Taman Hewan Pematang Siantar tahun 1936-1960

Menurut Purwanto, hewan sengaja ditempatkan sesuai dengan habitatnya, hal ini untuk menghindarikan hewan dari stress atau dapat mengakibatkan kematian. 10 Sungai yang mengalir tepat di tengahnya, memberikan manfaat terhadap binatang yang hidup di sana. Salah satu manfaatnya yaitu sebagai persediaan air tempat hidup atau media hidup bagi hewan yang hidup di air, maupun di rawa. Manfaat lainnya yaitu sebagai asupan air untuk membersihkan kandang-kandang binatang. Selain menambah keindahan alam, tentunya memberikan suplai air terhadap tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekitar taman hewan. Di taman hewan ini terdapat beberapa pohon besar yang sudah berusia ratusan tahun. Pohon-pohon tersebut memang sengaja tidak ditebang. Hal ini dimaksudkan sebagai pelindung binatang dari sengatan sinar matahari langsung di samping memberikan udara yang sejuk dan segar.

2.2 Taman Hewan Pematang Siantar tahun 1936-1960

Pada awal didirikan, Taman Hewan Pematang Siantar merupakan tempat pemeliharaan hewan yang didasari hobi salah seorang warga Belanda yang tinggal di Pematang Siantar. Dari hobi inilah timbul untuk membuat suatu Taman Hewan. Perkembangan selanjutnya, banyak masyarakat yang berminat untuk melihat-lihat hewan melakukan kegiatan wisata yang ada di taman tersebut. Namun, kemungkinan besar disamping sebagai hobi, pendirian taman hewan ini mendapatkan dukungan atau sengaja dibangun oleh pemerintah kolonial. Jika diperhatikan perkembangan kepariwisataan di Indonesia, ternyata mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan kepariwisataan di Indonesia 10 Wawancara dengan Bapak Purwanto pada tanggal 22 Juni 2009 di Taman Hewan Pematang Siantar. Universitas Sumatera Utara dapat kita bagi dalam tiga periode penting, yaitu periode masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, dan setelah Indonesia merdeka hingga 1960. Pada masa penjajahan Belanda kegiatan kepariwisataan dimulai sejak tahun 1910- 1912 sesudah dikeluarkannya keputusan Gubernur Jendral atas pembentukan Vereeniging Toeristen Verkeer VTV yang merupakan suatu badan atau Official Tourist Bureau pada masa itu. 11 Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, keadaan kepariwisataan terlantar sama sekali. Saat itu dapat dikatakan orang-orang tidak berkeinginan atau kesempatan untuk mengadakan perjalanan, sebab selain keadaan yang tidak menentu, juga keadaan perekonomian sangat sulit untuk bepergian atau melakukan wisata. Untuk mendapatkan makanan dan pakaian sangat dirasakan kesulitannya, apalagi untuk berpergian berpariwisata. Kondisi ini tentunya juga berdampak pada perkembangan Taman Hewan Pematang Siantar. Meskipun demikian Taman Hewan Pematang Siantar dapat bertahan. Pada tahun 1946, sebagai akibat dari perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan tanah air Indonesia dari cengkeraman penjajahan Belanda, maka oleh pemerintah kembali dihidupkan industri-industri, termasuk industri pariwisata guna mendukung perekonomian negara di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kunjungan para wisatawan pada masa ini mengalami peningkatan. Pada periode tahun 1936-190 kendati mendapat hambatan pada masa Jepang dan Perang Kemerdekaan dapatlah dikatakan masa keemasan Taman Hewan Pematang Siantar. Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di taman hewan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah hewan, kandang, serta pembangunan sarana dan 11 Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa, 1996, hal.24. Universitas Sumatera Utara prasarana lainnya seperti dibangunnya Museum Taman Hewan Pematang Siantar Museum Zoologicum. Pada awalnya, koleksi yang ada di taman hewan tersebut hanya ada beberapa jenis saja. Hewan yang ada merupakan jenis, mamalia di antaranya mawas, owa, rusa, dan harimau Sumatera. Lebih jelasnya lihat tabel berikut ini: Tabel 1: Jenis dan Jumlah Hewan Yang Dipelihara Taman Hewan Pematang Siantar Tahun 1936. NO NAMA HEWAN NAMA LATIN JUMLAH EKOR 1 Mawas Pongo pygmaeus 4 2 Owa Hylobates moloch 2 3 Rusa Rusa hipelaphus 6 4 Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae 1 Sumber: Taman Hewan Pematang Siantar Pematang Siantar Dengan adanya keempat jenis hewan ini, tentunya kandang merupakan hal yang sangat penting untuk dipersiapkan. Pada awalnya kandang yang ada hanya sedikit sesuai dengan jumlah hewan yang ada. Dari empat jenis hewan yang ada, selajutnya bertambah menjadi beberapa jenis hewan. Hewan mamalia yang bertambah di antaranya adalah singa, rusa bawean, kanguru, beruang dan kelinci serta beberapa jenis hewan yang tidak didapatkan keterangannya. Aves, yaitu jenis burung-burung, kemudian banyak didatangkan di taman hewan. Selain itu jenis-jenis reptile, di antaranya labi-labi, biawak, dan ular juga dipelihara. Universitas Sumatera Utara Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, banyak sekali perkembangan yang terjadi pada Taman Hewan Pematang Siantar, terutama pembangunan infrastrukturnya. Adapun infrastruktur yang dibangudi antaranya sebagai berikut: 1. Kantor sayap kirikanan dan pintu gerbang 2. Gudang 3. Kantin 4. Rumah hujan 5. Kolam air mancur 6. Kolam renang mini 7. Kolam Bundang 8. Kolam sampan 9. Jembatan 10. Pagar tembok keliling 11. Jalan vandelpad 12. Kamar WC 13. Kandang Ungko 14. Kandang Kasuari 15. Kandang Singa Kanguru dan Rusa Bawean 16. Kandang labi-labi, biawak 17. Kandang ular kandang kaca 18. Kandang Buaya 19. Kandang Beruang 20. Kandang Rusa Tutul Universitas Sumatera Utara 21. Kandang Monyet 22. Kandang Pelikan 23. Kandang Burung Elang, Kakak Tua, Enggang, Ayam Mutiara 24. Kandang Kelinci 25. Kandang Harimau 26. Kandang Mawas 27. Kandang burung-burung 28. Kandang burung dari kaca 12 Karena mahkluk Tuhan terbatas usianya, maka muncullah ide untuk mendirikan museum. Tujuan dari didirikannya museum ini adalah, hewan-hewan yang ada di taman hewan tersebut, apabila mati maka hewan yang mati itu diawetkan untuk menyerupai wujudnya semula. Hewan tersebut di offset diawetkan kemudian diletakkan pada bingkai kaca. Sebagai sarana penampungnya maka dibentuklah pada bulan Juni 1956 Museum Zoologicum. Museum ini didirikan oleh Prof. Dr. F.J. Nainggolan. Pemakaiannya diresmikan oleh Ibu Drs. M.Hatta istri mantan wakil presiden RI pertama. 13 Museum Zoologicum dibangun diareal seluas lebih kurang 1200 m² dan dengan luas bangunan 258 m² dalam wujud semi permanen. Adanya museum ini memberikan kesempatan kepada pengelola untuk mempertunjukkan jenis-jenis binatang yang sudah diawetkan, mulai dari hewan unik hingga yang langka. Pameran disajikan dalam bentuk pajangan ataupun spesimen dalam kaca dan tabung gelas. Tujuan pameran adalah untuk menggugah perhatian masyarakat akan keanekaragaman bentuk dan fungsi binatang. Ternyata pameran ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat. 12 Dinas Taman Hewan Daerah Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar, Op.cit., hal. 3 13 Ibid. Universitas Sumatera Utara Sejak semula didirikan, tugas utama museum tidak hanya mengkoleksi hewan yang mati dari kebun binatang Pematang Siantar saja, namun ditujukan untuk membina koleksi fauna Indonesia yang selengkap-lengkapnya. Tujuannya agar dapat dapat digunakan sebagai koleksi referensi, baik sebaran, stadium pertumbuhan maupun ekosistemnya. Tugas ini belum terlaksana sepenuhnya, meskipun demikian pengelola berupaya untuk semaksimal mungkin mengelolanya. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam mengelola museum, yaitu dengan tenaga dan sarana yang tersedia senantiasa diupayakan untuk memperoleh koleksi selengkap-lengkapnya dan sebanyak mungkin. Sebagian dari koleksi Museum berasal dari koleksi perorangan baik yang memang diserahkan maupun sengaja dititipkan. Meskipun demikianyang dititipkan berangsur-angsur menjadi milik museum. Tetapi catatan tentang bilamana koleksi semacam itu beralih tangan tidak lengkap. Selama periode 1936 sampai 1960 Taman Hewan Pematang Siantar dipimpin oleh orang-orang yang ahli dan memiliki dedikasi yang tinggi. Perkembangan taman hewan ini sendiri tidak terlepas dari pengelolaan oleh struktur organisasi dan tenaga ahli di bidangnya. Adapun nama pimpinan Taman Hewan Pematang Siantar pada periode ini adalah: 1. dr. Coonrad 2. dr. Alimusa 3. dr. A.H. Endamora 4. Prof. Dr.F. J. Nainggolan 1 Januari 1954-1960 14 : 14 Ibid. Universitas Sumatera Utara

2.3 Taman Hewan Pematang Siantar Tahun 1960-1978