Wewenang organisasi internasional dalam hukum internasional

c. Organisasi internasional memiliki hak untuk mengajukan pengaduan internasional atas kerugian yang diderita.; d. Organisasi internasional memiliki otonomi keuangan dan kapasitasnya untuk mempunyai anggaran belanja sendiri. 92 Apabila pada konstitusi organisasi internasional tidak menyatakan secara eksplisit akan personalitas hukum dari organisasi tersebut, maka personalitas hukum masih akan dinikmati oleh organisasi tersebut ketika adanya kesediaan dari suatu negara untuk mengadakan sebuah perjanjian dengan organisasi tersebut, maka dapat dianggap sebagai pengakuan terhadap personalitas hukumnya.

C. Wewenang organisasi internasional dalam hukum internasional

Secara akademis keberadaan organisasi internasional terbukti memiliki personalitas hukum yang melahirkan suatu akibat lain yaitu kepemilikan wewenang dalam kegiatan operasionalnya. Mengutip pendapat Louis A Allen yang mengatakan “Authority is the sum of the power and rights entrusted to make possible the performance of the worh delegated” Wewenang adalah sejumlah kekuasaan powers dan hak rights yang didelegasikan pada suatu jabatan. Penjelasan utama mengenai wewenang sebuah organisasi internasional dapat dilihat dari kebijakan dan keputusannya yang memiliki kekuatan hukum. Adapun kebijakan berkekuatan hukum tersebut memiliki pengaruh kuat dan dapat dirasakan didalam keanggotaannya. 92 Boer Mauna, Op.Cit.,hlm 480-482 Universitas Sumatera Utara Organisasi internasional memiliki wewenang seperti: a. membuat ketentuan hukum untuk memperlancar kegiatan internal; b. mengikuti konvensi-konvensi internasional, sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Konvensi Wina tahun 1986 yang memberikan kepada organisasi internasional kapasitas untuk membuat perjanjian internasional dengan subjek hukum internasional lainnya; c. memberikan bantuan ekonomi, keuangan, administratif atau dalam hal-hal tertentu bantuan militer kepada negara lain; d. representasi diplomatik seperti hak legasi, pengawasan regularitas penyelenggaraan pemilu dan sebagainya. 93 Wewenang internal ini muncul sebagai reaksi adanya konsensus tiap negara di awal pembuatan organisasi yang secara langsung dapat menekan negara dalam mematuhi mekanisme birokrasi. Hal ini disempurnakan dengan mekanisme pengawasan negara-negara anggota yang tidak melaksanakan kewajiban yang telah disepakati sebelumnya dan menjatuhkan sanksi seperti tercantum dalam pasal 19 Piagam PBB. 94 Hukum internasional menegaskan eksistensi organisasi internasional yang memiliki personalitas hukum sangat membantu pembentukan hukum internasional sehingga pengaruh wewenang ini juga meluas diluar keanggotaannya. Seperti J.G Starke mengungkapkan bahwa: “Decisions or determinations of the Organs of 93 Ibid. 94 Pasal 19 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa Universitas Sumatera Utara International Institutions, or of international conference, may lead to the formation of rules of international law in a number of different ways” . 95 Keputusan tersebut mengikat bukan hanya para anggotanya tetapi juga masyarakat internasional, 96 contohnya keputusan Mahkamah Internasional dalam perkara perikanan Norwegia dan Inggris tahun 1951, dimana Mahkamah tersebut membenarkan cara penarikan garis pangkal lurus straight base line. Keputusan tersebut masyarakat internasional dalam Konvensi Hukum Laut 1958. 97 Kondisi demikian sekaligus membawa respon adanya tanggung jawab internasional yang harus dipatuhi dibalik wewenang yang dilekatkan, seperti ketika tiap-tiap perbuatan atau kelalaian dilakukan organisasi internasional tidak sesuai dengan ketentuan hukum ataupun perjanjian internasional maka pertanggungjawaban organisasi internasional bukan sesuatu yang mustahil. Salah satu kasus mengenai pertanggungjawaban organisasi internasional ialah penuntutan terhadap PBB untuk minta ganti rugi dari tindakan-tindakan yang dilakukan pasukan pemeliharaan perdamaian PBB di Kongo Operation des Nation Unies au CongoONUC tahun 1960-an yang menimbulkan banyak pihak mengajukan tuntutan ke tribunal nasional yaitu peradilan Belgia namun PBB menempatkan tanggung jawabnya melalui persetujuan ganti rugi dengan Republik Kongo tanggal 27 November 1961 dan Belgia 20 Febuari 1965. 98 95 J. G Starke, “Introduction to International Law”, London: Butterworth, 1984, hlm.50 Sejauh 96 Sri Setianingsih Suwardi, ”Pengantar Hukum Organisasi International”, Jakarta: UI- Press, 2004, hlm.16 97 Keputusan Mahkamah Internasional tentang Perikanan keputusan tanggal 18 Desember 1951. 98 Boer Mauna, Op.Cit., hlm.483 Universitas Sumatera Utara pembahasan ini, wewenang internasional menambah bukti akurat akan kepemilikan personalitas hukum oleh organisasi internasional. D. Personalitas IMF dan Uni Eropa sebagai subjek hukum internasional menurut hukum internasional yang berlaku. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa memasuki Perang Dunia ke-II gagasan akan perlunya lembaga keuangan internasional mulai dirintis. Tepatnya pada 1944-1945 diadakanlah Konferensi Moneter dan Keuangan PBB United Nations Monetary and Financial Conferences diadakan di Hotel Mount, Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat. Sekitar 730 orang policymakers dan para pakar keuangan internasional dari 45 negara hadir untuk menulis kembali aturan-aturan sistem keuangan internasional sehingga dampak Perang Dunia II tidak akan mengulangi perdagangan dan kebijakan moneter yang buruk pasca Perang Dunia I 99 . Konferensi ini menghasilkan dasar-dasar bagi pendirian dua lembaga keuangan internasional yakni IMF dan Bank Dunia atau dikenal juga dengan Lembaga Bretton Words Bretton Woods Institutions. 100 99 Bill Orr, “Are the IMF and the World Bank on the Right Track?”, ABA Banking Journal, 1990, hlm.74 . Jika dikualifikasikan mengenai subjek hukum internasional baik itu negara state actor dan bukan negara non state actors maka dapat dibuktikan bahwa kedua lembaga ini khususnya IMF termasuk sebagai organisasi internasional non state actors. 100 G.J.H van Hoof, “Supervision Within the World Bank” dalam Supervision Mechanisms in International Organizations,eds.,P.van Dijk Kluwer: T.M.C Asser Institute, 1984 hlm. 403 sebagaimana dikutip oleh Jelly Leviza, “Tanggung Jawab Bank Dunia dan IMF sebagai Subjek Hukum Internasional”, Jakarta: PT Sofmedia, 2009, hlm. 24. Universitas Sumatera Utara Uraian Leroy Bennet memberi pemahaman lebih lanjut tentang elemen- elemen yang harus dimiliki sebuah organisasi internasional sebagai berikut: 1 A permanent organization to carry on a continuing set of functions; Maka IMF, jelas merupakan sebuah organisasi permanen memiliki banyak negara anggota dengan fungsi yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada klausula dalam Anggaran Dasar IMF yaitu: ”To promote international monetary cooperation through a permanent institution….” 101 2 Voluntary membership of eligible parties; IMF memiliki jumlah anggota yang hampir global yang terdiri dari 184 negara yang terikat berdasarkan perjanjian persetujuan bukan pemaksaan untuk melindungi kedaulatan negara dalam setiap kegiatan dilakukan. Bergerak untuk mengupayakan kesejahteraan umat manusia seperti yang termuat dalam Pasal 15 yang menyatakan tujuan IMF antara lain adalah: “To give confidence to members by making the general resources of the Fund temporarily avalaible to them under adequate safeguards, thus providing them with opportunity to correct maladjustments in the balance of payments without resorting to measures destructive of national or international prosperity” Adapun sumber keuangannya diperoleh berdasar iuran para anggotanya ini. 3 Basic instrument stating goals, structure and methods of operation; 101 Article I 1 Article of Agreements International Moneter Fund Universitas Sumatera Utara Perangkat konstitusi atau hukum dasar yang memuat tujuan, struktur dan metode beroperasinya IMF yaitu The Article of Agreements International Moneter Fund. 4 A broadly representative consultative conference organ; IMF memiliki organ-organ dibawahnya yaitu Dewan Gubernur, Dewan Eksekutif, Direktur Pengelola dan Para Staf. 102 5 Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research and information functions Setiap negara anggota biasanya diwakili oleh Menteri Keuangan atau Pimpinan Bank Sentralnya. IMF adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional dengan markas besarnya berlokasi di Washington, D.C sekaligus kantor penghubung di Paris dan Tokyo untuk melaksanakan hubungan dengan lembaga regional maupun internasional lainnya dan di New York dan Jenewa, terutama sebagai penghubung dengan lembaga lain di dalam sistem PBB. Terdapat 80 perwakilan yang ditempatkan di negara-negara anggota untuk membantu memberi nasihat tentang kebijakan ekonomi. Lebih lanjut jika dikonsentrasikan kepada keberadaan IMF, dapat dilihat pada Pasal 1 Ayat 1 bagian ii dari Convention on The Privileges and Immunities of The Specialized Agencies 1947 yang mendaftarkan IMF termasuk dalam badan- badan khusus PBB. Hal ini dibuktikan pada kriteria bahwa IMF keberadaannya didasarkan pada suatu perjanjian antar pemerintah yang menyepakati Articles of Agreements of The International Monetary Fund sebagai konstitusinya. Meskipun 102 Article XII Article of Agreements International Moneter Fund Universitas Sumatera Utara merupakan badan khusus, keberadaan IMF cenderung lebih lama dibanding PBB sehingga tidak dikategorikan sebagai alat perlengkapan PBB. Akan tetapi IMF juga wajib beroperasi dalam aturan main yang disetujui dalam prinsip dan tujuan Piagam PBB 103 . Mengindahkan hukum hak asasi internasional sebagai bagian dari hukum internasional publik, prinsip-prinsip hukum umum dan semua sumber hukum. 104 Terpenuhinya keseluruhan syarat tersebut semakin menjelaskan posisi IMF sebagai organisasi internasional yang eksis di bawah naungan hukum internasional. Sehubungan dengan itu Komisi Hukum Internasional saat ini sedang membahas topik yang sangat relevan dengan organisasi internasional yaitu the legal status of international organizations. Komisi Hukum Internasional berpendapat bahwa: 105 International organizations shall enjoy legal personality under international law and under the internal law of their member states. They shall have the capacity to the extent compatible with the instrument establishing them to: 1 contract 2 acquire and dispose of movable and immovable 3 institute legal proceedings The capacity of an international organization to conclude treaties is governed by the relevant rules of that organizations. Dengan kata lain untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh negara- negara anggota yang membentuknya, organisasi internasional tentunya harus dilengkapi dengan personalitas hukum yang memungkinkannya untuk melaksanakan tugas dengan baik. 106 103 Pasal 41 dan 42 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 104 Pasal 38 1 Statuta Mahkamah Internasional 105 “Report of The International Law Commission on Relations between States and International Organizations”, Yearbook of the International Law Commissions 1987, Volume I. 106 Boer Mauna, Op.Cit.,hlm.476 Universitas Sumatera Utara Lebih jauh, untuk membuktikan apakah organisasi internasional mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum internasional, maka harus kembali melihat akta atau perjanjian dasar berdirinya organisasi tersebut. Sebab, organisasi internasional dibatasi oleh kewenangan konstitusional, membuat lembaga- lembaga ini berbeda secara mendasar dari negara-negara sebagai subyek hukum internasional. Secara praktis fungsi sebuah organisasi internasional yang tidak berada dalam ketentuan-ketentuan tegas konstitusinya, prima facie adalah di luar kewenangannya. Ini termaktub dalam International Court of Justice yang merujuk pada organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagainya: ” Sementara suatu negara memiliki keseluruhan hak dan kewajban internasional, hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari suatu kesatuan seperti organisasi ini harus bergantung pada tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya seperti yang dirinci atau yang tersirat dalam dokumen-dokumen konstitusi dan yang berkembang dalam praktek” 107 Bagi IMF personalitas hukum sekaligus hak dan kewajibannya ditetapkan dalam pasal-pasal sebagai berikut: 1. Pasal IX 2 “Status of Fund” dari AD IMF yang menyebutkan bahwa: “The Fund shall posses full juridical personality and in particular the capacity to contract….” 2. Pasal IX AD-nya IMF juga menyebutkan keabsahan personalitasnya: “to enable the Fund to fulfill the functions with which it is entrusted, the status, 107 ICJ 1949, 180 Universitas Sumatera Utara immunities and privileges set forth in this Article shall be accorded to the Fund in the territories of each member”. 3. Pasal IX 1 Anggaran Dasar IMF bahwa: ”To enable the Fund to fulfill the functions with which it is entrusted, the status, immunities and privileges set forth in this Article shall be accorded to the Fund in the territories of each member”. 108 Berkaitan dengan point pertama tentang kemampuan atau kapasitas untuk menjadi pihak dalam pengadilan internasional perlu digarisbawahi bahwa organisasi internasional tidak hanya dapat menuntut tetapi juga harus bertanggung jawab atas kesalahan dan kelalaiannya. Berarti organisasi internasional tersebut dapat berkedudukan sebagai penggugat maupun tergugat. Jika diluaskan akan personalitas IMF terhadap hukum nasional maka lahirlah kekebalan menyangkut hal-hal sebagai berikut: 109 1 Kekebalan dari proses peradilan immunity from judicial process 110 2 Kekebalan dari tindakan-tindakan lain immunity from other action 111 3 Kekebalan atas arsip-arsip immunity of archives 112 4 Kekebalan pembatasan aset-aset freedom of assets from restrictions 113 5 Perlakuan khusus untuk berkomunikasi privilege for communications 114 6 Kekebalan dan perlakuan khusus bagi para karyawan dan pekerja immunities and privilegs of officers and employees 115 108 Article IX1 Article of Agreements International Moneter Fund 109 Article IX Article of Agreements International Moneter Fund 110 Article IX 3 Article of Agreements International Moneter Fund 111 Article IX 4 Article of Agreements International Moneter Fund 112 Article IX 5 Article of Agreements International Moneter Fund 113 Article IX 6 Article of Agreements International Moneter Fund 114 Article IX 7 Article of Agreements International Moneter Fund Universitas Sumatera Utara 7 Kekebalan dari pajak immunities fo taxation 116 IMF juga memiliki personalitas hukum yang dapat dibuktikan menurut: 1. Hubungan dengan organisasi internasional lain relations with other international organizations 117 2. Hubungannya dengan negara-negara bukan anggota relations with non member countries , yaitu antara IMF dengan PBB; 118 Meskipun IMF ditentukan dan dibatasi oleh konstitusinya, namun dalam keadaan tertentu demi efektivitas tugas dan tujuannya maka dimungkinkan untuk melakukan interpretasi hukum sepanjang berkaitan dengan kewenangannya. Hal ini mengacu bukan hanya pada konstitusi mereka tapi juga telah diakui dalam hukum internasional. 119 Berpindah kepada organisasi internasional lain yang juga menjadi pembahasan dalam penelitian ini yaitu Uni Eropa. Untuk menguji validitas Uni Eropa perlu dianalisis kembali melalui kriteria-kriteria sebuah subjek hukum internasional apakah termasuk negara ataupun organisasi internasional. Pertama- tama, jika dikualifikasikan sebagai subyek hukum internasional, dalam pribadi negara harus memenuhi ketentuan Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 sebagai berikut : “The state as a person of international law should posses the following qualification: 115 Article IX 8 Article of Agreements International Moneter Fund 116 Article IX 9 Article of Agreements International Moneter Fund 117 Article X Article of Agreements International Moneter Fund 118 Article XI Article of Agreements International Moneter Fund 119 Jelly Leviza, Op.Cit.., hlm.149 Universitas Sumatera Utara a. A permanent population : Uni Eropa jelas memiliki kesatuan masyarakat yang tetap. Untuk Eropa secara umum terdiri dari 50 negara merdeka dan berdaulat, 7 daerah depedensi dan otonom, 4 negara dengan pengakuan terbatas. Sementara Uni Eropa sejak Juli 2013 telah berjumlah 28 negara anggota. 120 b. A defined territorial: Hal ini pun jelas bahwa Uni Eropa menduduki wilayah yang jelas dan tetap yaitu Benua Eropa. c. Government: Masing-masing negara memiliki pemerintahan baik jenis berdaulat, terbatas maupun depedensi. d. Capacity to enter into relations with other states : Sejak pendiriannya tercatat bahwa Eropa memiliki kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan negara lain. Secara formal seperti tertuang dalam Pasal 220 TFEU yang mendukung segala bentuk kerja sama dengan PBB, Organization for Economic Cooperation and DevelopmentOECD dan Organization for Securtiy and Cooperation in Europe OSCE. 121 Tidak ada catatan berarti yang meragukan eksistensi Uni Eropa jika dikualifikasikan sebagai negara. Kedua, sebagai pembanding, jika Uni Eropa dikualifikasikan sebagai subyek hukum internasional dalam pribadi organisasi internasional. Jika dimasukkan dalam klasifikasi menurut Paul Reuter, yaitu tipologi organisasi internasional menurut tujuannya, menurut kekuasaannya dan menurut 120 “Daftar negara di eropa”, dikutip dari http:www.id.m.wikipedia.orgwikidaftar_negara_di_Eropa pada Minggu 05 Januari 2014 10:00 WIB 121 Articles 220-1 Treaty on the Functioning of European Union Universitas Sumatera Utara luas atau ruang lingkupnya. 122 Maka Uni Eropa termasuk klasifikasi ketiga, yaitu organisasi bersifat regional yang bervokasi non universal dan keanggotaannya terbatas pada beberapa negara tertentu yang berdekatan secara geografis. 123 Pembuktian akademis lebih dalam akan kedudukan Uni Eropa sebagai sebuah organisasi dapat mengacu pada ketentuan Pasal 24 1 Piagam PBB, bahwa suatu organisasi internasional hanya dapat bertindak melalui organ- organnya. Secara normal organ-organ dibawah Uni Eropa tidak memiliki personalitas hukum, setiap organ bertindak atas nama dan atas kewenangan organisasi kecuali konstitusinya menentukan lain. Sejalan dengan pendapat sedikitnya ada tiga unsur utama dari suatu organisasi internasional yaitu: i adanya himpunan negara sedikitnya tiga negara atau lebih; ii adanya suatu perjanjian internasional yang menjadi dasar pembentukannya dan iii adanya organ yang berfungsi untuk menjalankan fungsinya, maka Uni Eropa memiliki ketiga perangkat tersebut yaitu negara- negara pendiri the Inner Sixth diikat berdasarkan kesepakatan atau persetujuan bersama yaitu dalam bentuk traktat dan beroperasinyapun dimanifestasikan oleh organ-organ dibawahnya sebagai perpanjangtanganan: contoh Komisi Eropa, Dewan Eropa, Parlemen Eropa dan Mahkamah Eropa. 124 122 Wolfgang Friedman, “The Changing Structure of International Law”, New York: Columbia University Press, 1964, hlm.162-163 123 Boer Mauna, Op.Cit.,hlm. 464 124 “The Institutions of The Union”, dikutip dari http:europa.edu.scadplusconstitutioninstitutions_en.htm pada Rabu, 02 Januari 2014 22:50 WIB Universitas Sumatera Utara Kembali ditegaskan melalui pendekatan yang diutarakan oleh Leroy Bennet tentang elemen-elemen yang harus dimiliki sebuah organisasi internasional sebagai berikut 125 1 A permanent organization to carry on a continuing set of functions; : Pada akhirnya disebut sebagai Uni Eropa dengan kelembagaan supranasional melintasi pemerintah-pemerintah berdaulat yang memiliki tujuan menurut perjanjian awalnya yaitu Pasal 2 Perjanjian Roma 1957 yaitu 126 i pembangunan kegiatan ekonomi yang serasi untuk semua masyarakat; : ii pengembangan yang seimbang dan berlanjut; iii stabilitas yang meningkat; iv kenaikan standar penghidupan yang dipercepat dan; 127 v hubungan yang lebih erat antar anggota. 2 Voluntary membership of eligible parties; Keanggotaan Uni Eropa tergabung secara sukarela, mulai 25 Maret 1957 enam negara, 50 tahun kemudian komunitas Eropa terus berkembang, pada tahun 1993 menyetujui Perjanjian Maastricht dengan pengembangan dari ekonomi hingga masalah luar negeri. Kini Uni Eropa sudah memiliki 28 negara anggota dengan populasi 500 juta orang. 128 125 A. Leroy Bennet, Op.Cit.., hlm.3 126 M Budiarto, “Dasar-Dasar Integrasi Ekonomi dan Harmonisasi Masyarakat Eropa”, Jakarta: CV. Akademika Pressindo, 1991, hlm.8 127 Tujuan pertama sampai dengan keempat disebut dengan tujuan bidang sosio-ekonomik sementara tujuan kelima disebut tujuan politik. Ibid. 128 I Ward, “A Criitical Introduction to European Law”, 3 rd edn, Cambridge: Cambridge University Press, 2009, hlm.108 Universitas Sumatera Utara 3 Basic instrument stating goals, structure and methods of operation; Eropa terbentuk berdasarkan adanya Perjanjian Roma 1957 yang kini diamandemen menjadi Lisbon Treaty: Treaty of European Union TEU dan Treaty on the Functioning of the European Union. Dengan demikian perjanjian tersebut menjadi instrumen pokok sekaligus sumber hukum pokok organisasi tersebut. 129 4 A broadly representative consultative conference organ; Uni Eropa memiliki anggota dan alat perlengkapan anggota yaitu: European Commission, European Council, the Council of the European Union dan sebagainya. 130 5 Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research and information functions; Secara umum pusat pemerintahan Uni Eropa dioperasikan di Brussel, dilengkapi dengan sebuah parlemen dan seorang presiden yang memegang kekuasaan simbolik. Personalitas hukum dari suatu organisasi internasional pada hakekatnya juga menyangkut kelengkapan organisasi internasional tersebut dalam memiliki suatu kapasitas untuk melakukan prestasi hukum, baik dalam hubungannya dengan negara lain maupun dengan kesatuan lainnya. 131 129 Sumaryo Suryokusumo, Op.Cit.., hlm.110. Walaupun menurut Nigel Foster mengatakan traktat dan hukum uni eropa bersifat dinamis disebabkan karena setiap isu yang muncul akan dibicarakan di dalam institusi, apabila terjadi benturan atau jalan buntu dalam pembahasannya, maka nantinya akan ada lagi traktat-traktat baru yang mengatur hal tersebut. Lihat Nigel Foster, “EU Law Directions”, 2nd ed. New York: Oxford University Press,2010, hlm.67 130 Ray August, “International Business Law”, New Jersey, Pearson Education Inc, 2009, hlm. 30-35 131 Sumaryo. S., Op.Cit..,hlm. 120. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan uraian pembuktian di atas perlu dikemukakan suatu kesimpulan sederhana bahwa kedudukan Uni Eropa dalam subyek hukum internasional berbeda dari sekadar kelompok-kelompok negara belaka seperti G-8 Amerika Serikat, China, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Perancis, dan Rusia dan G-77 132 Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan IMF sebelumnya, maka perlu juga pembuktian akan personalitas Uni Eropa sebagai organisasi internasional. Tentang personalitas hukum ini , Schermers, mengatakan bahwa suatu organisasi internasional harus memenuhi syarat berikut: sekalipun sama-sama didirikan berdasarkan perjanjian internasional. i dibentuk berdasarkan perjanjian internasional; ii memiliki organ yang terpisah dari negara-negara anggotanya; iii diatur oleh hukum internasional publik. 133 Jika dianalisis melalui konstitusinya, Lisbon Treaty, secara definitif memang tidak menyebutkan personalitas hukum Uni Eropa, tetapi bukan berarti Uni Eropa tidak memiliki personalitas hukum. 134 Petunjuk kepemilikan personalitas hukum tersebut dapat dilihat melalui doktrin A Leroy Bennet yang menegaskan bahwa salah satu kewenangan organisasi internasional adalah untuk bertindak sebagaimana yang ditentukan instrumen dasarnya. 135 Lebih lanjut bahwa personalitas Uni Eropa sebagai organisasi internasional berbeda dengan personalitas hukum yang dimiliki oleh negara-negara berdaulat Baik pasal 6 Konvensi Wina dan Komisi Hukum Internasional juga merumuskan demikian. 132 Jelly Leviza, op.cit, hlm.131 133 H.G Schermers,”International Institutional Law”, Leyden: Sijthoff, 1980, hlm.12-23 134 Boer Mauna., Op.Cit..,hlm 476. 135 A Leroy Bennet, Op.Cit.., hlm 14 Universitas Sumatera Utara yang menjadi anggotanya, secara yuridis tidak dapat dipergunakan oleh organisasi internasional. Untuk itu organisasi internasional memang perlu memiliki keabsahan sebagai satuan tersendiri atau memiliki personalitas hukum yang terpisah dari yang dimiliki oleh masing-masing negara anggotanya. 136 Akan tetapi tetap dapat dibuktikan salah satu kriteria yaitu untuk membuat perjanjian internasional. Dalam Lisbon Treaty Uni Eropa dimungkinkan untuk melakukan hubungan yang bermuara pada pembentukan perjanjian internaisional dengan subjek hukum internasional lainnya. Hal ini terlihat dalam pasal 216 1 TFEU yang berbunyi: “The Union may conclude an agreement with one or more third countries or international organizations where the Treaties so provide or where the conclusion of an agreement is necessary in order to achieve, within the framework of the Union’s policie, one of the objectives reffered to in the Treaties, or is provided for in legally binding Union act or is likely to affect common rules or alter their scope” Maka dapat digambarkan bahwa Uni Eropa mempunyai tugas-tugas penting tersendiri berdasarkan hukumnya untuk menyelenggarakan atas nama masyarakat internasional, dalam hal ini negara-negara berdaulat Eropa dan mengatur masyarakat tersebut dalam kerangka konstitusionalnya. Misalnya menyelenggarakan sejumlah besar fungsi-fungsi eksekutif, legislatif dan yudikatif. 137 136 Teuku May Rudi, “Administrasi dan Organisasi Internasional”,Bandung: PT Refika Aditama, 1998, hlm 22. 137 Ibid. Universitas Sumatera Utara Tentang kebijakan tersebut pada dasarnya menunjuk kepada primary legal authority 138 Ada juga bidang-bidang kebijakan di mana negara anggota merupakan pemain utama, meski Uni Eropa terlibat juga dalam beberapa koordinasi umum atau terlibat di dalam proyek-proyek yang spesifik. Seperti: pendidikan, kebudayaan, kesempatan kerja, kesehatan umum, penelitian, kebijakan sosial dan perkotaan, dan sebagian besar kebijakan luar negeri dan keamanan masuk di bidang ini. untuk bertindak di dalam suatu bidang kebijakan yang khusus. Ada pembagian kewenangan antara Uni Eropa dan negara berdaulat anggota Uni Eropa. Seperti, Uni Eropa mempunyai wewenang eksklusif di perdagangan eksternal dalam barang dan beberapa jasa, kebijakan moneter bagi negara pemegang Euro, pabean dan perikanan. Sejauh ini tidak ada pembuktian lebih lanjut, tetapi faktanya jika sebuah organisasi internasional bersifat permanen tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar jika tidak dilengkapi dengan personalitas hukum. 139 Lagipula para pakar hukum internasional tidak lagi mempersoalkan mengenai personalitas hukum dari organisasi internasional. 140 138 Sulistyowati Irianto dan A. W, “ Kajian Sosio Legal”, Ed.1., Denpasar: Pustaka Larasan; Jakarta: Universitas Indonesia, Universitas Leiden, Universitas Groningen, 2012 sebagaimana dimuat media.leidenuniv.nllegacybbrl-socio-legal-studies-final.pdf pada tanggal 10 Januari 2014 10:20 WIB Walaupun tidak disebutkan dalam konstitusinya, suatu organisasi internasional yang bersifat universal di kawasannya tersebut tidak mungkin tidak memiliki personalitas hukum, hal ini tidak dapat disangkal lagi. 139 Jelly Leviza, Op.Cit.., hlm 145. 140 Ibid. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGATURAN DALAM