b. Taraf Signifikan = 5
c. Perhitungan
Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS diperoleh nilai t
hitung
X
1
sebesar 3,862 sedangkan t
tabel
adalah 1,706 dan nilai t
hitung
X
2
sebesar 2,163 sedangkan t
tabel
adalah 1,706. d.
Analisis H
diterima, karena t
hitung
X
1
t
tabel
yaitu 3,862 2,492 dan t
hitung
X
2
t
tabel
yaitu 2,163 1,706. e.
Kesimpulan Terdapat pengaruh antara fasilitas dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa. 3.
Koefisien Determinasi Tabel 4.12
Rangkuman Koefisien Determinasi
Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS, diketahui nilai determinasi
adalah sebesar 0,601. Arti dari koefisien ini adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel fasilitas dan motivasi belajar adalah
sebesar 60, sedangkan sisannya dipengaruhi oleh variabel lain. 4.
Uji Sumbangan Relative SR dan Sumbangan Efektif SE Sebelumnya dihitung nilai deviasi dari
Σ y dan Σ y sebagai berikut: Σ x
1
y = Σ X
1
Y –
Σ Σ
=2480.75 -
.
= 186.000 –
. .
186.000-184.950,769 =1.049,231
Σ x
2
y = Σ X
2
Y –
Σ Σ
=2076.75-
.
= 155.700 –
. .
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.775
a
.601 .567
3.18285 a. Predictors: Constant, motivasi, fasilitas
b. Dependent Variable: prestasi
155.700 – 154.821,692 = 878,308
= .
Σ X
1
Y + .
Σ X
2
Y=0,219. 1,049,231 + 0,318. 878,308 305,326 + 279, 301
584,627 . =
0,291 =0,318
=584,627 =0,601
Kemudian dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : a.
Sumbangan Relatif SRX
1
=
Σ
x 100 =
, ,
,
x 100 =
, ,
x 100 = 0,5222 x 100
= 52,22
SRX
2
=
Σ
x 100 =
, ,
,
x 100 =
, ,
x 100 =
0,4778x 100
= 47,78
b. Sumbangan Efektif
SEX
1
= SRX
1
x R
2
= 52,22 x 0,601 = 31,38
SEX
2
= SRX
2
x R
2
= 47,78 x 0,601 = 28,72
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari keseluruhan analisis data menunjukkan bahwa hipotesis pada taraf signifikansi 5 bahwa hipotesis diterima sehingga terdapat pengaruh antara
fasilitas dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Pada taraf signifikansi 5 diperoleh t
hitung
X
1
t
tabel
yaitu 3,862 1,706 dan t
hitung
X
2
t
tabel
yaitu 2,163 1,706. Jadi t
hitung
t
tabel
yang artinya signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut membuktikan bahwa taraf sigifikansi 5
menunjukkan adanya kesesuaian dengan hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Ada pengaruh fasilitas dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar kelas IV di
SD Negeri Saren 2 Kalijambe tahun ajaran 20142015”. Data hasil dari analisis data diperoleh nilai determinasi R
2
sebesar 0,601 yang menunjukkan bahwa variabel fasilitas belajar dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap
prestasi sebesar 60 , sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel fasilitas dan motivasi belajar.
Dengan diterimmanya hipotesis yang diajukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa fasilitas dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa kelas IV SD Negeri Saren 2 Kalijambe tahun ajaran 20142015. Hal tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maya Kurnia
Utami 2012 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pemanfaatan fasilitas belajar di rumah terhadap prestasi belajar. Hal serupa juga dikemukakan
oleh Ardhi Kurnia 2010 hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan atau korelasi yang signifikan antara komunikasi keluarga dapat mempengaruhi
peningkatan prestasi belajar siswa. Selain itu terdapat pula penelitian lain yang dilakukan oleh Asih Lestari
2012 yang menunjukkan bahwa adanya dampak positif dan signifikan antara pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar. Semakin
tinggi kategori pemanfaatan koleksi perpustakaan, semakin tinggi pula prestasi belajar. Sebaliknya, semakin rendah pemanfaatan koleksi perpustakaan, semakin
rendah prestasi belajar siswa. Menurut Eus Karwati dan Donni Juni Priansa 2014: 181 ada beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
1. Konsep Diri
Konsep diri berkaitan dengan bagaimana peserta didik berfikir tentang dirinya. Apabila peserta didik percaya bahwa dirinya mampu untuk
melakukan sesuatu, maka peserta didik akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut.
2. Jenis Kelamin
Pola pikir tradisional yang menyatakan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggki-tinggi karena nanti tugasnya hanya melayani suami, menyebabkan
perempuan tidak mampu belajar dengan optimal. 3.
Pengakuan Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar dengan lebih giat apabila
dirinya merasa dipedulikan, diperhatikan, atau diakui oleh keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial dimana ia tinggal. Pengakuan akan
mendorong peserta didik untuk melakukan sesuatu sesuai dengan pengakuan tersebut.
4. Cita-Cita
Cita-cita atau disebut aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai oleh peserta didik. Target tersebut dapat diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan
dan mengandung makna bagi peserta didik. 5.
Kemampuan Belajar Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri
peserta didik, misalnya pengamatan, perhatian, ingatanm daya pikir dan fantasi. Jadi peserta didik yang mempunyai kemampuan belajar tinggi,
biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena peserta didik tersebut lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan tersebut memperkuat
motivasinya. 6.
Kondisi Peserta Didik Kondisi fisik dan kondisi psikologis peserta didik sangat mempengaruhi
faktor motivasi belajar, sehingga guru harus lebih cermat melihat kondisi fisik dan psikologis peserta didik.
7. Keluarga
Motivasi berprestasi peserta didik sangat dipengaruhi oleh keberadaan keluarga yang melingkupinya. Keluarga dengan perhatian yang penuh
terhadap pendidikan, akan memberikan motivasi yang positif terhadap peserta didik untuk berprestasi dalam pendidikan.
8. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan berbagai unsur yang datang dari luar peserta didik. Unsur-unsur tersebut dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah,
maupun sosial, baik yang menghambat atau mendorong. 9.
Upaya Guru Memotivasi Peserta Didik Upaya yang dimaksud adalah bagaimana guru mempersiapkan strategi dalam
memotivasi peserta didik agar mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dalam diri peserta didik.
10. Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar cenderung tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-
kadang lemah, bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
Kondisi lingkungan memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. Motivasi belajar siswa dipengaruhi tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Penciptaan tiga lingkungan kondusif tersebut membuat siswa memiliki motivasi dalam belajar.
Dari beberapa faktor yang telah disampaikan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu konsep diri, jenis kelamin, pengakuan, cita-
cita, kemampuan belajar, kondisi peserta didik, keluarga, kondisi lingkungan, upaya guru memotivasi siswa, dan unsur-unsur dinamis didalam belajar. Semua
faktor yang telah disebutkan diatas merupakan suatu hal yang mampu memberikan dorongan dan semangat untuk belajar. Dorongan yang paling kuat
berasal dari diri kita sendiri. Dorongan dalam diri merupakan kunci terbesar yang mampu merubah diri. Semakin kuat dan besar dorongan atau motivasi yang
terbentuk akan sangat memuaskan. Konsep diri yang menjadi hal dalam maju
tidaknya sebuah dorongan yang akan diberikan. Kemampuan siswa dalam belajar dibutuhkan untuk menunjang hasil belajar. Cita- cita yang dimiliki siswa menjadi
dorongan kuat dalam belajar untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.Kondisi siswa memiliki peran yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa karena
dengan kondisi yang baik siswa tersebut dapat belajar dengan lebih nyaman.. Keluarga merupakan peran yang penting dalam terbentuknya motivasi dalam
belajar siswa, keluarga yang sangat mementingkan pendidikan akan sangat berbeda dengan kelurga yang tidak memperdulikan pendidikan anaknya.
Upaya guru dalam memotivasi siswa juga sangat membantu, ketika pembelajaran di kelas guru senantiasa memberikan dorongan kepada siswa agar
lebih giat dalam belajar. Senantiasa seorang guru harus memberikan sebuah amunisi yaitu sebuah dorongan sehingga peserta didik akan belajar lebih giat.
Motivasi belajar juga dipengaruhi oleh peran orang yang ada disekitar siswa tersebut, tidak hanya orang tua tetapi juga guru dan masyarakat yang ada
dilingkungan sekitar. Peran aktif dari ketiga lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat tersebut sangat dibutuhkan oleh siswa. Ketiga peran diatas
mempengaruhi motivasi belajar siswa, sehingga mampu memberikan keterkaitan dalam setiap peran.