Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB II Deskripsi Lokasi, Profil Pemerintahan dan Perkembangan Pembangunan

di Kabupaten Tapanuli Tengah

II.1. Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah

Istilah kabupaten Tapanuli Tengah terdapat dalam sistem wilayah dan pemerintahan, demikian juga Luhak wilayah atau bagian suatu kerajaan yang lebih populer di daerah selatan Sumatera, demikian pula perkataan Tapanuli adalah nama wilayah yang dihuni suku atau bangsa Batak, pada awalnya diperkenalkan oleh Inggris dengan sebutan Tappanooly. Kata ”Tapanuli” berasal dari perkataan “Tapian Nauli”, “Tapian” artinya air sungai yang mengalir jernih seperti air pancuran atau mata air, Tapian juga dipakai untuk orang yang akan mandi atau disebut “Martapian”. Sedangkan “Nauli” artinya cantik, indah, elok, anggun, menyejukkan dan menyenangkan. Sebutan lain Tapanuli adalah Batak sehingga lazim sebutan orang Tapanuli identik dan sama dengan orang Batak. Wilayah Tapanuli Tengah pada awalnya dikuasai oleh Kolonial Ingris, namun dengan traktat London tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera kepada Belanda, dan sebagai imbalannya Belanda memberikan semenanjung Melayu. Pada saat itulah Inggris menyerahkan Barus dan Singkil Kepada Belanda. Selanjutnya Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauli wilayah Tapanuli Tengah dalam wilayah residen Sumatera Barat ber ibukota di Padang. Pada tahun 1859 daerah jajahan Belanda meluas ke daerah Silindung dan meluas lagi ke daerah Toba pada tahun 1883. Oleh karena adanya perluasan wilayah tersebut, pemerintah Belanda mengeluarkan Staatsblad Nomor 193 tahun 1884 yang menentukan territorial baru keresidenan Tapanuli. Adapun Keresidenan Tapanuli pada saat itu dibagi atas 4 Afdeling. Salah satu diantaranya adalah Afdeling Sibolga yang meliputi 4 onder Afdeling yaitu: 1. Sibolga dan daerah sekitarnya 2. Distrik Batang Toru 3. Barus dan Pakkat 4. Singkil. Sejak keluarnya staatsblad Nomor 496 tahun 1906 status Keresidenan Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi dibawah Gubernur Sumatera yang berkedudukan di Medan. Sedangkan wilayah Keresidenan Tapanuli dibagi dalam 5 Afdeling yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Afdeling Natal dan Batang Natal 2. Afdeling Sibolga dan Batang Toru 3. Afdeling Padang Sidempuan 4. Afdeling Nias 5. Afdeling Tanah Batak Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 kekuriaan yang masing – masing dipimpin oleh kepala kuria. Pada saat itu onder Afdeling Barus masih termasuk Afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staatsblad Nomor 93 Tahun 1933 maka sebagian onder Afdeling Barus digabung ke Afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk Afdeling Dataran – Dataran Tinggi Toba. Selanjutnya dengan staatsblad Nomor 563 tahun 1937 onder Afdeling Barus secara keseluruhan dimasukkan ke Afdeling Sibolga dimana berdasarkan staatsblad tersebut Keresidenan Tapanuli dibagi atas 4 afdeling yaitu: 1. Afdeling Sibolga 2. Afdeling Nias 3. Afdeling Sidempuan 4. Afdeling Tanah Batak Yang termasuk dalam Afdeling Sibolga adalah: 1. Onder distrik Sibolga 2. Onder distrik Lumut 3. Onder distrik Barus Sedangkan Sorkam berada dalam lingkungan Onder distrik Barus. Pada kenyataannya, apa yang disebut dengan Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah adalah pencerminan dari pembagian wilayah yang diatur dengan Staatsblad Nomor. 563 tahun 1937 tersebut diatas. Pada zaman Jepang, pemerintahan Keresidenan Tapanuli lebih dititik beratkan pada strategi pertahanan misalnya Heiho, Gyugun, Kaigun dan badan – badan lainnya. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, untuk pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah antara lain di Tapanuli Tengah dan tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 24 agustus 1945 Residen Tapanuli menghunjuk Z.A Glr Sutan Komala Pontas yang pada saat itu pemimpin distrik Sibolga selanjutnya sebagai demang menjadi penanggung jawab pelaksana roda pemerintahan di Tapanuli Tengah dan pada saat itu Dr. Ferdinand Lumban Tobing eks Wakil residen Tapanuli menjadi residen Tapanuli berkedudukan di Tarutung. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 15 oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Mr. T. Mohd. Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom bawahan dan penyusunan pemerintahan daerah kepada masing – masing residen. Gubernur kemudian dengan keputusan Nomor 1 tahun 1946 mengangkat dan mengukuhkan Z.A Glr Sutan Komala Pontass sebagai Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah. Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan untuk menggantikan sistem pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan pertama sekali dibentuk adalah Kecamatan Sibolga, kemudian Lumut dan Barus, sedang Kecamatan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah residen Tapanuli pada tahun 1947. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai daerah otonom dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang – Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten – Kabupaten dalam lingkungan daerah Provinsi Sumatera Utara, pasal 1 ayat 8 yang berbunyi: Tapanuli Tengah, dengan nama kabupaten Tapanuli Tengah dengan batas – batas yang meliputi wilayah Afdeling Sibolga dulu Staatsblad 1937 Nomor 563 ditambah dengan wilayah negeri Aek Raisan dan Tukka Holbung, sebagai dimaksud dalam ketetpan Gubernur Provinsi TapanuliSumatera Timur tanggal 18 januari 1950 No. 19pndpdta50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tanggal 19 mei 1950 No. 20IPSUJo. Keputusan panitia penyelenggara pembentukan Provinsi Sumatera Utara tanggal19 agustus 1950 No. 4D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Sumatera Utara tanggal 31 januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah yang termasuk Kota besar Sibolga. Sesuai uraian diatas dan tetap dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan adanya penduduk, adanya wilayah dan adanya pemimpin yang menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Tapanuli Tengah serta dengan memperhatikan masukan dari masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah telah ditetapkan hari jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 agustus 1945 sesuai peraturan daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 tentang hari jadi Kabupaten Tapanuli Tengah.

II.2 Kondisi Geografis Daerah Tapanuli Tengah