commit to user
30 Dari hasil DMRT 5 Tabel 5, menunjukkan bahwa persilangan
buatan berbeda nyata dengan persilangan sendiri. Pada persilangan sendiri menghasilkan lebih banyak polong isi dua dibandingkan pada kombinasi
persilangan buatan. Persilangan sendiri pada varietas Gepak Kuning memiliki rerata yang paling baik yaitu 9,25 dengan jumlah 37 polong isi dua Lampiran
6a. Persilangan Burangrang dengan Argomulyo tidak menghasilkan polong isi dua. Persilangan yang menghasilkan jumlah polong isi dua yang paling
banyak yaitu pada Gepak Kuning dengan Mallika yang memiliki rerata 4,5 dengan jumlah 18 polong isi dua Lampiran 6a. Hal ini ditentukan dari
jumlah bakal buah yang jadi untuk membentuk polong tua yang siap dipanen. Semakin banyak jumlah bakal buah yang jadi untuk membentuk polong,
maka semakin banyak pula polong yang terbentuk. Jumlah polong isi dipengaruhi oleh dua pasang gen yang jelas dan
berangkai. Selain itu dikatakan pula gen-gen tersebut mempunyai hubungan pleitropi yang selain berpengaruh terhadap jumlah biji tiap polong juga
berpengaruh terhadap bentuk daun. Jumlah biji tiap polong bersama-sama dengan banyaknya polong tiap tanaman memegang peranan dalam
menentukan potensi hasil Lamadji, 1980. Penyerbukan merupakan isyarat untuk pertumbuhan buah dan
fertilisasi memicu pertumbuhan bakal biji dan pembentukan biji Gardner et al
., 1991. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Siswandono 1989 cit Wartoyo 2001, pertumbuhan buah sangat dipengaruhi oleh
banyaknya butir-butir tepungsari yang jatuh ke kepala putik stigma.
G. Jumlah Polong Isi Tiga
Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada perlakuan persilangan dialel enam varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah polong
isi tiga Lampiran 7c. Berdasarkan hasil DMRT 5 Tabel 6 menunjukkan pada hasil
persilangan sendiri varietas Burangrang dan varietas Gepak Kuning tidak berbeda nyata pada varietas yang lain. Pada hasil persilangan buatan,
commit to user
31 Grobogan dengan Anjasmoro, Grobogan dengan Mallika, Burangrang dengan
Argomulyo tidak berbeda nyata dengan persilangan buatan yang lain. Hasil penelitian pada hasil persilangan tersebut tidak menghasilkan jumlah polong
isi tiga. Tabel 6. Jumlah Polong Isi Tiga
Perlakuan Rerata Grobogan x Grobogan
1,29ab Burangrang x Burangrang
1,00b Anjasmoro x Anjasmoro
1,21ab Argomulyo x Argomulyo
1,54a Gepak Kuning x Gepak Kuning
1,00b Mallika x Mallika
1,54a Grobogan x Burangrang
1,10ab Grobogan x Anjasmoro
1,00b Grobogan x Argomulyo
1,10ab Grobogan x Gepak Kuning
1,18ab Grobogan x Mallika
1,00b Burangrang x Anjasmoro
1,10ab Burangrang x Argomulyo
1,00b Burangrang x Gepak Kuning
1,10ab Burangrang x Mallika
1,18ab Anjasmoro x Argomulyo
1,10ab Anjasmoro x Gepak Kuning
1,10ab Anjasmoro x Mallika
1,39ab Argomulyo x Gepak Kuning
1,47a Argomulyo x Mallika
1,54a Gepak Kuning x Mallika
1,21ab
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Persilangan yang baik yang menghasilkan jumlah polong isi tiga terbanyak adalah pada semua persilangan, kecuali pada Grobogan dengan
Anjasmoro, Grobogan dengan Mallika, Burangrang dengan Argomulyo, yaitu dengan jumlah antara 1 – 2 Lampiran 7a. Hal ini diduga bahwa tetua betina
sangat berperan disini, karena kepala putik yang mendapat serbuk sari banyak maka hasilnya akan mendapatkan biji-biji yang banyak pula apabila terjadi
pembuahan. Pembentukan polong dalam keadaan kondisi normal membutuhkan waktu yang lama dengan jumlah polong yang terbentuk antara
2-20 per kelompok bunga. Lamina 1989, untuk setiap pohon akan
commit to user
32 membentuk 400 polong tergantung genetik dan lingkungan semasa proses
pengisian biji. Menurut Darjanto dan Satifah 1990, biji berasal dari bakal biji yang
telah mengalami pembuahan. Bila kepala putik kurangsedikit mendapat serbuk sari, maka jumlah bakal biji didalam bakal buah yang mengalami
pembuahan hanya sedikit. Sebaliknya kepala putik yang mendapat serbuk sari banyak, maka jumlah biji didalam bakal buah yang mengalami pembuahan
banyak. Kepala putik merupakan medium yang baik untuk perkecambahan dan pertumbuhan serbuk.
Jumlah polong isi dipengaruhi oleh dua pasang gen yang jelas dan berangkai. Selain itu dikatakan pula gen-gen tersebut mempunyai hubungan
pleitropi yang selain berpengaruh terhadap jumlah biji tiap polong juga berpengaruh terhadap bentuk daun. Jumlah biji tiap polong bersama-sama
dengan banyaknya polong tiap tanaman memegang peranan dalam menentukan potensi hasil Lamadji, 1980.
H. Kadar Protein