Menururt Stephen dan Timothy, 2008:127, kepribadan juga merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menentukan
caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungan, atau dengan kata lain kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu
berekasi dan berinteraksi dengan individu lain.
2. Faktor-faktor Penentu Kepribadian
Kepribadian seseorang dihasilkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan kondisi situasional Stephen dan Timothy, 2008:127, antara lain:
1. Faktor Keturunan Faktor keturunan ditransimisikan melalui ”gen”, yang berada dalam
kromosom, yang menentukan keseimbangan hormon, bentuk fisik, dan menentukan atau membentuk kepribadian. Kepribadian tidak
seluruhnya dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seseorang.
2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang dapat memberikan tekanan kepada
kepribadian seseorang adalah kultur masyarakat dimana seseorang dibesarkan, norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok
sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke genarasi berikutnya yang terus menerus berlangsung secara konsisten.
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi Situasional Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek dari faktor-faktor
keturunan dan lingkungan terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun dapat berubah
pada situasi-situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda pada situasi yang berbeda dapat menimbulkan reaksi dan aspek yang berbeda pada
kepribadian seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga mengetahui bahwa situasi-
situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam mempengaruhi kepribadian sehingga dapat dilihat adanya perbedaan-
perbedaan individual yang signifikan.
3. Sifat-sifat Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian personality traits adalah karateristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu. Ada 5 lima faktor yang
mempengaruhi kepribadian seseorang atau Big Five Model, antara lain: Stephen dan Timothy, 2008:131
1. Ekstraversi extraversion Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam
berhubungan dengan individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok, tegas, dan mudah
bersosialisasi. Sebaliknya individu yang memiliki sifat introver cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam.
Universitas Sumatera Utara
2. Mudah akur atau mudah bersepakat agreeableness Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh
terhadap individu lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang bekerjasama, hangat, dan penuh
kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menantang.
3. Sifat berhati-hati conscientiousness Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat
berhati-hati adalah individu yang bertanggung jawab, teratur, dapat dihandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-
hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bida diandalkan.
4. Stabilitas emosi emotonal stability Dimensi kepribadian yang menggolongkan seseorang sebagai orang
yang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh positif. Dimensi ini menilai kemampuan seseorang untuk menahan stress.
Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki
pendirian yang teguh. 5. Terbuka terhadap hal-hal baru openness to experience
Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan keterikatannya terhadap hal-
hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif, ingin tahu,
Universitas Sumatera Utara
dan sensititf terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan
merasa nyaman dengan hal-hal yang telah ada.
2.1.3. Kerjasama Tim 1. Pengertian Kerjasama Tim
Kerjasama Tim atau Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan
individual Stephen dan Timothy, 2008:406. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa
kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu organsasi ataupun suatu perusahaan.
Sementara menurut Allen 2004:21 pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran
emosi yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka
menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah
organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang
harus dilakukan menuntut ketrampilan ganda. Sebuah tim team adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 dua orang atau
lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik Daft, 2003:171. Definisi ini
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tiga komponen. Pertama, diperlukan 2 dua orang atau lebih. Tim dapat cukup besar, walaupun kebanyakan kurang dari 15 lima belas orang.
Kedua, orang dalam sebuah tim melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah
tim terbagi sebuah tujuan berkinerja. 2. Jenis – jenis Kerjasama Tim
Jenis –jenis kerjasama tim terdiri dari 6 enam bagian, antara lain: Daft, 2003:171
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando
organisasi formal 3.
Tim Horizontal Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan
atau kreativitas khusus.
Universitas Sumatera Utara
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan
untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana
mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
3. Komposisi Kerjasama Tim
Menurut Stephen dan Timothy 2008:413 ada 4 komponen utama yang membentuk kerjasama tim yang efektif, antara lain terdiri dari:
1. Konteks. Sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut
efektif terdiri dari sumber daya yang memadai, kepemimpinan dan struktur, dan evaluasi kinerja,
2. Komposisi tim. Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berhubungan dengan
bagaimana kepegawaian tim harus disusun, yang terdiri dari kemampuan para anggota, personalitas atau kepribadian, pengalokasian peran,
keragaman anggota, ukuran sebuah tim, fleksibiltas para anggota, dan preferensi anggota.
Universitas Sumatera Utara
3. Rancangan pekerjaan. Tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung jawab secara
kolektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang signifikan, terdiri dari: kebebasan dan hak otonomi, keanekaragaman keterampilan, identitas
tugas, dan kepentingan atau arti tugas; rancangan suatu pekerjaan atau proyek memiliki pengaruh yang substansial pada orang lain.
4. Proses Mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi
efektivitas suatu tim kerja, terdiri dari tujuan tim, tingkat konflik, efektifitas tim, dan kemalasan sosial social loafing, merupakan sinergi
negatif yang bersembunyi didalam sebuah tim kerja.
2.2. Penelitian Terdahulu
Mutia 2010 melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Tim Kerja Pada Karyawan Kontrak Bagian Keuangan Pada RSUD Pirngadi Medan”. Hasil
penelitian diperoleh adalah hasil uji F dengan nilai 35,826 menunjukkan bahwa sub variabel yang terdiri dari proses, konteks, komposisi, dan rancangan
pekerajaan dapat dipakai untuk mengestimasi kinerja karyawan tenaga kontrak pada RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Hasil uji signifikan t Uji t menyatakan bahwa variabel yang memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi kinerja karyawan tenaga
kontrak bagian keuangan pada RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah sub variabel konteks 2,804 dan tingkat signifikan 0,007; komposisi 5,555 dan tingkat
Universitas Sumatera Utara