commit to user
20
9. Hakikat Model Pembelajaran Bermain Peran
Istilah bermain peran mempunyai empat pengertian yaitu l sesuatu yang bersifat sandiwara di mana pemain memainkan peran terentu sesuai
dengan lakon yang sudah ditulis dan memainkannya untuk tujuan hiburan, 2 sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh
norma-norma sosiologis atau perilaku yang ditentukan oleh nrma-norma social, 3 suatu perilaku berlawanan dengan apa yang sebenarnya
diharapkan, dirasakan atau diinginkan dan 4 sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan di mana individu memerankan situasi yang imajinatif dengan
tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri meningkatkan keterampilan ,menunjukan perilaku kepada orang lain bagaimana perilaku
seseorang atau bagaimana seseorang harus bertingkah laku. Corsini dalam Tatiek, 2001 : 99
10. Langkah-langkah Bermain Peran
Dalam bermain peran langkah –langkah yang harus ditempuh yaitu ada empat langkah sebagai berikut menurut Hesti dkk,2004 :
a. Membacakan naskah drama atau percakapan dengan intonasi jeda, lafal dan volume suara yang sesuai. Kalimat-kalimat dalam kurung tidak perlu
dibaca, karena kalimat-kalimat tersebut merupakan petunjuk . b. Menentukan watak tokoh dan ekspresi yang tepat untuk memerankan
tokoh dengan baik . c. Berlatih berulang-ulang sampai betul –betul dapat memerankan tokoh
tersebut dengan baik. d. Menggunakan perlengkapan panggung dan kostum yang sesuai agar
percakapan yang diperankan lebih hidup. Apabila hal – hal di atas dapat dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh,
maka secara otomatis akan menjadikan hidupnya percakapan karena dilakukan oleh anak-anak yang aktif dan kreaktif sesuai dengan watak tokoh
masing-masing.
commit to user
21
11. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah salah satu prses belajar mengajar yang tergolong dalam metode simulasi. Menurut Dawson 1962 yang dikutip oleh
Moedjiono dan Dimyati 1992 : 80 mengemukakan bahwa simulasi merupakan suatu istilah umumberhubungan dengan menyusun dan
mengoperasikan suatu mdel yang mereplikasikan proses – proses perilaku. Sedangkan menurut Ali 1996 : 83 mengemukakan bahwa metode simulasi
adalah suatu cara pengajaran melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Metode pengajaran simulasi terbagi menjadi 3 kelompk seperti yang
dikemukakan oleh Ali 1996 : 83 berikut ini : 1 Sosiodrama : semacam drama sosial berguna unuk menenanamkan kemampuan menganalisa situasi
social tertentu, 2 Psikodrama: hampir mirip dengan sosiodrama. Perbedaan terletak pada penekannya.Sosiodrama menekankan kepada permasalahan
social, sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikolgisnya dan 3 Role-Playing : role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan
suatu peristiwa masa lampau. Adapun Moedjiono dan Dimyati 1992: 80 juga membagi metode
pengajaran simulasi menjadi 3 kelompok seperti berikut : 1 Permainan simulasi simulation games yakni suatu permainan di mana
para pemainnya berperan sebagai tempat pembuat keputusan, bertindak seperti jika mereka benar-benar terlihat sesuai dengan peran yang ditentukan
untuk mereka, 2 bermain peran role playing yakni memainkan peranan dari peran-peran yang sudah pasi berdasarkan kejadian terdahulu, yang
dimaksudkan unuk menciptakan kembali situasi sejarahperistiwa masa lalu, menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang akan datang,
menciptakan peritiwa mutakhir yang dapat diperkaya atau mengkhayal situasi pada suatu tempat dan atau waktu terentu, dan 3 Sosidrama sociodrama
yakni suatu perbuatan pemecahan masalah kelmpok yang dipusatkan pada suatu masalah yang berhubungan dengan relasi kemanusiaan. Sosidrama
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan alternative pemecahan masalah yang timbul dan menjadi perhatian kelompok.
commit to user
22 Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode bermain peran adalah
metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura- pura dari siswa yang terlihat dan atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh
sejarah sedemikian rupa.Dengan demikian metode bermain peran adalah metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran tokoh
yang terlihat dalam proses sejarah.
B. Kerangka Berpikir
Di dalam pembelajaran sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, banyak siswa yang mengalami rendahnya kemampuan
berbicara. Hal tersebut akibat dari pembelajaran yang dominan ceramah sepanjang siswa dilihat dari berbagai hal, diantaranya siswa cenderung tidak serius dan tidak
memperhatikan guru. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut perlu dipergunakan suatu model untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam
berkomunikasi atau berbicara. Tindakan peneliti untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah
penggunaan mdel bermain peran.Model pembelajaran ini banyak membutuhkan penyelesaian masalah sehingga akan menghasilkan pengetahuan yang
bermakna.Kelebihan dari model ini melatih siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajarnya,Hal ini dapat meningkatnya kemampuan
berbicara siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan. Berdasarkan hal ini tersebut maka kerangka pemikiran dapat digambarkan
secara sistematis ke dalam bagan gambar l ,berikut :