I.5.4.5 Kewenangan
Ada beberapa pengertian yang erat kaitannya dengan kekuasaan, yaitu otoritas, wewenang dan legitimasi. Wewenang dapat dikatakan adalah kekuasaan yang dilembagakan.
Atau dalam artian yang lain, menurut Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan bahwa wewenang adalah kekuasaan formal. Dianggap bahwa yang mempunyai wewenang berhak
unttuk mengeluarkan perintah dan membuat peraturan – peraturan serta berhak untuk mengharap kepatuhan terhadap peraturan – peraturannya.
Dalam rangka pembahasan mengenai wewenang perlu disebut pembagian menurut Max Weber 1864 – 1922 dalam tiga macam wewenang, yaitu tradisional, kharismatik, dan
rasional – legal. “Wewenang tradisional dan berdasarkan kepercayaan diantara anggota masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasaan yang dilandasi oleh tradisi itu
adalah wajar dan patut dihormati. Wewenang kharismatik berdasarkan kepercayaan anggota masyarakat pada kesaktian dan kekuatan mistik atau religius seorang pemimpin. Hitler dan
Mao Zedong sering dianggap sebagai seorang pemimpin kharismatik, sekalipun tentu mereka juga memiliki unsur wewenang rasional – legal. Wewenang rasional – legal berdasarkan pada
tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seorang pemimpin. Yang ditekankan bukan orangnya akan tetapi aturan – aturan yang mendasari tingkah lakunya”.
23
Ketiga, hak memerintah berasal dari kualitas pribadi sang pemimpin, baik penampilannya yang agung dan diri prinbadinya yang populer mapun karena memiliki
karisma. Seorang pemimpin yang karismatik ialah seorang yang memiliki kualitas pribadi
I.5.4.6 Sumber Kewenangan
Ada beberapa sumber dari sebuah untuk memerintah masyarakat antara lain sebagai berikut. Pertama, hak memerintah berasal dari tradisi. Artinya, kepercayaan yang telah
berakar dipelihara secara terus menerus dalam masyarakat. Kepercayaan yang mengakar ini berwujud keyakinan bahwa yang ditakdirkan menjadi pemimpin masyarakat ialah keluarga
tertentu dan dianggap memiliki “darah biru”. Siapa pun yang menentang akan mendapat malapetaka. Oleh karena itu, orang yang berkuasa menunjukkan bahwa sumber kewenangan
memerintah berasal dari tradisi karena dia keturunan dari pemimpin terdahulu. Kedua, hak memerintah berasal dari Tuhan , Dewa atau Wahyu. Atas dasar itu, hak
memerintah dianggap bersifat sakral. Kaisar Hirohito dari jepang dan penggantinya menunjukkan sebagai kepala Negara yang berasal dari Dewa Matahari.
23
Prof. Miriam Budiardjo. Op. Cit. Hal. 65
Universitas Sumatera Utara
sebab mendapat “anugerah istimewa” dari kekuatan supernatural sehingga menimbulkan pesona dan daya tarik bagi anggota masyarakat. Namun kepemimpinan karismatik tidak
dapat diwariskan sebab sifatnya yang melekat pada pribadi tertentu. Keempat, hak memerintah masyarakat berasal dari peraturan perundang – undangan
yang mengatur prosedur dan syarat – syarat menjadi pemimpin pemerintahan. Peraturan perundang – undangan yang dimaksud, antara lain kontitusi, undang – undang dan peraturan
pemerintah. UUD 1945, misalnya, tidak hanya mengatur tugas dan kewenangan presiden dan wakil presiden tetapi juga mengatur prosedur dan syarat – syarat menjadi presiden dan wakil
presiden. Apabila seseorang menjadi kepala pemerintahan melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang – undangan, sumber kewenangan berupa hukum. Akan tetapi,
perlu dicatat sumber kewenangan yang berdasarkan hukum bukan monopoli Negara – Negara maju. Hal itu disebabkan masyarakat yang strukturnya masih sederhana sekalipun sudah
menggunakan prosedur hukum adat istiadat yang tidak tertulis untuk menentukan siapa dan bagaimana menjadi pemimpin.
Kelima, hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental sperti keahlian dan kekayaan. Keahlian yang dimaksud terletak pada keahlian dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kekayaan yang dimaksud ialah pemilikan uang, tanah, barang – barang berharga, surat – surat berharga, sarana dan alat produksi. Hal itu didasarkan atas
asumsi berikut. Keahlian diperlukan untuk melaksanakan pemerintahan yang mampu mencapai tujuan masyarakat. Orag yang tidak memiliki keahlian akan patuh kepada yang
memiliki keahlian. Orang kaya dapat menjalankan pemerintahan bukan untuk kepentingan sendiri karena dia sudah menikmati kepuasan dari kekayaannya, tetapi utnuk masyarakat
umum. Sejumlah orang memiliki kewenangan memerintah sebab memiliki keahlian dalam bidang tertentu atau memiliki kekayaan yang berlimpah.
Kelima sumber kewenangan itu disimpulkan menjadi dua tipe kewenangan utama yaitu kewenangan yang bersifat prosedural dan kewenangan yang bersifat substansial.
Kewenangan yang bersifat prosedural ialah hak memerintah berdasarkan peraturan perundang – undangan yang bersifat tertulis maupun tak tertulis. Kewenangan yang bersifat
substansial ialah hak memerintah berdasarkan faktor – faktor yang melekat pada diri pemimpin seperti tradisi, sakral, kualitas pribadi dan instrumental. “Semakin kompleks
struktur masyarakat suatu Negara maka tipe kewenangan yang digunakan cenderung bersifat prosedural. Sebaliknya, masyarakat yang strukturnya sederhana cendrung menggunakan tipe
Universitas Sumatera Utara
kewenanga substansial karena kehidupan lebih banyak berdasarkan tradisi, kepercayaan pada kekuatan supernatural, dan kesetiaan pada tokoh pemimpin”.
24
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta dan data – data yang ada. Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena”.
I.6. Metode Penelitian
25
Handari Nawawi juga mendefinisikan metode penelitian deskriptif adalah “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau
objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain – lain pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya di lokasi penelitian, dengan
melakukan analisis dan menyajikan data – data dan fakta – fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan disimpulkan”.
26
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. “Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati”.
I.6.1 Jenis Penelitian