b. Pusat tempat penelitian segala sifat dan tingkah laku anekaragam
binatang serta kemungkinan pemanfaatannya bagi umat manusia kini dan di kemudian hari.
c. Pusat tempat rekreasi bagi manusia untuk menikmati secara santai
diwaktu senggang berbagai keindahan alam khususnya mengenai keanekaragaman binatang.
d. Sebagai kubu terakhir upaya manusia untuk melindungi dan
membiakkan satwa langkah yang telah terancam akan kepunahan yang akhirnya akan dilepaskan kembali di habitat asalnya untuk
mendapatkan kesempatan berkembang biak secara alami.
4. 1. 4 Faktor Spesies
Pada dasarnya, wisata ini sangat tergantung kepada ada dan tidaknya satwa atau burung yang dapat di jumpai. Untuk memudahkan pengamatan, setidaknya Taman
Hewan Pematang Siantar dalam perkembangannya memperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. Hewan-Hewan Harus Dapat Diprediksi Lokasi dan Aktivitasnya Beberapa hewan dapat diperkirakan lokasinya, karena ketergantungan-
ketergantungan spesies terhadap sumber daya. Biasanya, keterdapatan spesies hewan dalam sebuah lokasi terjadi secara spesifik sehingga membantu dalam prediksi
lokasinya. Aves air, biasanya dijumpai di daerah pesisir, mangrov, danau, dan sungai. Sehingga tempat yang disediakan dalam pemeliharaan harus sesuai dengan habitat
Universitas Sumatera Utara
aslinya. Kemampuan untuk membuat kandang seperti habitat aslinya merupaka hal yang sangat penting bagi pengelola Taman Hewan Pematang Siantar.
b. Satwa Dapat
Didekati Tidak semua satwa mudah didekati. Pada dasarnya, semua satwa mempunyai
kecenderungan untuk menghindari kontak langsung dengan manusia. Satwa yang mudah didekati biasanya satwa yang telah mengalami kontak dengan manusia
sebelumnya. Kelompok primata, seperti monyet ekor panjang merupakan satwa yang mudah didekati.
c. Satwa Mudah Diamati Atau Dilihat Kelompok karnivora berukuran besar, seperti harimau, panter, buaya merupakan
kelompok satwa yang sangat mudah dilihat. Ukuran tubuh yang relatif besar membuat pengunjung lebih antusias.
d. Satwa Toleran Terhadap Intruksi Pengunjung Beberapa satwa mempunyai toleransi yang tinggi terhadap kehadiran manusia, seperti
monyet ekor panjang. Hewan ini sangat berinteraktif dengan pengunjung seperti pengunjung yang memberikan makanan berupa kacang dan buah-buahan.
4.2 Faktor Ekstern.
Faktor ekstern merupakan pendukung baik berupa sarana transportasi, akomodasi maupun kelengkapan-kelengkapan lainnya. Faktor ekstern ini meliputi:
Universitas Sumatera Utara
4. 2. 1. Perkembangan Sarana dan Prasarana Transporasi
Berbicara soal pariwisata orang harus pula membicarakan pengangkutan atau transportasi. Merupakan suatu yang tidak mungkin apabila ada orang melakukan
perjalanan wisata tidak mendapat fasilitas pengangkutan yang memadai. Adanya sarana angkutan belum menjamin adanya transferabilitas. Untuk menjamin adanya orang
bepergian dari daerah yang satu ke daerah yang lain sarana angkutan harus memenuhi syarat. Setelah sarana angkutannya memenuhi syarat dapatlah terjadi lalu lintas
wisatawan. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh angkutan agar berfungsi dengan baik adalah kenyaman, waktu, dan biaya.
34
Pada saat tahun 1978-1990 rasanya tidak mungkin lagi orang melakukan perjalanan ke Pematang Siantar dengan menggunakan keledai, kuda atau hewan lainnya
untuk menuju daerah yang jaraknya cukup jauh. Penggunaan hewan seperti itu kalaupun ada hanya sebatas atraksi saja, yang sengaja dipertunjukkan.
Para calon pengunjung Taman Hewan Pematang Siantar yang datang bukan hanya masyarakat yang tinggal di dalam satu daerah saja. Tetapi banyak yang datang dari luar
daerah bahkan luar negeri. Mereka sama sekali melakukan perjalanan ke tempat atau daerah yang sama sekali masih asing. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka para
pengunjung wisatawan memerlukan pelayanan semenjak berangkat sampai ditempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya.
Meningkatnya jumlah pengunjung Taman Hewan Pematang Siantar tidak terlepas dari perkembangan transportasi pengangkutan. Pengangkutan yang dimasud disini
adalah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari tempat mereka tinggal,
34
R.G. Soekadijo, Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata Sebagai”Systemic Linkage, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997, hal. 160.
Universitas Sumatera Utara
ke taman hewan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat udara untuk perjalanan yang jauh, disamping menggunakan kapal laut, kereta api, bus, taksi, dan
kendaraan lainnya. Perkembangan transportasi di Pematang Siantar sangat berkembang pesat. Hal ini
dapat dilihat dari Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kotamadya Pematang Siantar. Yang paling menonjol peranannya terhadap PDRB adalah sektor
pengangkutan dan komunikasi tahun 1983 sebesar 17,36 dan tahun 1990 menjadi 15,65.
35
Adapun macam transportasi darat yang ada di Pematang Siantar adalah:
Sepeda motor
Mobil penumpang terdiri dari taksi, bus, dan minibus.
Kereta api Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi. Karena faktor jarak
dan waktu sangat mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan perjalanan wisata. Dewasa ini kemajuan transportasi menyebabkan pertumbuhan pariwisata yang sangat
pesat sekali, kemajuan fasilitas transportasi mendorong kemajuan kemajuan kepariwisataan dan sebaliknya ekspansi yang terjadi dalam industri pariwisata dapat
menciptakan permintaan akan transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan. Dapat dikatakan bahwa dalam perkembangan Taman Hewan Pematang Siantar peranan
prasarana pengangkutan sangat menentukan.
35
.Pendapatan Regional Kabupaten dan Kotamadya Propinsi Sumatera Utara 1983-1990, Medan: Perwakilan Biro Pusat Statistik Kantor Statistik Propinsi Sumatera, 1990, hal. 39.
Universitas Sumatera Utara
4. 2. 2 Akomodasi