commit to user
29 Persilangan menghasilkan rerata yang lebih baik dibandingkan dengan
persilangan dalam hal ini ditunjukkan pada nilai rerata polong isi satu yang lebih rendah dibanding tetuanya. Dalam penelitian polong isi satu yang baik
adalah yang menghasilkan polong isi satu yang sedikit, walaupun dengan adanya polong isi satu dapat meningkatkan hasil produksi, tetapi dalam
penelitian ini diharapkan polong isi dua dan tiga. Banyaknya jumlah polong sangat dipengaruhi oleh keberhasilan penyerbukan dan pembuahan Lamina,
1989.
F. Jumlah Polong Isi Dua
Dari hasil sidik ragam pada peubah persilangan dialel enam varietas terhadap jumlah polong kedelai isi dua menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata Lampiran 6c. Tabel 5. Jumlah Polong Isi Dua
Perlakuan Rerata Grobogan x Grobogan
2,89 ab Burangrang x Burangrang
2,72ab Anjasmoro x Anjasmoro
2,86ab Argomulyo x Argomulyo
2,45abc Gepak Kuning x Gepak Kuning
3,19a Mallika x Mallika
2,81ab Grobogan x Burangrang
1,47ef Grobogan x Anjasmoro
1,10ef Grobogan x Argomulyo
1,62def Grobogan x Gepak Kuning
1,47ef Grobogan x Mallika
1,78cdef Burangrang x Anjasmoro
1,56def Burangrang x Argomulyo
1f Burangrang x Gepak Kuning
1,77cdef Burangrang x Mallika
1,75cdef Anjasmoro x Argomulyo
1,79cdef Anjasmoro x Gepak Kuning
1,90cde Anjasmoro x Mallika
1,77cdef Argomulyo x Gepak Kuning
1,82cdef Argomulyo x Mallika
1,81cdef Gepak Kuning x Mallika
2,3bcd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5
commit to user
30 Dari hasil DMRT 5 Tabel 5, menunjukkan bahwa persilangan
buatan berbeda nyata dengan persilangan sendiri. Pada persilangan sendiri menghasilkan lebih banyak polong isi dua dibandingkan pada kombinasi
persilangan buatan. Persilangan sendiri pada varietas Gepak Kuning memiliki rerata yang paling baik yaitu 9,25 dengan jumlah 37 polong isi dua Lampiran
6a. Persilangan Burangrang dengan Argomulyo tidak menghasilkan polong isi dua. Persilangan yang menghasilkan jumlah polong isi dua yang paling
banyak yaitu pada Gepak Kuning dengan Mallika yang memiliki rerata 4,5 dengan jumlah 18 polong isi dua Lampiran 6a. Hal ini ditentukan dari
jumlah bakal buah yang jadi untuk membentuk polong tua yang siap dipanen. Semakin banyak jumlah bakal buah yang jadi untuk membentuk polong,
maka semakin banyak pula polong yang terbentuk. Jumlah polong isi dipengaruhi oleh dua pasang gen yang jelas dan
berangkai. Selain itu dikatakan pula gen-gen tersebut mempunyai hubungan pleitropi yang selain berpengaruh terhadap jumlah biji tiap polong juga
berpengaruh terhadap bentuk daun. Jumlah biji tiap polong bersama-sama dengan banyaknya polong tiap tanaman memegang peranan dalam
menentukan potensi hasil Lamadji, 1980. Penyerbukan merupakan isyarat untuk pertumbuhan buah dan
fertilisasi memicu pertumbuhan bakal biji dan pembentukan biji Gardner et al
., 1991. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Siswandono 1989 cit Wartoyo 2001, pertumbuhan buah sangat dipengaruhi oleh
banyaknya butir-butir tepungsari yang jatuh ke kepala putik stigma.
G. Jumlah Polong Isi Tiga