BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kedudukan Uni Eropa dan International Monetary Fund IMF terbukti
memiliki personalitas sebagai subjek hukum internasional menurut hukum yang mengaturnya, seperti penjelasan berikut:
a. Uni Eropa dan IMF memiliki kapasitas membuat perjanjian-perjanjian
internasional berdasarkan Lisbon Treaty Pasal 2 B TEU dan Pasal 216 1, Pasal 220 1 TFEU serta Pasal IX 2 tentang “Status of
Fund” dan Pasal IX dari AD IMF; b.
Uni Eropa dan IMF memiliki kapasitas berhubungan dengan subjek hukum internasional lain menurut Lisbon Treaty Pasal 2b TEU dan
Pasal 216 dan berdasarkan ketentuan pasal X dan XI AD-IMF . Personalitas ini memampukan Uni Eropa dan IMF dalam mengerjakan
tujuan dan kegiatannya di mata hukum internasional. Seperti tujuan Uni Eropa dalam menciptakan pasar bersama dengan penyatuan kebijakan
moneter dan mata uang tunggal Pasal 1 Lisbon Treaty dan IMF dalam memajukan kerja sama moneter internasional melalui institusi yang
menyediakan berbagai fasilitas terkait Pasal 1 Articles of Agreements. 2.
Lisbon Treaty memberi kewenangan bagi Uni Eropa untuk mengatur seutuhnya mengenai kebijakan moneter terlebih adanya krisis ekonomi.
Hal ini ditangani secara ekslusif oleh Uni Eropa karena berkaitan dengan kebijakan moneter di Eurozone Pasal 3 TEU. Peranan Uni Eropa
Universitas Sumatera Utara
pertama kali tampak dalam memberikan bantuan kepada Yunani melalui mekanisme European Financial Assistance Mechanism EFSM yang
merupakan kebijakan European Central Banks dan melibatkan bank sentral negara anggota lainnya.
3. IMF memiliki kewenangan untuk terlibat dalam penanganan krisis Uni
Eropa. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal V2 Anggaran Dasar IMF yang menekankan IMF bertindak memberi bantuan sepanjang diminta oleh
negara peminjam. Pasal X Anggaran Dasar IMF juga memungkinkan IMF membentuk perjanjian internasional dengan subjek lain. Economic
Adjustment Programme Greece: Memorandum of Understanding on Specific Economic Policy Conditionality. Begitu juga dengan perspektif
hukum Uni Eropa, baik negara anggota maupun atas nama Uni Eropa dibenarkan secara sah untuk membentuk hubungan internasional dengan
subjek hukum internasional lain termasuk badan khusus PBB, layaknya IMF Pasal 216 dan 220 Lisbon Treaty. Kewenangan keduanya sejalan
dengan amanat dan mandat masing-masing konstitusi sehingga peranan IMF dikaitkan dengan kewenangan Uni Eropa tidak dapat dikatakan
sebuah pelanggaran secara yuridis.
B. SARAN