BAB III SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS KARO
3.1. Latar Belakang Berdirinya Universitas Karo
Dalam suatu masyarakat atau bangsa, pendidikan merupakan masalah yang
sangat penting untuk diperhatikan. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah sadar
akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Dimana-mana tampak orang bersaing ataupun berlomba untuk mendapatkan
pendidikan, walaupun ada sejumlah kasus dimana orang tua menolak menyekolahkan anaknya dengan alasan tidak mempunyai biaya. Bagi masyarakat yang mampu, rata-
rata berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Jika anak mereka tidak dapat masuk dalam perguruan tinggi negeri, mereka berusaha
memasukkan ke perguruan swasta. Berdasarkan kenyataan diatas, dapat dilihat bahwa kebutuhan akan pendidikan
swasta dewasa ini sangat meningkat. Kebutuhan akan pendidikan ini bukan saja meningkat di kota-kota besar tetapi juga sampai kedaerah desa. Dan Kabanjahe
merupakan sebuah kota yang merupakan Ibukota dari Kabupaten Karo. Salah satu kabupaten yang berada didalam provinsi Sumatra Utara.
Meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, jika dilihat dari naiknya jumlah anak usia sekolah, menyebabkan perlu untuk menambah sarana pendidikan baik
negeri maupun swasta mulai dari tingkat TK, SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi sebagai wadah para mahasiswa memperoleh ilmu
pengetahuan melalui penjajakan teori maupun secara praktik secara mendalam. Di
Universitas Sumatera Utara
lihat dari keberadaannya pendirian Universitas Karo sendiri bisa dikatakan terlambat. Hal ini dikarenakan pada tahun 1986 sebagai awal tahun berdirinya Universitas Karo
telah berdiri terlebih dahulu banyak universitas dan perguruan tinggi lain baik negeri maupun swasta dikota yang lebih besar seperti Medan dan Siantar.
Tidak dapat dipungkiri Medan adalah Ibukota Provinsi dan segala pemusatan kegiatan masyarakat di Sumatra Utara banyak dilakukan dan diselenggarakan di kota
Medan. Begitu juga halnya kegiatan pendidikan, maklum kiranya di kota Medan sendiri, sebelum berdirinya Universitas Karo di Kabanjahe, telah mengatur dan
banyak berdiri perguruan tinggi negeri dan Swasta. Itu juga ditambah dengan berbagai sekolah yang setara perguruan tinggi seperti Akademi, Sekolah Tinggi,
Politekhnik, Sekolah Komputer, dan lain-lain. Pendidikan di tanah karo sendiri berawal dari pemerintahan Belanda yang
mulai terlaksana di Tanah Karo gunung. Pendidikan yang dikembangkan pemerintahan dikembangkan Belanda, mula-mula adalah pendidikan dasar sekolah
dusun sampai kelas tiga kemudian terus kekelas lima dengan maksud agar para muridnya dapat dijadikan pegawai pemerintahan untuk kepentingan dari penjajah
Belanda
10
. Sekolah yang didirikan selain untuk kepentingan administrasi pemerintahan juga untuk kepentingan administrasi Zending yang memerlukan tenaga
kasar sebagai unsur pembantu
.
Perkembangan pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia di Tanah Karo adalah pesat oleh karena para orang tua telah insyaf akan arti sekolah dan bahwa ilmu
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari sekolah.Walaupun perkembangan
10
Tridah Bangun,Op.cit, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
perubahan pandangan tehadap pentingnya sekolah adalah pesat akan tetapi keberadaan rumah sekolah adalah lambat. Berdirinya Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama SLTP yaitu Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Guru Bantu SGB Negeri di Kabanjahe barulah sesudah tahun 1950. Dan Sekolah Menengah
Atas SMA Negeri di Kabanjahe baru dibuka tahun 1956. Keterangan yang dikemukan diatas adalah mengenai pendidikan formal
seperti pendidikan sekolah yang di kenal sekarang. Untuk Tanah Karo sendiri sejarah pendidikan perlu mendapat catatan khusus bahwa pendidikan di Tanah Karo
sebelum kedatangan Belanda, tidak tertutup kemungkinan adanya sekolah tertentu dengan cara-cara pendidikan lokal yang spesifik. Sebab diketahui bahwa orang-orang
Karo telah mempunyai aksara tersendiri yang lain dari yang lain yang tentunya mempunyai sistem pendidikan untuk mengajarkannya.
Keterlambatan berdirinya sekolah di Tanah Karo adalah salah satu hal yang penting yang mengakibatkan keterlambatan adanya Sarjana dari Tanah Karo. Namun
besarnya minat untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi diperlihatkan oleh kenyataan bahwa dalam seperempat abad setelah kemerdekaan, jumlah sarjana orang Karo
begitu cepat bertambah. Pada tahun 1980-an, potensi mendirikan perguruan Tinggi di Tanah Karo
cukup besar. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain :
- Banyaknya siswa SLTA kelas 3 tiga yang akan menyelesaikan studinya.
Dan hal itu mendorong keinginan mereka untuk memasuki Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
- Para guru yang ada di Kabupaten Karo dan Kecamatan Kabanjahe khususnya
sebagian besar belum tamat sarjana. Ini akan menjadi sarana untuk mendapat gelar sarjana bagi mereka dengan mudah dan lokasi yang dekat.
- Permulaan sebelum gedung perguruan tinggi berdiri sendiri ruang sekolah
yang ada di Kabanjahe diperkirakan dapat dijadikan ruang kuliah yang digunakan di sore hari. Dosen atau staff pengajar akan mudah di rekrut dari
USU dan IKIP Medan Unimed dan juga pegawai pemerintah daerah Tingkat II Kabupaten Karo yang telah menjadi sarjana untuk mengajar di
perguruan tinggi tersebut. Perkiraan ini adalah oleh karena letak-Medan Kabanjahe relatif dekat dan banyak diantara para sarjana yang ingin
mengabdikan dirinya, memberi kuliah bagi perguruan tinggi diKabanjaheTanah Karo. Salah satu konsekwensi dari rekruting dosen
tersebut adalah perlunya mengadakan perkuliahan di sore hari. -
Alternatif bekerja sambil sekolah : dengan adanya perguruan tinggi di Tanah Karo, membuka kesempatan alternatif bekerja dan bersekolah pagi hari
bekerja,sore hari kuliah. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pada tahun
1980-an lah ada potensi yang cukup besar untuk mendirikan perguruan tinggi di tanah karo. Hal ini juga yang membuat minat yang tinggi untuk mendirikan perguruan
tinggi di tanah karo. Perguruan tinggi yang ada sebelum adanya Universitas Karo tahun 1986 adalah Akademi Hortikultura Tropis Indonesia AHTI yang kemudian
menjadi benih embrio dari universitas Karo. Pada waktu Universitas Karo berdiri dengan resmi pada tahun 19861987, berdasarkan izin operasional dari koperasi
Universitas Sumatera Utara
wilayah I, di Kabanjahe berdiri pula satu perguruan tinggi negeri, setingkat akademi yaitu Akademi penilik Kesehatan Kabanjahe.
Selain itu, sejarah mengenai perguruan tinggi di tanah karo ada catatan penting yaitu mengenai keberadaan Akademi Militer di Berastagi pada masa
perjuangan kemerdekaan. Namun hal ini tidak banyak diketahui orang karena memang tidak ada atau jarang dipublikasikan ke umum. Adapun penjelasan mengenai
sekolah Militer tersebut adalah sebagai berikut: -
Satu pendidikan di Tanah Karo yang tingkatnya akademis walaupun hanya sebentar 6 Januari 1946 sampai dengan 15 Mei 1946 adalah Akademi
Militer Berastagi, dengan siswa 149 orang yang umumnya menjadi pejuang kemerdekaan.
- Pendidikan perwira Berastagi SKEP K.S.A.D No. 552 KSADKPTS55-56 tanggal 21 Maret 1956, mengakui pendidikan perwira Berastagi.
- Ada 2 dua publikasi untuk itu: 1 Buku Kadet Berastagi Akademi Ikatan Kadet Berastagi, Medan, 1981 dan 2 Ada disinggung dalam buku Kolonel
Purn. Arifin Pulungan lainnya Kisah Dari Pedalaman 1977, Penerbit Dian Corporation, Medan
11
.
11
Reh Malem Sitepu, Op.cit, hal 16
Universitas Sumatera Utara
3.2. Faktor Pendukung Berdirinya Universitas Karo