commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan
berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas
wawasan, Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa Indnesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang
ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran aspek benuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses
komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi pesan dalam suatu konteks atau situasi Depdiknas, 2005 : 7
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada
,pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi
pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan dan misi pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karena itu secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih professional inovatif.perspekif dan proaktif
dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Selama ini berdasarkan hasil observasi di kelas lll SDN l Manggis,
kemampuan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya secara lisan sangat kurang. Karena tingkat kemampuan berbicara anak di kelas III sangat rendah,
peserta didik masih malu-malu bahkan takut atau ragu-ragu dalam mengungkapkan ide atau gagasan. Pada kesempatan ini, peneliti membahas
tentang kemampuan berbicara dengan menggunakan metode bermain peran.. Agar
commit to user
2 mau berbicara kadang-kadang siswa perlu dipancing dengan media yang menarik.
Untuk itu guru perlu upaya untuk menarik siswa mengeluarkan pendapat dengan bahasanya sendiri.
Dalam berbicara dibutuhkan suatu keberanian, dan kejelasan makna, lafal maupun intonasi yang tepat. Keruntutan bahasa dari kata ke kalimat sehingga apa
yang diucapkan jelas maksud dan tujuannya. Pengajaran berbicara bertujuan mengemukakan pendapatnya secara lisan dari apa yang dipelajari dengan
membaca. Karena yang saya teliti adalah siswa kelas lll yang notabene adalah
menggunakan pembelajaran tematik maka disini saya jelaskan dulu pengertian tentang pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini
dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar. Pembelajar tematik hanya dijajarkan pada siswa sekolah dasar kelas
rendah kelas 1 – 3, karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan holistik, perkembangan fisiknya tidak pernah bisa
dipisahkan dengan perkembangan mental sosial dan emosional. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba suatu pembaharuan untuk
meningkatkan kemampuan berbicara yaitu dengan menerapkan metode bermain peran. Penerapan metode bermain peran ini sebagai alternative pembelajaran
berbicara sehingga diharapkan siswa akan tertarik untuk mengemukakan pendapatnya secara lisan dengan keberanian menggunakan bahasanya sendiri
tanpa merasa ada tekanan harus sesuai dengan teks yang dibacanya. Melalui penerapan metode bermain peran ini diharapkan dapat mendrong siswa agar
menyadari dan menggunakan pemahaman untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu penerapan metode bermain peran diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna dan berkesan seumur hidup.
Metode bermain peran merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan materi kepada siswa dengan situasi dunia nyata dan mendorong
commit to user
3 siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan metode tersebut hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam benuk kegiatan siswa mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil Depdiknas 2002 a : 1 Tanpa harus merasa tertekan dan terpaku di tempat duduk,guru dapat
membimbing siswa keluar kelas untuk bermain peran di alam terbuka jadi kejenuhan di dalam kelas dapat diatasi atau bisa tetap dilaksanakan di aula
misalnya karena hari hujan jadi tidak melulu ada di dalam kelas. Dengan demikian kemampuan berbicara siswa dapat meningkat.
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui
Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas III SDN I Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 20102011 .”
B. Rumusan Masalah