commit to user
23 Berdasarkan hasil sidik ragam Lampiran 2d bahwa keberhasilan
membentuk polong tidak berpengaruh nyata terhadap persilangan antar varietas. Pada uji DMRT 5 menunjukkan bahwa persilangan sendiri tidak
berbeda nyata dengan persilangan yang lain dalam menghasilkan nilai pembentukan polong Tabel 2. Persilangan sesama varietas dapat
mempertahankan bakal buah menjadi polong, sehingga persentasenya keberhasilannya masih dapat dipertahankan, bahkan masih tinggi dan
kompatibel. Persilangan buatan pada Grobogan dengan Argomulyo, Burangrang
dengan Argomulyo, dan Burangrang dengan Mallika berbeda nyata dengan persilangan buatan yang lain. Persilangan tersebut menghasilkan nilai
keberhasilan pembentukan polong yang rendah dibandingkan dengan persilangan buatan yang lain. Nilai tersebut berkisar antara 6,2-6,61 Tabel 2
dengan persentase 40,83-53,49 Lampiran 2b. Persentase tersebut masih dalam kisaran keberhasilan yang kompatibel.
Polong gugur yang dihasilkan dari persilangan buatan banyak. Keguguran buah terjadi pada umur antara 7-20 hari setelah persilangan.
Semakin meningkatnya suhu suhu yang ekstrim, tidak terjaganya kelembaban dalam polong yang disungkup atau adanya hujan yang ekstrim
dapat menyebabkan gugurnya polong. Disamping faktor dari lingkungan, faktor dari dalam tanaman juga mempengaruhi gugurnya buah. Darjanto dan
Satifah 1990, menyatakan bahwa gugurnya buah yang masih muda karena embrio dan endosperm yang berhenti tumbuh, karena kombinasi tetua-tetua
induknya, menghasilkan buah yang tidak normal sehingga buah yang terbentuk akan gugur.
C. Umur Panen
Peubah umur tanaman merupakan peubah yang sangat penting selain tipe pertumbuhan, umur tanaman yang semakin lama menyebabkan masa
pertumbuhan vegetatif semakin lama pula, sehingga mempengaruhi
commit to user
24 pertumbuhan daun, batang dan cabang yang kesemuanya mempengaruhi
berat brangkasan Mursito dan Djoar, 1989. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa umur panen pada semua
perlakuan tidak berbeda nyata Lampiran 3b.
Keterangan:
V1xV1 = Grobogan x Grobogan V3xV3 = Anjasmoro x Anjasmoro
V1xV2 = Grobogan x Burangrang V3xV4 = Anjasmoro x Argomulyo
V1xV3 = Grobogan x Anjasmoro V3xV5 = Anjasmoro x Gepak Kuning
V1xV4 = Grobogan x Argomulyo V3xV6 = Anjasmoro x Mallika
V1xV5 = Grobogan x Gepak Kuning V4xV4 = Argomulyo x Argomulyo
V1xV6 = Grobogan x Mallika V4xV5 = Argomulyo x Gepak Kuning
V2xV2 = Burangrang x Burangrang V4xV6 =Argomulyo x Mallika
V2xV3 = Burangrang x Anjasmoro V5xV5 =Gepak Kuning x Gepak Kuning
V2xV4 = Burangrang x Argomulyo V5xV6 = Gepak Kuning x Mallika
V2xV5 = Burangrang x Gepak Kuning V6xV6 = Mallika x Mallika
V2xV6 = Burangrang x Mallika
Gambar 1. Histogram Umur Panen pada Perlakuan Persilangan Antar Tetua Kedelai
Pada persilangan kedelai Argomulyo dengan Gepak Kuning menunjukkan umur panen tercepat dibanding dengan persilangan antar tetua
yang lain yaitu 81,25 hari Gambar 1 dan pada persilangan kedelai varietas Anjasmoro dengan Mallika menunjukkan umur paling lama yaitu 91 hari. Hal
ini diduga bahwa umur panen berhubungan erat dengan umur berbunga Lampiran 3c semakin cepat umur berbunga maka semakin cepat pula umur
90.5 87
88.67 85.33
88.5 88.75
88.5 88.5 85
85.25 88
89.5 88
88.5 91
88.25
81.25 85
88.5 87 87.25
76 78
80 82
84 86
88 90
92
U m
ur Pan
e n
H ST
Tetua Persilangan
commit to user
25 panennya dan begitu pula sebaliknya. Lamina 1989, jika pembentukan
bunga lebih cepat dari waktunya maka jumlah polong akan lebih sedikit dan akan lebih cepat matang sehingga total produksi yang dihasilkan akan rendah.
Menurut Suhartina 2002, beberapa varietas dapat dipanen pada umur sekitar 70 hari. Umur panen tanaman kedelai dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan tumbuhnya. Umur panen kedelai varietas Argomulyo dan Gepak Kuning berturut-turut adalah 80-82 hari dan 73 hari Rodiah, 1990. Jadi
dengan persilangan ini Gepak Kuning sebagai tetua jantan menyumbangkan gen-gen berumur genjah pada Argomulyo.
Menurut Irwan 2006, pemanenan kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau
penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna
kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-
retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.pernyataan ini
sesuai dengan hasil penelitian, bahwa ketika dilakukan pemanenan daun telah menguning dan banyak yang gugur serta polong sudah berwarna kuning atau
coklat.
D. Jumlah Polong Hampa