Taman Hewan Pematang Siantar Tahun 1960-1978

2.3 Taman Hewan Pematang Siantar Tahun 1960-1978

Periode 1960-1978 merupakan masa kemunduran Taman Hewan Pematang Siantar. Hal ini dapat dilihat pada tahun 1978 muncul wacana bahwa DPRD mengusulkan agar Taman Hewan Pematang Siantar ditutup. Alasannya karena keadaan taman hewan ini cukup parah di samping kurang menguntungkan. Empat ekor harimau di Taman Hewan Pematang Siantar mati. Kematian ini diakibatkan kesehatan, dan cara pemeliharaan yang kurang perhatian serta makanan yang minim. Padahal alokasi dana yang besar ditujukan oleh hewan karnivora pemakan daging. Ini didasari oleh harga makanan hewan itu yakni daging segar yang harganya relatif mahal jika dibandingkan dengan biaya untuk makanan hewan herbivora pemakan tumbuhan. Dengan kurangnya perhatian terhadap hewan yang hidup di kandang, maka mengakibatkan munculnya penyakit yang dapat menyerang setiap hewan. 15 Kejadian ini juga menimpa hewan-hewan yang lainnya. Selain itu, kemunduran ini juga dapat dilihat dari jumlah pengunjung wisatawan yang datang ke Taman Hewan Pematang Siantar cenderung menurun. Dalam hal ini, wisatawan dapat diartikan sebagai orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya atau dengan kata singkat: pengunjung, orang yang mengadakan kunjungan 16 . Batasan itu tidak operasional, akan tetapi konseptual, tidak dapat digunakan untuk menunjuk siapakah orang yang wisatawan secara konkret, apakah seseorang wisatawan atau bukan. Taman Hewan Pematang Siantar merupakan salah satu objek wisata yang tentunya melibatkan orang banyak di dalam masyarakat, yang masing-masing melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Si wisatawan pengunjung yang melakukan perjalanan 15 Tempo, Sejarah Taman Hewan Pematang Siantar, volume 50XII 12 Februari 1983. 16 Oka A. Yoeti,Op.cit., hal. 73 Universitas Sumatera Utara wisata perlu mengadakan persiapan-persiapan. Semua kegiatan itu hanya mempunyai satu tujuan, yaitu mengadakan perjalanan. Maka dapat diasumsikan bahwa orang yang mengadakan perjalanan itu pasti mempunyai alasan atau motif untuk melakukan perjalanan itu. Oleh sebab itu wisatawan untuk melakukan kunjungan tentunya memiliki motif tersendiri dengan singkat motif wisata. Wisatawan hanya akan berkunjung ke Taman Hewan Pematang Siantar kalau di tempat itu terdapat kondisi yang sesuai dengan motif wisata. Kondisi yang sesuai dengan motif wisata akan merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi taman hewan. Daya tarik bagi wisatawan itu disebut atraksi wisata dan berupa tempat hiburan, pertunjukan hewan, peninggalan sejarah, dan sebagainya. Kenyataannya Taman Hewan Pematang Siantar pada periode ini belum memenuhi apa yang diharapkan oleh para calon pengunjung. Pada periode ini pandangan dan antusiasme masyarakat terhadap taman hewan menurun dan mendapatkan citra yang tidak baik. Bahkan ada suatu anggapan bahwa berkunjung ke Taman Hewan Pematang Siantar tidak mendapatkan manfaat serta kurang puasnya pengunjung dengan apa yang dilihat. Datang ke taman hewan hanya melihat hewan yang biasa dilihat masyarakat seperti monyet dan burung saja. Masyarakat terkesan jenuh dan rugi untuk berkunjung. 17 Meskipun tidak didapatkan data jumlah pengunjung dari tahun 1960 sampai tahun 1969, catatan jumlah pengunjung menunjukkan penurunan setidaknya periode tahun 1969 samapai 1977 yakni setahun sebelum dikeluarkannya Perda tentang pembentukan Dinas Taman Hewan Kotamadya 17 Wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di kota Pematang Siantar. Universitas Sumatera Utara Tingkat II Daerah Pematang Siantar. Penurunan jumlah pengunjung tahun 1969 sampai tahun 1977 dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2: Jumlah Pengunjung Taman Hewan Pematang Siantar Sebelum Tahun 1978 NO TAHUN JUMLAH ORANG 1 1969 1970 66.870 2 1970 1971 51.867 3 19711972 50.660 4 1972 1973 41.486 5 1973 1974 37.330 6 1974 1975 29.675 6 1975 1976 30.932 7 1976 1977 51.588 Sumber: Dinas Taman Hewan Pematang Siantar Daerah Tingkat II Pematang Siantar,1986. Kemunduran dari Taman Hewan Pematang Siantar dapat diperkirakan kemungkinan besar, kurangnya manajemen pengelolaan yang baik. Salah satu hal yang dapat dilihat yaitu pimpinan dari Taman Hewan Pematang Siantar tidak memiliki keahlian dalam pengelolaan. Pada periode ini tidak ada upaya dari pengelola untuk memunculkan ide-ide dalam rangka mengembangkan taman hewan ini. Adapun nama-nama pimpinan Taman Hewan pada yang pernah memimpin pada periode tahun 1960-1978 ini adalah: 1. M. Sayfeei dengan pangkat D2II 2. M Kelak Damanik dengan pangkat B2III Universitas Sumatera Utara 3. drh. Cerry Sibuea 18 Dari beberapa nama pimpinan yang ada di atas, drh. Cerry Sibuea merupakan pimpinan yang memiliki latar belakang yang sesuai dengan pendidikannya. Dengan adanya hasil penjelasan di atas, untuk sementara dapat dikatakan bahwa Taman Hewan Pematang Siantar mengalami kemunduran pada tahun 1960-1978. 18 Dinas Taman Hewan Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar, Loc.cit., hal 3. Universitas Sumatera Utara

BAB III TAMAN HEWAN PEMATANG SIANTAR