habitat hewan. Kepuasan pengunjung akan tercapai melalui ragam layanan yang sabar dan efektif.
3. Melibatkan penduduk lokal dalam memandu dan menerjemahkan objek wisata
Taman Hewan Pematang Siantar. Penduduk lokal akan memiliki insentif konservasi lingkungan apabila ia dilibatkan dalam jasa-jasa ekowisata dan
pemberian informasi.
3.3 Dana Pengelolaan
Berjalannya suatu industri pariwisata tentunya diperlukan modal ataupun biaya dalam pengelolaannya. Begitu juga dengan Taman Hewan Pematang Siantar yang
pendanaannya sendiri berasal dari hasil penjualan karcis. Dana yang didapat dari penjualan karcis ini dipergunakan sepenuhnya untuk pembangunan sarana dan prasarana
taman hewan. Tidak menutup kemungkinan juga, dana ini dialokasikan untuk penambahan hewan. Di samping itu ada anggaran Pemerintah Kotamadya Daerah
Tingkat II Pematang Siantar untuk taman hewan. Jumlah dana yang diberikan oleh pemerintah daerah pada waktu sekitar Rp.15.000.000,- per bulan. Pendanaan ini masuk
kedalam APBD Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar.
26
3.4 Pengembangan
Pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap,
lebih besar, atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang lebih
26
Wawancara dengan Ibu Saidah pada tanggal 23 Juni 2009 di kantor Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Pematang Siantar.
Universitas Sumatera Utara
kompleks.
27
Pengembangan meliputi kegiatan penambahan sarana dan prasarana yang ada di taman hewan serta mengintegrasikan kemajuan.
Dari segi kualitatif, pengembangan Taman Hewan Pematang Siantar berfungsi sebagai peningkatan meliputi penyempurnaan program ke arah yang lebih baik. Hal-hal
yang dikembangkan meliputi aktivitas manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan itu sendiri. Pengembangan
yang dilakukan terhadap Taman Hewan Pematang Siantar mencakup pengembangan kuantitas dan kualitas, dan pelengkapan sarana dan prasarana. Dari segi kuantitatif, fungsi
pengembangan adalah memperluas program dengan titik berat perluasan jangkauan wilayah dan jangkauan sasaran program.
Pengembangan kawasan wisata harus didasarkan pada regulasi nasional maupun internasional. Seluruh regulasi dan kesepakatan internasional dijadikan landasan
pengembangan taman hewan. Tujuan wisata yang ingin dicapai kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan ekowisata di dalam taman hewan dapat menjamin keutuhan dan kelestarian ekosistem hewan. Oleh karenanya terdapat beberapa butir prinsip
pengembangan ekowisata yang harus dipenuhi. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan
disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat. Pendidikan konservasi lingkungan untuk mendidik wisatawan dan masyarakat setempat akan pentingnya arti
konservasi. Proses pendidikan ini dapat dilakukan langsung di alam. Pendapatan langsung untuk kawasan dimaksudkan mengatur agar kawasan yang digunakan untuk
ekowisata dan manajemen pengelola kawasan pelestarian dapat menerima langsung
27
Ibid., hal.45.
Universitas Sumatera Utara
penghasilan atau pendapatan. Retribusi dan conservation tax dapat dipergunakan secara langsung untuk membina, melestarikan dan meningkatkan kualitas kawasan pelestarian
alam. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan diajak dalam merencanakan
pengembangan ekowisata. Demikian pula di dalam pengawasan, peran serta masyarakat di harapkan ikut secara aktif. Dari segi penghasilan, masyarakat mendapat keuntungan
secara nyata dalam bidang ekonomi dari adanya kegiatan ekowisata yang serta merta mendorong masyarakat menjaga kelestarian kawasan alam. Menjaga keharmonisan
dengan alam merupakan termasuk upaya pengembangan fasilitas yang tetap harus dilakukan agar tercipta keharmonisan dengan alam.
28
Menghindarkan sejauh mungkin , mengeksploitasi flora dan fauna karena pada umumnya lingkungan alam mempunyai daya dukung yang lebih rendah dengan daya
dukung kawasan buatan. Meskipun mungkin permintaan sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang membatasi. Apabila suatu kawasan pelestarian dikembangkan untuk
ekowisata, maka devisa dan belanja wisatawan didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh negara atau negara bagian atau pemerintah daerah setempat.
Ekowisata mempunyai pengertian suatu perjalanan wisata ke daerah yang masih alami. Meskipun perjalanan ini bersifat berpetualang, namun wisatawan dapat
menikmatmya. Ekowisata selalu menjaga kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya dengan menjamin keberpihakan kepada masyarakat. Peranan masyarakat lokal
sangat besar dalam upaya menjaga keutuhan alam. Peranan ini dilaksanakan mulai saat perencanaan, saat pelaksanaan pengembangan dan pengawasan dalam pemanfaatan.
28
Luchman Hakim, Op.cit., hal. 166.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan Dinas Taman Hewan Pematang Siantar sejak Pelita I tahun 19691970 hingga sampai dengan tahun 19731974 belum mendapat perhatian khusus.
Karena pada tahun awal pelita tersebutlah merupakan program-program pemerintah yang akan dicanangkan untuk membangun sesuai dengan tuntutan rakyat dalam pergolakan
revolusi saat orde baru timbul dalam pembaharuan disegala bidang. Sehingga untuk pembinaan Taman Hewan Pematang Siantar di gariskan pada pelita berikutnya. Namun
pengelolaan pada Dinas Taman Hewan Pematang Siantar hanya pada tahap pemeliharaan dan perawatan. Sehingga pada akhir tahun 1978 baru tampak perkembangan yang sangat
berarti bagi Taman Hewan Pematang Siantar. Selama dua belas tahun tahun 1978-1990, Taman Hewan Pematang Siantar
sudah meningkatkan pengembangan dan pembenahan. Baik bangunan baru maupun rehabilitasi kandang-kandang serta penambahan hewan. Adapun bagian-bagian yang
ditambah adalah sebagai berukut : 1.
Pembutan kandang buaya ukuran 12 x 7,5 m 2.
Pembuatan kolam mini air mancur 3.
Parit pembuangan temboktembok kolam sampan 4.
Pembuatan kandang ular ukuran 10 x 3 m 5.
Pembuatan kolam renang anak-anak 15 x 8 x 1 m 6.
Pembuatan kandang macan 7.
Pembuatan kandang kasuari 8.
Merehabilitasi jalan-jalan kecil di dalam Taman Hewan 9.
Merehabilitasi kandang-kandang kaca
Universitas Sumatera Utara
10. Melanjutkan pembangunan pagar tembok keliling Taman Hewan Pematang
Siantar 11.
Pembangunan kantorloket yang berasl dari APBD Tk. Sumatera Utara 12.
Pembelian meubel air 13.
Tahun 19841985 menerima bantuan dari Proyek Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara yaitu untuk pemeliharaan gedung dan koleksi sebesar
Rp.2.000.000,- 14.
Pembangunan rumah adat pada pintu gerbang, ayunan anak-anak, jungkit- jungkitan, tempat tukar pakaian, pembetonan jalan tangga dan dua buah sepeda
air bantuan dari NV. STTC Pematang Siantar merupakan industri yang bergerak dalam pembuatan rokok
15. Tahun 19841885 merehabilitasi kolam renang, kandang siamang, monyet,
biawak, kasuari, dan pintu belakang. 16.
Tahun 19851986 penambahan hewan baru dari APBD Tk. II Pematang Siantar sebesar Rp.500.000,- Hewan yang ditambah adalah burung-burung
17. Tahun 19861987 pembangunan kamar WC, jalan-jalan setapak sebesar
Rp.1.500.000,- 18.
Tahun 19871988 menjemput hewan baru Kangguru, rusa bawean dari Kebun Binatang Surabaya dari APBD Tk. II Pematang Siantar sebesar Rp.500.000,-
29
3.5 Koleksi Hewan