Keadaan Penduduk Keadaan Pendidikan

2.2. Keadaan Penduduk

Menurut data yang diperoleh dari kantor BPS Kabanjahe jumlah penduduk di Kabanjahe pada tahun 2004 adalah sebanyak 52.318 jiwa. Tabel 2.2 Jumlah penduduk di kecamatan Kabanjahe menurut jenis kelamin. Sumber : Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka Tahun 2004 No. Desa Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Lau Simomo 307 318 625 2. Kandibata 958 1016 1974 3. Kacaribu 663 609 1272 4. Lau Cimba 3994 3853 7849 5. Padang Mas 3773 3746 7519 6. Gung Leto 2272 2328 4601 7. Gung Negeri 3556 4114 7770 8. Samura 1345 1224 2569 9. Ketaren 2131 2291 4422 10. Kampung Dalam 3475 3487 6962 11. Rumah Kabanjahe 780 833 1613 12. Kaban 489 504 993 13. Sumber Mufakat 1044 1105 2149 JUMLAH 25455 26863 52318 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah antara laki-laki dan perempuan hampir seimbang, bahkan saat ini jumlah perempuan lebih banyak. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar penduduk Kabanjahe bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani. Pasar Kabanjahe menjadi tempat mendapatkan penghasilan, sedangkan bagi petani umumnya lahan pertanian mereka ladang dan sawah berada diluar kota Kabanjahe. Dari dulu Kabupaten Karo dikenal sebagai daerah pertanian atau daerah agraris jadi perekonomian juga berasal dari hasil pertanian dan perdagangan sayur- sayuran dan buah-buahan. Perdagangan sayur-sayuran untuk keperluan dalam negeri dilakukan oleh pedagang-pedagang di pasar-pasar tradisional. Pada saat ini terdapat empat belas pasar tradisional dan dua pasar tradisional khusus hewan yaitu pasar Sukaramai dan Tiga Panah.

2.3. Keadaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk dalam suaatu dareah. Semakin tinggi dan semakin merata tingkat pendidikan suatu daerah, semakin maju daerah tersebut. Pada tahapan tertentu tingkat pendidikan dapat meningkatan status sosial dalam kehidupan penduduk. Pemerataan kesempatan pendidikan senantiasa diupayakan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari tingkat pendidikan terendah sampai jenjang tertinggi. Ketersediaan fasilitas pendidikan di Kabupaten Karo masih jauh dari yang diharapkan baik dari jumlah gedung sekolah, jumlah tenaga pendidik guru, dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Tingkat partisipasi sekolah erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Semakin sejahtera penduduk suatu daerah, maka tingkat Universitas Sumatera Utara partisipasi sekolah juga akan semakin tinggi. Penyebab utama rendahnya angka partisipasi sekolah putus sekolah adalah tingkat perekonomian keluarga yang kurang mendukung karena sebagian besar penghasilan masih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan makanan disamping faktor-faktor lainnya. Pendidikan di tanah karo adalah berawal dari pemerintahan Belanda yang mulai terlaksana di Tanah karo gunung, yang kemudian disusul dengan pendirian sekolah-sekolah. Pendidikan yang dikembangkan pemerintah Belanda mula-mula adalah pendidikan dasar sekolah dusun sampai kelas tiga kemudian terus ke kelas lima dengan maksud agar muridnya dapat dijadikan pegawai pemerintahan untuk kepentingan dari penjajahan. Sekolah yang didirikan selain untuk kepentingan administrasi pemerintahan juga untuk kepentingan administrasi zending penyebaran agama Kristen yang memerlukan tenaga kasar sebagai unsur pembantu 8 . Tingginya tingkat pendidikan dalam suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sumber daya manusia daerah tersebut. Salah satu indikator meningkatnya kualitas sumber daya manusia suatu daerah dapat dilihat dari tingginya tingkat pendidikan penduduknya. Untuk saat ini gambaran pendidikan di Kecamatan Kabanjahe dapat dilihat dari bertambahnya jumlah sekolah negeri maupun swasta, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama hingga Sekolah Menengah Umum Atas. Sebagai contohnya menurut data dari BPS Kabanjahe tahun 2003 jumlah SMU diseluruh Kecamatan Kabanjahe berjumlah 12 dengan jumlah murid 5567 siswai. 8 Tridah Bangun, Manusia Batak Karo,1986, Jakarta: Inti Idayu Press hal 8 Universitas Sumatera Utara

2.4. Sebagai Pusat Pemerintahan Daerah