan Rusia juga memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai Euro.
196
Konsekuensi perbedaan tersebut adalah dalam praktik pasar. Sebagai contoh nyata, bagi negara pemakai Euro yang tingkat perekonominya di atas rata-
rata seluruh negara pemakai Euro seperti Jerman atau Prancis, perbedaan nilai riil tersebut akan sangat menguntungkan karena secara keseluruhan perekonomian
semakin cepat beroperasi dengan ongkos murah. Negara dengan nilai mata uang yang lemah harus menjalankan ekonominya dengan ongkos lebih mahal dan daya
saing ekspor cukup tinggi seperti di wilayah Yunani, Italia, dan Portugal. Dapat diasumsikan wilayah tersebut memungkinkan untuk gulung tikar karena produk
ekspornya kalah kompetitif di pasar Eropa.
197
Jika dianalogikan pada kondisi krisis ekonomi, dengan kondisi kesehatan ekonomi dan nilai tukar Euro berbeda tetapi terikat pada satu wadah yang sama
maka sangatlah wajar secara perlahan tapi pasti negara lain juga terjebak krisis.
196
George Caravelis, “European Monetary Union: An Application of the Fundamental Principles of Monetary Theory”, Avebury, 2005, hlm 86.
197
Mangun Suba “Pengaruh Single Currency Unit EURC Dalam Menghadapi US Dollar Di Kawasan Uni Eropa 1999-2004”, Universitas Paramadina,2005 hlm.40.
Universitas Sumatera Utara
Ketika Yunani mengalami gagal bayar default dan kejatuhan secara finansial ini sangat mempengaruhi negara-negara di Eropa khususnya yang terikat dengan
mata uang Euro dengan nilai tukar yang sama lemahnya dan terlibat dalam satu pasar yang sama tak heran Irlandia kemudian terseret dilanda krisis ekonomi
dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2. Portugal juga demikian dengan rasio utang terhadap PDB-nya pada tahun 2010 mencapai 835.
Faktor lain, banyak juga bank di Eropa yang memegang obligasi pemerintah Yunani yang otomatis juga akan merugi ketika Yunani tidak
memenuhi kewajibannya. Akibatnya dapat dilihat dari data kumulatif yang mencatat kurs Euro jatuh ke titik terendah dalam 4 tahun terakhir, menjadi 1,2237
dollar AS per 1 Euro diikuti kenaikan pajak hingga 90 serta penutupan 3 kantor perusahaan pariwisata besar di luar negeri.
198
Anggota Non-Eurozone menghadapi tekanan di area perbankan, pengaruh penetapan suku bunga
Mengingat faktor intensnya perdagangan dunia dan saling terkaitnya kebijakan perbankan, kalah saing ini
dapat menimbulkan guncangan perekonomian dunia.
199
dan tingkat pertumbuhan perekonomian dan ancaman serius dalam pemasukan negara;
200
198
Kompas, “Penyebab-Penyebab Utama Tiga Krisis Ekonomi Besar Selama Periode 1997- 2011”, Kompas Kamis, 27 Mei 2010, hlm.1.
dan krrisis ekonomi global 2008 memperburuk kinerja ekonomi dari sebagian negara-negara Eurozone, termasuk kerugian Eropa
ketika turut terlibat sebagai penjamin dana saat krisis subprime mortgage yang
199
Budi Winarno,” Isu-isu Global Kontemporer”, Yogyakarta: CAPS, 2011, hlm 98.
200
Anonym, “Low interest rates and euro debt crisis will negatively impact insurer profitability and assets as economies slow; industrys capitalisation is stronger than in 2007;
emerging markets growth slowed in 2011, but prospects are still robust” sebagaimana dimuat dalam http:www.swissre.commedianews_releasesnr_20111201_euro_debt_crisis.html diakses
12 Januari 2014 20:08 WIB
Universitas Sumatera Utara
mencetak defisit keuangan pemerintah dan utang publik.
201
Akumulasi antara: kondisi defisit dan ekonomi makro yang kacau, instabilitas sistem moneter negara, kebijakan kawasan Eurozone yang berdampak
langsung pada landscape domestik negara anggota; turunnya pertumbuhan Non Eurozone, intensitas aktivitas ekonomi antar negara menurun sehingga angka
pendapatan negara dan angka kumulatif nilai Euro di mata internasional melemah. Semuanya
menyinggung sektor strategis seperti bisnis dalam skala besar, fondasi perbankan dan kebijakan moneter terhadap ekspor-impor sehingga ketika saling
berkolaborasi menciptakan permasalahan semakin serius dan sulit.
Peristiwa diatas jelas menggambarkan adanya efek domino atau “penularan” atau contagion dari krisis Yunani ke negara di Eurozone lainnya.
Contagion adalah salah satu mekanisme bagaimana instabilitas finansial menjadi tersebar luas dan kemudian krisis mencapai dimensi sistemik.
Perkembangan setahun kemudian kondisi perekonomian di Yunani masih memprihatinkan, lapangan kerja semakin sedikit, pengangguran meningkat
mencapai 12 serta meluasnya kemiskinan. Uni Eropa didesak untuk segera mengambil kebijakan penyelamatan yang tidak melampaui kompetensi menurut
konstitusi Uni Eropa yaitu kebijakan moneter Eurozone Pasal 3 TFEU. Inti dari kebijakan moneter adalah price stability guna menghindari inflasi
yang dilakukan dengan cara mengendalikan suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan melakukan peminjaman uang kepada bank-
201
Berdasarkan laporan tahunan dari Komisi Eropa, rasio utang publik terhadap PDB di 17 negara zona euro terus meroket setelah krisis ekonomi global 2008-09. Untuk tahun 2011, rasio itu
diperkirakan mencapai hampir 88 persen, dan akan bertambah menjadi 88,7 persen dari PDB pada tahun 2012 sebagaimana dimuat dalam Kompas, Kolom Internasional, Selasa, 13 September 2011,
hlm.11.
Universitas Sumatera Utara
bank apabila mengalami kesulitan likuiditas. Mekanisme ini dinamakan European Financial Assistance Mechanism
EFSM yang dibentuk European Commission bekerjasama dengan ECB yang mempunyai peranan untuk memberikan financial assistance kepada negaranegara
anggota Uni Eropa yang terkena dampak dari krisis ekonomi. Pengucuran dana bantuan pertama sejumlah 110 milyar Euro ke Yunani
dengan kesepakatan adanya upaya internal pemerintah Yunani untuk menyehatkan kondisi perekonomian. Dana gabungan kerja sama anggota
Eurozone dan IMF ini menekankan kondisionalitas bagi Yunani terkait kebijakan Economic Adjustment Programme
202
Tak sampai disitu, bank-bank swasta di Eropa juga memutuskan penghapusan utang Yunani senilai 100 miliar Euro sehingga secara keseluruhan
Yunani mendapat bantuan dana senilai 240 miliar Euro. Sementara Bank Sentral Eropa sendiri menopang pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan suku bunga
rendah. Seluruh program bantuan itu akan berakhir tahun 2014. yang kemudian dituangkan dalam
Memorandum of Economic and Financial Policies tanggal 3 Mei 2010.
Sejauh ini, perekonomian perlahan mulai membaik, tampak pada awal 2013 sampai ketika perekonomian Eurozone menunjukan grafik Produk Domestik
Brutto PDB naik lebih tinggi pada kuartal keempat 2013. Tak dapat dipungkiri,
202
Economic Adjustment Programme merupakan kebijakan yang disepakati pemerintah Yunani, Uni Eropa dan IMF yang menitikberatkan pada tindakan penghematan anggaran untuk
mengatasi defisitnya dana Yunani. Dituangkan dalam Memorandum of Economic and Financial Policies meliputi serangkaian kebijakan struktural, fiskal, finansial dan teknis yang harus
dicanangkan oleh pemerintah Yunani sebagai balasan dari pemberian dana penyelamatan sebagiaimana dikutip dari
http:www.ec.Europa.eueconomy_financepublicationsoccasional_paper2010op61_en.htm pada 05 Februari 2014 07:23 WIB
Universitas Sumatera Utara
Jerman berperan besar akan hal ini yang pertumbuhannya mencapai 0,4 pada akhir 2013. Negara lain khususnya yang sempat diguncang krisis seperti Italia
meningkat 0,1 dan Portugal menunjukan pertumbuhan sampai 0,5.
203
Dalam aturan hukum Uni Eropa Pasal 152 TEU, the European Council diwajibkan bersidang dua kali setahun dengan sistem kepemimpinan yang
berotasi untuk membahas hal-hal yang telah diagendakan. Tepat 1 Januari 2014 Yunani mengambil alih kepemimpinan Uni Eropa. Yunani harus memimpin
ratusan rapat khusus dan 13 pertemuan tingkat menteri di Athena dengan agenda utama pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan pengangguran.
Pengalaman 6 tahun terjerembab krisis ekonomi menjadi motivasi bagi pemerintah Yunani untuk menresponi kepemimpinan tersebut. Yunani menerima
apresiasi Ketua Komisi Eropa, akan kebijakan penghematan besar-besaran itu. Begitu juga dengan Irlandia, yang sudah keluar dari program bantuan Uni
Eropa.
204
Kini, Yunani berencana untuk tidak lagi menerima dana tambahan, meski begitu Kantor Statistik Eropa, Eurostat, masih akan melakukan evaluasi keuangan
Yunani bulan April 2014. Setelah itu akan diputuskan, apakah Yunani masih perlu bantuan dana dari Uni Eropa dan IMF untuk periode 2015 sampai 2018.
205
203
DW-DE, “Ekonomi Zona Euro Menguat di Luar Perkiraan”, 14 Febuari 2014 diakses melalui http:www.dw.dep1B8ZT pada tanggal 20 Febuari 2014 18:00 WIB
204
DW-DE, “ Komisi Uni Eropa Puji Kebijakan Pemerintah Yunani”, 09 Januari 2014 diakses melalui http:www.dw.dep1Ani8 pada tanggal 20 Febuari 2014 18:24 WIB
205
DW-DE, “Yunani Tidak Perlu Bantuan Tambahan”, 31 Desember 2013 diakses melalui http:dw.dep1AjTG pada tanggal 12 Januari 2014 17:17 WIB.
Universitas Sumatera Utara
D. KEWENANGAN UNI EROPA DALAM PENANGANAN KRISIS UNI EROPA MENURUT