Latar Belakang Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebocoran The Montara Well Head Platform Di Laut Timor.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan sedunia untuk memberikan perhatian lebih besar kepada lingkungan hidup, mengingat kenyataan bahwa lingkungan hidup telah menjadi masalah yang perlu ditanggulangi bersama demi kelangsungan hidup di dunia ini. 1 Sumber daya alam harus dijamin kelestariannya antara lain dengan tetap mempertahankan lingkungan laut. Pada kondisi yang menghubungkan bagi hakikat laut, juga sistem pengelolaan dalam mengupayakan sumber daya alam yang ada. Tumbuhnya kesadaran yang diciptakan mengordinasikan laut ataupun dalam memenuhi kebutuhan dari laut, merupakan langkah untuk mewujudkan pelestarian lingkungan laut, sekalian sumber yang terkandung dalam laut tidak terbatas. Didalam mengupayakan laut misalnya penangkapan ikan, jenis ikan yang berlebihan dengan menggunakan pukat harimau sangatlah berbahaya dan dapat menimbulkan kepunahan itu tidak dapat dirasakan dalam jangka waktu yang pendek. 2 Pencemaran lingkungan laut sangat mendapat perhatian dunia dewasa ini, apakah itu secara Nasional, Regional maupun Internasional disebabkan karena dampak yang ditimbulkannya terhadap kelestarian lingkungan dan manfaat dari 1 J.G.Strake, Pengantar Hukum Internasional Jakarta, Sinar Grafika, 1999, hal.3 2 P.Joko Subagyo, SH. Hukum Laut Indonesia Jakarta, Reneka Cipta, 1991, hal.31 Universitas Sumatera Utara sumber daya alam yang ada di laut menjadi terganggu baik untuk kepentingan nasional negara pantai maupun bagi umat manusia keseluruhannya. 3 Gejala pencemaran lingkungan laut the pollution of marine environment dalam dasawarsa terakhir ini banyak mendapat perhatian dari berbagai pihak. Seperti terlihat dalam pembahasan melalui seminar dan symposium yang diselenggarakan baik di tingkat nasional, regional dan internasional, semua perhatian itu membahas dan mengkaji masalah lingkungan laut, sehingga mempertajam pengertian dan membangkitkan kesadaran tentang masalah lingkungan laut. Pengertian dan kesadaran ini secara umum mengandung arti bahwa masalah pencemaran lingkungan laut tersebut mengandung ancaman terhadap perikehidupan baik kehidupan manusia, hewan fauna, maupun tumbuh- tumbuhan flora 4 . Ketiga jenis perikehidupan ini mengisi lingkungan hidup atau “biosphere” diatas bola bumi menjadi terancam kelangsungan serta kelestariannya, karena terkena racunnya yang menimbulkan kemusnahan. Oleh karena itu arus dan angin air laut yang tercemar itu disebarkan kemana-mana secara merata dan mempengaruhi lingkungan laut. 5 Telah kita maklumi bersama bahwa laut mempunyai beberapa fungsi, termasuk fungsi vital bagi kehidupan bangsa. Peningkatan pemanfaatan laut untuk 3 Dimulai sejak peristiwa kapal tanker “Torrey Canyon” 1967 yang menabrak batu karang dan menumpahkan sekitar 120.000 ton minyak di Barat Daya perairan Inggris. Inilah bencana pencemaran laut terbesar, sehingga mendorong negara-negara untuk lebih serius dalam menangani masalah pencemaran laut karena tumpahan minyak. 4 Arifin Siregar, Hukum Pencemaran Laut di Selat Malaka Medan, Kelompok Studi Hukum Dan Masyarakat, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 1996 hal.1 5 Ibid Universitas Sumatera Utara kehidupan suatu bangsa berdasarkan fungsi-fungsinya dapat berpengaruh langsung bagi lingkungan laut beserta biota-biota yang ada didalamnya. Memang pada awalnya pemanfaatan laut tidak merupakan masalah bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan laut masih mampu membersihkan dirinya sendiri tanpa mengubah serta mempengaruhi sifat dan fungsi laut sebagaimana semula. Namun akhir-akhir ini dikarenakan tingkat pemakaian laut yang semakin tinggi membawa masuknya zat-zat baru kedalam laut ditambah lagi zat-zat yang telah ada menyebabkan laut tidak mampu lagi membersihkan dirinya sehingga laut menjadi kotor, yang adakalanya sampai pada tingkat perobahan pada fungsi laut. Pada saat itu laut akan menjadi sumber masalah yang mengancam kehidupan manusia, sehingga timbullah masalah baru bagi kehidupan manusia yaitu pencemaran laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah pencemaran laut. 6 Lingkungan laut selain merupakan sumber kekayaan alam, juga merupakan sarana penghubung, media rekreasi dan lain sebagainya, karena itu sangat penting untuk melindungi lingkungan laut, misalnya perlindungan terhadap lingkungan 6 Juarir Sumardi, Hukum Pencemaran Laut Transnasional Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996, hal.1 Universitas Sumatera Utara laut dari pencemaran yang bersumber dari kapal, hal ini dilakukan agar pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dapat dinikmati secara berkelanjutan. 7 Berdasarkan Peraturan Pemerintah selanjutnya disebut PP No.191999 tentang “Pencemaran Laut” diartikan sebagai masuknyadimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu danatau fungsinya. 8 Masalah perlindungan lingkungan laut ini terutama hal pencemaran karena tumpahan minyak sudah diatur sejak “Konvensi Jenewa 1958” mengenai rezim laut lepas yaitu pada pasal 24, yang berbunyi : “Every state shall draw up regulations to prevent pollution of the seas by the discharge oil from ships of pipelines or resulting from the exploitation and exploration of the seabed and its subsoil taking account to the existing treaty provisions on the subject”. setiap negara wajib mengadakan peraturan-peraturan untuk mencegah pencemaran laut yang disebabkan oleh minyak yang berasal dari kapal atau pipa laut atau yang disebabkan oleh eksplorasi dan ekploitasi dasar laut dan tanah dibawahnya dengan memperhatiakn ketentuan-ketentuan perjanjian internasional yang ada mengenai masalah ini Secara umum, masalah perlindungan lingkungan laut juga diatur dalam “Deklarasi Stockholm 1972” dalam asas nomor 7 disebutkan bahwa setiap negara berkewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan guna mencegah pencemaran laut yang membahayakan kesehatan dan kesejahteraan manusia, sumber kekayaan hayati laut terhadap penggunaan lingkungan laut. 7 Mochtar kusumaatmadja, Perlindungan dan Pelertarian Lingkungan Laut Dilihat dari Sudut Hukum Internasional, Regional, dan Nasional, Jakarta, Sinar Grafika dan Pusat Studi Wawasan Nusantara, 1992, hal.7-8 8 Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran danatau Perusakan laut. Universitas Sumatera Utara Perhatian bangsa-bangsa terhadap tindakan eksplorasi dan ekploitasi dasar laut untuk menemukan dan mengambil minyak bumi diawali saat tindakan pemerintah Amerika Serikat yang mengeluarkan Proklamasi Truman tahun 1948 tentang Continental Self. Tindakan ini bertujuan mencadangkan kekayaan alam pada dasar laut dan tanah dibawahnya yang berbatasan dengan pantai Amerika Serikat untuk kepentingan rakyat dan bangsa Amerika Serikat, terutama kekayaan mineral khususnya minyak bumi. Tindakan ini didasarkan atas pendapat ahli-ahli geologi minyak bumi yang menyatakan bahwa bagian-bagian tertentu dari dataran kontinen diluar batas 3 mill mengandung endapan-endapan minyak bumi yang sangat berharga. Tindakan itu memungkinkan untuk mengeksploitasi secara teratur suatu daerah dibawah permukaan laut sub marine area yang luasnya 750.000 mill persegi yang ditutup oleh air yang dalamnya tidak lebih dari 100 fathom 200 mill. 9 Peningkatan yang telah dicapai manusia dalam mengeksploitasi minyak bumi di dasar laut tidak lepas dari suatu resiko. Resiko penggunaan teknologi pengeboran minyal lepas pantai dan penggunaan kapal-kapal tanker pengangkat minyak menyebabkan pencemaran laut yang tentunya akan menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam hayati dan nabati yang menjadi objek untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kasus pencemaran lingkungan laut baru mendapat perhatian yang serius dari Negara Indonesia adalah sejak terjadinya kecelakaan Kapal Tanker Showa 9 Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Laut Internasional Bandung, Bina Cipta, 1986, hal.84 Universitas Sumatera Utara Maru pada tahun 1975 di Selat Malaka 10 , yang menyebabkan kerusakan lingkungan laut Indonesia yang sangar parah sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar yang harus di derita oleh lingkungan laut Indonesia. Dalam kasus ini, Indonesia tidak bisa menuntut ganti rugi kepada pemilik kapal, dikarenakan waktu itu negara kita belum ada undang-undang yang mengatur tentang pencemaran lingkungan. Perlindungan terhadap lingkungan laut, selain upaya yang dilakukan secara nasional, juga diperlukan kerjasama regional maupun global, baik secara teknis langsung dalam menangani kasus pencemaran lingkungan laut, maupun dalam menangani kasus pencemaran lingkungan laut, maupun dalam merumuskan ketentuan-ketentuan internasional, guna melindungi lingkungan laut. 11 Sekitar dua tahun yang lalu, masalah pencemaran laut akibat tumpahan minyak kembali terulang dalam perairan wilayah Indonesia. Tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2009 sumur minyak Montara yang bersumber dari Ladang Montara The Montara Well Head Platform di Blok “West Atlas Laut Timor” perairan Australia bocor dan menumpahkan minyak jenis light crude oil. Tumpahan minyak tersebut meluas hingga perairan Celah Timor Timor Gap yang merupakan perairan perbatasan antara Indonesia, Australia dan Timor Leste. Luas efek cemaran tumpahan minyak dari sumur yang terletak di Blok Atlas Barat Laut Timor tersebut sekitar 75 masuk wilayah perairan Indonesia. 10 Suhaidi, Perlindungan terhadap Lingkungan Laut Dari Pencemaran Yang Bersumber Dari Kapal Jakarta, Pustaka Bangsa Press, 2004, Hal.7. 11 Pasal 197 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut 1982 Universitas Sumatera Utara Pencemaran ini menjadi masalah yang penting bagi Bangsa Indonesia, karena telah mencemari Lingkungan Laut Indonesia yang memasuki Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia. Landasan filosofis berdasarkan pasal 192 United Nations Convention on the Law of The Sea UNCLOS, dinyatakan bahwa setiap Negara harus menjaga lingkungan laut, yang berarti bahwa dalam pasal ini memberikan penekanan bahwa ekosistem laut merupakan bagian yang wajib dijaga dan dilestarikan oleh setiap negara. Tumpahan minyak yang berasal dari ladang minyak montara, di Laut Timor di lepas pantai utara Western Australia, disebabkan oleh suatu ledakan pada tanggal 21 Agustus 2009. Akibatnya terjadi kebocoran sekitar 400 barrels minyak mentah setiap harinya sampai akhirnya berhasil ditutup 74 hari kemudian. Perkiraan tentang luasnya wilayah yan tertutup lapisan minyak berkisar antara 6,000 km 2 menurut Australian Maritime Safety Authority AMSA, 28,000 km 2 berdasarkan pencitraan satelit, sampai 90,000 km 2 menurut World Wildlife Fund WWF. 12 Sejumlah besar lapisan minyak tersebut memasuki perairan yang berada dibawah yurisdiksi Indonesia, dan diperkirakan mengakibatkan kerugian pada mata pencaharian dari sedikitnya 18,000 nelayan, 13 dan yang masih memerlukan estimasi kerugian terhadap lingkungan laut itu sendiri. 12 Mustoe, Simon, Biodiversity Survey of the Montara Field Oil Leak, Survey repost prepared on behalf of the World Wildlife Fund WWF-Australia, Melbourne: Applied Ecology Solutions Pty Ltd., 2009, sebagaimana dimuat dalam http:www.wwf.org.aupublicationsmontaraoilspillreport.pdf; Simamora, Adianto P.,”RI to Make Formal Claim in East Timor Spill”, The Jakarta Post, diakses Pada Tanggal 14 Agustus 2010 13 NTS Alert, “’Crying Over Spilt Milk’ : Responses to Oil Spills in East Asia”, October 2010, dengan menggunakan sebagai sumber Satriastanti, Fidelis E., ‘Team Travels to Perth for Montara Oil Spill Negotiations’, Jakarta Globe, 27 July, 2010, sebagaimana dimuat dalam http:www.thejakartaglobe.comhometeam-travels-to-perth-for-montara-oil-spill- negotiation388124; Pasandaran, Cameli, Jakarta Globe, diakses Pada Tanggal 30 September 2010 Universitas Sumatera Utara Pemerintah Indonesia mengancam akan melaporkan perusahaan asal Australia, Montara, akibat meledaknya sumur minyak tersebut ke forum internasional jika solusi belum juga tercapai. Ini merupakan suatu tindakan tegas dari Indonesia dalam menghadapi Pencemaran Lingkungan yang terjadi dalam yurisdiksi wilayah Indonesia. Pengaturan mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di laut Indonesia terdapat pada UU No. 231997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 51983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif ZEE, UU No. 91985 Tentang Perikanan, UU No.51990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, UU No. 61996 Tentang Perairan Indonesia, serta UU No.211992 Tentang Pelayaran. Yang kesemua ini telah diratifikasi Indonesia. Sementara mengenai tanggung jawab dan ganti rugi pencemaran lingkungan laut belum secara khusus diatur dalam UU tersebut. Secara khusus pengaturan mengenai penerapan ganti rugi atas pencemaran lingkungan laut sangat perlu ditangani segera, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan mengingat banyaknya kecelakaan dan kandasnya kapal berakibat tumpahnya minyak ke laut agar lebih dipahami. 14 Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mendalami dan mengangkat masalah pencemaran laut oleh minyak yang bersifat lintas batas dalam suatu skripsi yang berjudul : 14 Komar Kantaatmadja, Ganti Rugi Internasional Pencemaran Minyak di Laut Bandung, Alumni 1981, hal.22 Universitas Sumatera Utara TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBOCORAN THE MONTARA WELL HEAD PLATFORM DI LAUT TIMOR.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Internasional Tentang Akibat Hukum Suksesi Negara Timor Leste Terhadap Negara Indonesia

36 251 84

Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif Dari Ekologi Dan Hukum Lingkungan Internasional

2 69 89

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN LAUT SELAT MALAKA DARI PENCEMARAN MINYAK LINTAS BATAS

1 11 19

PENGATURAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH AUSTRALIA TERHADAP PENCEMARAN LAUT LINTAS BATAS SEBAGAI AKIBAT SEABED OIL MINING YANG MERUGIKAN INDONESIA (STUDI KASUS PENCEMARAN LINTAS BATAS OLEH PT. T. EXPLORATION AND PRODUCTION AUSTRALASIA).

0 4 14

PENDAHULUAN PENGATURAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH AUSTRALIA TERHADAP PENCEMARAN LAUT LINTAS BATAS SEBAGAI AKIBAT SEABED OIL MINING YANG MERUGIKAN INDONESIA (STUDI KASUS PENCEMARAN LINTAS BATAS OLEH PT. T. EXPLORATION AND PRODUCTION AUSTRALASIA).

0 2 19

TANGGUNG JAWAB JEPANG TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT LINTAS BATAS AKIBAT BOCORNYA REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA PADA GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG 2011 DALAM PERSPEKTIF HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL.

1 1 15

Pertanggungjawaban Indonesia Atas Pencemaran Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan Internasional.

0 0 19

TANGGUNG JAWAB AUSTRALIA ATAS PENCEMARAN LAUT OLEH MINYAK DARI KILANG MINYAK MONTARA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL.

0 0 2

Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab Negara Terhadap Pencemaran Udara Lintas Batas Menurut Hukum Internasional ; Studi Kasus Asean.

0 0 1

Tinjauan Yuridis Atas Pencemaran di Laut Timor Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 95