Korpus 3 Episode 1 scene 3 Analisis Film Upin dan Ipin Season 1

commit to user 74 pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar Dalyono, 2009: 212. Scene ini gambar cenderung sering menggunakan teknik medium dan medium close-up hal ini dikarenakan untuk menunjukkan gestur serta ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa yang terkandung dalam percakapan itu mempunyai pesan penting Pratista, 2008: 105. Teknik ini menggambarkan bahwa pembuat film ingin menyampaikan bahwa semua atau sebagian besar pesan dalam scene ini mempunyai arti yang penting tentang penyampaian pesan pembelajaran budi pekerti terhadap anak. Dalam scene ini proses pembelajaran yang disampaikan adalah dengan metode mendengarkan, hal ini ditunjukkan Upin dan Ipin saat mendengarkan penjelasan puasa dari Opah.

3. Korpus 3 Episode 1 scene 3

a. Makna Denotasi Scene ini kembali diawali dengan gambar landscape pemandangan sekitar rumah yang sudah larut malam, gambar ini juga kembali menggunakan teknik pengambilan extreme longshot. Selain itu gambar commit to user 75 pembuka scene ini juga menggunakan noise berupa suara jangkrik. Adegan dilanjutkan dengan setting kamar tidur Upin dan Ipin, adengan ini menggunakan teknik pencahayaan low key lighting, dimana Upin dan Ipin terlihat masih tertidur lelap. Visualisasi berikutnya adalah masuknya offscreen sound berupa derit pintu disusul dengan suara Kak Ros yang berusaha membangunkan Upin dan Ipin “Upin, Ipin, bangun sahur” kemudian dilanjutkan dengan adegan kak Ros yang menggoyang-goyang tubuh Upin yang sedang tidur sambil berkata “ish, cepat bangun”. Adegan berikutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang tertidur, namun Upin sudah mulai bergerak sambil menguap lebar. Kemudian dilanjutkan dengan Kak Ros yang terlihat marah karena Upin dan ipin tidak segera bangun dengan mengatakan “ish, budak-budak ni, akak simbah air skarang” gambar ini menggunakan teknik low angle. Lalu munculah Opah yang memasuki kamar dan menenangkan Kak Ros dengan dialog “dah atu Ros, pergi siapkan makanan biar Opah urus ni orang”. Opah kemudian berusaha membangunkan Upin dan Ipin “Upin, Ipin, eh bangun-bangun cepat, cepat bangun” yang diiringi dengan Upin yang menguap. Lalu Opah berusaha menggendong Upin dan Ipin. Adegan berlanjut di ruang makan diawali dengan Opah yang menyuruh duduk Upin dan Ipin, lalu Upin dan Ipin pun duduk diikuti dengan Ipin yang menguap. Upin dan Ipin masih terlihat mengantuk. Melihat Upin dan Ipin yang belum sepenuhnya terbangun, Kak Ros terlihat geram dan diikuti dengan tindakan mengambil ayam goreng. Shot ini menggunakan teknik commit to user 76 rack focus. Kemudian ayam tersebut digunakan untuk menarik perhatian Upin dan Ipin yang masih mengantuk dengan cara mendekatkannya sehingga Upin dan Ipin saling bertabrakan karenanya. Setelah sadar dan merasa kesakitan karena kepala mereka saling berbenturan, segera Kak Ros menyuruh mereka berdua untuk membasuh muka terlebih dahulu sebelum memakan ayam goreng tersebut dengan dialog “ha,nak ayam? Pergi basuh muka dulu” dan mereka lalu turun dari kursi. Lalu terlihat Opah yang mengingatkan Kak Ros bahwa tidak baik mempermainkan adik-adiknya. Setelah selesai mencuci muka dan tidak mengantuk, Upin dan Ipin kembali ke meja makan dan Opah menyuruh mereka untuk segera makan “makan kenyang-kenyang kau, lepas tu kita baca niat”. Setelah makan Upin dan Ipin bertanya tentang bagaimana caranya niat kepada Opah “hmmm, macam mana nak niat?”, lalu Opah menuntun mereka cara berniat yang baik dan benar. Kemudian scene ini ditutup dengan transisi dissolve ke gambar landscape rumah dengan pergerakan tilt dengan diiringi noise berupa suara jangkrik serta suara niat dari Upin dan Ipin. b. Makna Konotasi Scene ini diawali dengan lanscape rumah dengan setting malam hari dan diiringi offscreen sound berupa suara jangkrik, gambar ini menggunakan teknik extreem longshot. Extreme long shot umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas Pratista, 2008: 105. Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau commit to user 77 musim sesuai konteks naratifnya Pratista, 2008: 67. Selain itu, scene ini juga diawali dengan menggunakan noise berupa suara jangkrik. Noise salah satu fungsinya adalah sebagai pengisi suara latar, penonton sebisa mungkin mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita, sehingga terdengar nyata layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya Pratista, 2008:156. Setting kamar tidur Upin dan Ipin menggunakan teknik low key lighting untuk membuat kesan gelap kamar tidur. Low key lighting merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas yang tipis antara gelap dan terang. Teknik ini lebih mengutamakan unsur bayangan yang tegas dalam mise-en-scene Pratista, 2008: 79. Dalam scene ini tergambar proses pembelajaran tentang rela berkorban, ini terlihat dalam adegan dimana Upin dan Ipin dengan ikhlas bangun untuk bersahur tanpa terlihat menggerutu ataupun mengeluh. Rela berkorban merupakan salah satu pencitraan budi pekerti yang baik, karena melakukan tindakan dengan ikhlas hati Zuriah, 2007: 84. Suatu proses pembelajaran terlihat ketika Upin menanyakan kepada Opah tentang bagaimana cara berniat puasa yang benar. Dari adegan ini terlihat Upin mempunyai reaksi karena ketidaktahuannya tentang cara berniat yang benar dan disertai dorongan atas rasa keimanan yang mana di dalamnya termasuk patuh dan taat terhadap perintah Tuhan Yang Maha Esa. Beriman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya Tuhan Ynag Maha Esa ini diwujudkan dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala commit to user 78 larangan-Nya Zuriah, 2007:83. Orang terdorong belajar karena ada masalah yang harus dipecahkan, masalah itu merupakan perangsang atau stimulus terhadap individu. Dimana individu tersebut kemudian mengadakan reaksi terhadap rangsang, dan bila reaksi itu berhasil, maka terjadilah hubungan perangsang dengan reaksi dan terjadi pula peristiwa belajar Dalyono, 2009: 208. Dalam hal ini rangsang yang diberikan adalah Opah yang sebelumnya mengingatkan untuk berniat setelah selesai makan, disertai dengan stimulus keimanan dan rasa ingin tahu, maka Upin melakukan reaksi berupa pertanyaan yang memulai apa yang dinamakan proses belajar.

4. Korpus 4 Episode 2 Scene 2