Hubungan usia orang tua dengan pengetahuan dalam pemberian
merupakan cara memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung. Perbedaan ini karena orang tua di Dusun Sonotengah tidak menyadari
terjadinya error kesalahan dalam pengalaman mereka selama pemberian antibiotik pada anak. Mereka belum mengetahui dengan benar tentang
penggunaan antibiotik yang tepat untuk anak meliputi indikasi, dosis, dan efek samping antibiotik. Anak juga tidak mengalami dampak penggunaan
antibiotik yang kurang tepat secara langsung sehingga orang tua kurang perhatian untuk mencari informasi terkait penggunaan antibiotik. Oleh
karena itu, mereka tidak memperoleh pengetahuan yang baru dari pengalamannya tersebut.
Selain itu, orang tua yang terbiasa menghadapi anak sakit ringan cenderung tidak memiliki perhatian terhadap apa yang diberikan kepada
anak sebagaimana dalam penelitian Walsh 2007 yang menyatakan bahwa pengalaman orang tua terhadap anak demam biasa akan
mengurangi perhatian terhadap demam, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan penggunaan antipiretik dibandingkan dengan anak yang mengalami
demam kejang. Begitu pula orang tua di Dusun Sonotengah yang memiliki pengalaman pernah merawat anak sakit demam atau radang
tenggorokan. Mereka memberikan antibiotik pada anaknya yang sakit dan anaknya bisa sembuh setelah mengkonsumsi antibiotik. Berdasarkan
pengalaman tersebut, orang tua beranggapan bahwa antibiotik sangat diperlukan ketika anak sakit demam dan radang tenggorokan sehingga
mereka akan mengulangi kembali pemberian antibiotik setiap kali anak mereka sakit. Mereka mengambil keputusan pengobatan sesuai dengan
pengalaman positif sebelumnya tanpa berusaha mencari informasi yang benar mengenai indikasi pemberian antibiotik pada anak. Maka dari itu,
pengetahuan orang tua tentang pemberian antibiotik pada anak tidak mengalami peningkatan meskipun mereka memiliki pengalaman
sebelumnya.