commit to user
27 banyaknya polong hampa tiap tanaman. Pada hasil penelitian jumlah tertinggi
polong hampa hasil silang Grobogan dengan Burangrang dengan nilai rerata 2,37. Selain pengaruh dari lingkungan, penyebab lain banyaknya polong
hampa yaitu pada sifat kedelai. Kedelai bersifat kleistogami yaitu tanaman yang menyerbuk sendiri. Kedelai mempunyai bunga yang masih tertutup
ketika terjadi penyerbukan alami, sehingga apabila dilakukan persilangan buatan kemungkinannya sangatlah kecil.
Banyaknya polong hampa yang terbentuk disebabkan adanya inkompatibilitas. Poespodarsono 1986 menyatakan kegagalan terjadinya
pembuahan yang menyebabkan inkompatibilitas disebabkan oleh beberapa kemungkinan, seperti a kegagalan tepung sari berkecambah ke kepala putik,
b tepung sari dapat berkecambah dan membentuk pipa, tetapi tidak mampu menembus ke kepala putik, c pipa kecambah tepung sari dapat menembus
kepala putik namun tidak dapat mencapai ovula. Menurut Poespodarsono 1986,
sterilitas tepung sari sering merupakan hasil persilangan antara spesies, karena kromosom dari dua
spesies begitu berbeda sehingga tidak dapat berpasangan atau tidak dapat berfungsi secara normal. Pada persilangan dua spesies yang lebih dekat,
embrio dan biji dapat berkembang namun hasil persilangan tanaman asal biji ini mungkin steril dan tidak terbentuk biji.
E. Jumlah Polong Isi Satu
Fotosintat yang terakumulasi sebagai biomassa, saat masuk ke fase generatif bahan tersebut diremobilisasikan ke bagian generatif pembentukan
polong dan pengisian biji. Polong isi merupakan cerminan keberhasilan proses remobilisasi fotosintat ke biji. Menurut Adisarwanto dan Suhartina
1999, polong isi adalah polong yang berisi biji-biji bernas yang sangat dipengaruhi oleh adanya air, sebaiknya kedelai ditanam di bulan-bulan agak
kering dengan air cukup tersedia, air sangat diperlukan sejak awal tumbuh sampai dengan pengisian polong.
commit to user
28 Tabel 4. Jumlah Polong Isi Satu
Perlakuan Rerata Grobogan x Grobogan
2,43bcd Burangrang x Burangrang
2,60d Anjasmoro x Anjasmoro
2,53cd Argomulyo x Argomulyo
2,45bcd Gepak Kuning x Gepak Kuning
2,14abcd Mallika x Mallika
2,52cd Grobogan x Burangrang
1,54a Grobogan x Anjasmoro
1,66ab Grobogan x Argomulyo
1,43a Grobogan x Gepak Kuning
1,47a Grobogan x Mallika
1,80abc Burangrang x Anjasmoro
1,79abc Burangrang x Argomulyo
1,47a Burangrang x Gepak Kuning
2,43bcd Burangrang x Mallika
1,43a Anjasmoro x Argomulyo
2,01abcd Anjasmoro x Gepak Kuning
1,88abcd Anjasmoro x Mallika
2,15abcd Argomulyo x Gepak Kuning
2,31bcd Argomulyo x Mallika
1,41a Gepak Kuning x Mallika
2,16abcd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Berdasarkan hasil sidik ragam pada peubah jumlah polong isi satu menunjukkan bahwa persilangan dialel enam varietas berpengaruh sangat
nyata terhadap jumlah polong isi satu Lampiran 5c. Berdasarkan Tabel 2 hasil uji DMRT 5 rerata jumlah polong isi satu pada persilangan sendiri
varietas Gepak Kuning berbeda nyata pada varietas yang lain. Gepak Kuning mempunyai rerata polong isi satu yang paling sedikit dibanding yang lainnya.
Persilangan Burangrang dengan Gepak Kuning, Argomulyo dengan Gepak Kuning berbeda nyata dengan persilangan yang lain. Persilangan tersebut
memberikan rerata jumlah polong isi satu yang paling banyak. Persilangan yang baik yang menghasilkan jumlah polong isi satu yang
terkecil adalah pada semua persilangan kecuali pada persilangan Burangrang dengan Gepak Kuning dan Argomulyo dengan Gepak Kuning yaitu dengan
jumlah polong isi satu antara 1,67 - 4 Lampiran 5a. Dapat diketahui bahwa
commit to user
29 Persilangan menghasilkan rerata yang lebih baik dibandingkan dengan
persilangan dalam hal ini ditunjukkan pada nilai rerata polong isi satu yang lebih rendah dibanding tetuanya. Dalam penelitian polong isi satu yang baik
adalah yang menghasilkan polong isi satu yang sedikit, walaupun dengan adanya polong isi satu dapat meningkatkan hasil produksi, tetapi dalam
penelitian ini diharapkan polong isi dua dan tiga. Banyaknya jumlah polong sangat dipengaruhi oleh keberhasilan penyerbukan dan pembuahan Lamina,
1989.
F. Jumlah Polong Isi Dua